Ilmu Tafsir

Studi Al-Qur’an dalam Era Globalisasi

×

Studi Al-Qur’an dalam Era Globalisasi

Share this article
Studi Al-Qur’an dalam Era Globalisasi
Studi Al-Qur’an dalam Era Globalisasi

Iqipedia – Dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin lama semakin pesat sehingga juga memberikan dampak positif dan negative bagi kehidupan manusia. Ada kalanya berdampak positif karena memudahkan untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan menambah kebutuhan ekonomi serta dapat mengakses hal apapun yang belum diketahui oleh setiap individu.

Tidak hanya itu, dampak negative yang didapatkan yaitu dengan adanya gadget ini, anak-anak juga kehilangan masa masa pertumbuhan dan perkembangannya dengan hal ini yang dulunya anak-anak dipenuhi dengan keceriaan bermain dengan teman sebayannya sekarang hanyalah dipenuhi dengan dunia gadget dengan berbagai aplikasi yang tidak layak diberikan. Sehingga al-qur’an yang harus dibaca setiap hari juga sudah dilupakan. Minat baca tulis al-qur’an sudah tidak diminati. 

Menurut survei yang telah saya lakukan,mulai tahun 2010 ketika saya masih menginjak sekolah dasar TPA(Taman Pembelajaran Al-qur’an bahwa kebanyakan anak-anak yang membaca al-qur’an hampir 95% semua gemar dan rajin membaca al-qur’an namun demikian pada tahun 2020 hingga sekarang anak-anak hingga orang dewasapun hanya sekitar 45% yang mau dan mampu membacanya.

Sangat tragis sekali bahwa jika dilihat dari prosentase perkembangan minat masyarakat menurun drastic dari tahun tahun sebelumnya. Apakah sekarang semua hanya menguatamakan pekerjaannya dibandingkan dengan ibadahnya ataukah mereka masih kesulitan dalam membaca al-qur’an. Ini yang masih menjadi pertanyaan besar bagi para ulama yang sering kali mengingatkan betapa pentingnya membaca al-quran serta mempelajari ilmu yang terkandung dalam al-qur’an. 

Sehingga secara umum, penelitian ini terdapat beberapa argumentasi mengenai kajian pentingnya belajar al-qur’an dan ilmu tafsir yang harus dipahami oleh semua umat islam. Yang pertama yaitu kajian al-qur’an dengan maraknya perkembangan gadget yang saat ini berada dalam genggaman orang sehingga perkembangan aplikasi al-qur’an sudah menjadi hal yang digemari karena mudah dan praktis ketika dibaca dimanapun tempatnya. Yang kedua yaitu kajian mengenai ilmu tafsir yang juga dipertimbangkan antara minat baca semua orang.

Kajian ini menggunakan deskriptif analisis yang mengkaji data-data yang ada didalamnya sehingga menggambarkan cara membaca al-qur’an yang mengikuti alur globalisasi yang semakin lama semakin berkembang pesat. Hal ini sangat berimbas kepada masyarakat yang setiap harinya tidak lepas dari gadget. 

Pos Terkait:  Corak Tafsir, Pengertian dan Macam-Macamnya: Tafsir Lughawi, ilmi, fiqhi, tasawuf, falsafi, adabi ijtima‘i

Oleh karena itu, asusi masyarakat mengenai penggunaan gadget menarik simpati pemerintah agar dapat mengembangkan al-qur’an menjadi lebih dekat dengan masyrakat. Sehingga bertujuan untuk mencegah dan mengatasi warga masyarakat yang kurang akan daya minat dalam mempelajari serta membaca ayat-ayat dalam al-qur’an. Serta bertujuan agar para masyarakatnya dapat memahami serta mengolah pemahaman mengenai seberapa pentingnya al-qur’an tersebut dengan menafsirkannya secara baik dan benar menurut aturan serta pedoman yang telah berlaku.

Kajian Al-Qur’an dalam era globalisasi dengan adanya gadget.

Di Indonesia juga sudah terdapat lembaga yang secara umum bertujuan untuk mengatasi serta melayani permasalahan mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan ibadah. Lembaga tersebut dinamai dengan Kementrian Agama. Adapun tujuan yang lain didirikannya lembaga Kementrian Agama adalah mengontrol ketaatan umat beragama, menjalin kerukunan, meningkatkan kecerdasan, serta menambah hubungan atau interaksi yang baik demi kesejahteraan lahir maupun batin guna membentuk masyarakat yang mengerti akan kepribadian yang mandiri serta berdaulat dengan mempererat nilai kebersamaan.

Adanya lembaga Kementrian Agama tersebut dapat mengkaji kitab suci agama Islam yaitu Al-Qur’an yang setiap hari harus dibaca oleh kalangan umat yang beragama islam meskipun satu hari satu ayat. Namun jika minat baca mereka tinggi dapat disarankan “one day one juz”. Jika dilihat dengan tingginya globalisasi yang semakin lama semakin diminati oleh kalangan anak kecil, orang dewasa bahkan orang yang sudah lanjut usiapun kecanduan dengan yang namanya gadget. 

Melihat permasalahan yang tidak ada hentinya, maka Kementrian Agama juga beredar aplikasi dengan bermuatan ideology radikal. Sehingga dapat mensukseskan program aplikasi al-qur’an yang berkerja sama dengan masyarakat umum sehingga tidak akan bosan ketika membacanya setiap hari karena dengan kemudahan dalam mengakses/ menjangkau baca tulis al-qur’an dapat mudah dilakukan.

Pos Terkait:   SEJARAH ILMU QIRO'AT DALAM AL-QURAN

Pemerintah sendiri juga menyadari jika mayoritas atau rata-rata masyarakatnya di Indonesia adalah beragama Islam, sehingga pembelajaran serta pendidikan dapat disebarluaskan dengan cepat melalui media sosial. Disisi yang lain, dari segi aplikasi dalam gadget juga banyak sekali macamnya, sehingga tidak ada satupun hambatan ketika masyarakat mengakses atau mengunduh berbagai aplikasi tersebut. Bersifat praktis, mudah diakses dan simple itu adalah aplikasi yang sudah beredar saat ini dan ribuan hingga ratusan pengguna aplikasi yang ada dalam gadget masing-masing sudah setiap hari banyak yang menggunakannya.

Adapun berbagai aplikasi yang sudah bererdar sekarang misalnya aplikasi kemenag yang dibuat langsung oleh apara Kementrian Agama. Mereka juga bekerja sama dengan para tokoh-tokoh ulama antara lain sebagai berikut: Zarkasyi Afif yang diangkat sebagai ketuanya, serta anggotanya antara lain Agus Nurul Saipuddin, Muhammad Zamroni Ahbab, Ali Akbar serta Ibnu Athoillah. Mereka adalah penegak serta menciptakan aplikasi terbaru dan tidak memberatkan mayarakat sehingga mereka juga aktif mengaksesnya. 

Aplikasi yang termuat didalamnya terdapat 30 juz serta terdapat asbabun nuzul (konteks historis ayat) dan juga adanya penelasan mengenai ilmu tafsir. Kelebihan aplikasi ini yaitu adanya keputusan yang telah disahkan oleh Kementrian Agama (KMA) No. 25 tahun 1984.

Tidak hanya mengkaji mengenai al-qur’an saja, namun dalam hal ini juga membahas al-qur’an serta tafsirnya. Model penulisan al-qur’an dalam aplikasi yang telah dibuat dari lembaga Kemenag sendiri juga memiliki keunikan yaitu dengan adanya Mushaf al-Tin yang telah disusun dengan rapi dan baik oleh Presiden Soeharto untuk makam istrinya. Dalam tafsirnya, berisi tentang penjelasan yang sangat mudah untuk dipahami, terperinci dan lebih mudah diakses oleh kalangan umum khususnya bagi orang yang beragama islam.

Setelah mengetahui dari beberapa pentingnya aplikasi Kemenag yang telah dibuat tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwasannya aplikasi tersebut dibuat dengan mempertimbangkannya secara matang sehingga tampilan dan hasilnya sangat maksimal, yang kedua aplikasi al-qur’an tersebut juga sudah beribu bahkan ratusan pengguna yang setiap harinya mengakses serta membaca ayat-ayat dalam al-qur’an dimanapun dan kapanpun, yang ketiga yaitu aplikasi tersebut tidak membutuhkan ruang yang banyak untuk menginstal dan tidak ada tagihanapapun setiap bulannya dan yang terakhir adalah dengan menggunakan aplikasi tersebut pengguna juga tidak akan bosan dan jenuh ketika membacanya karena didalam aplikasi yang dibuat oleh lembaga kemenag tersebut juga difasilitasi berbagai macam ilmu yang harus diterapkan oleh masyarakat juga tentunya.

Pos Terkait:  Prinsip-Prinsip Metodologi Tafsir Kontekstual

Kesimpulan

Dengan adanya berbagai cara yang telah dipertimbangakan dengan terperinci dan edukatif maka minat baca yang dulunya sangat tinggi dan jika dilihat prosentase sekarang jauh lebih menurun maka para lembaga khususnya Kemenag berusaha demi ayat-ayat dalam al-qur’an tidak berhenti begitu saja. Sehingga aplikasi yang dibuat dan mudah diakses dalam gadget berkembang cukup pesat. Karena dengan seiringnya zaman globalisasi dunia yang semakin tinggi maka al-quran yang berbentuk buku pun sudah tidak lagi digunakan, karena kebanyakan orang yang bekerja sudah tidak lagi mampu membawa al-qur’an kemana-mana. 

Oleh karena itu, masyarakat sangat antusias untuk mengkases aplikasi yang ada dalam gadget masing-masing guna membaca dan mempelajari kandungan ayat-ayat yang ada dalam al-qur’an.  Di sisi lain, aplikasi ini juga membuka kesadaran serta menambah inovasi bahwa seberapa pentingnya hikmah yang dapat diambil ketika kita ingat akan perintah Tuhan serta senantiasa hidup dijalan yang baik dan benar sesuai dengan perkembangan zaman.

Baca Juga: Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an pada Anak Usia Dini

Penulis: Nur ‘Ainul Yaqin

Referensi:

1. Studi Al-Qur’an Jurnal, P-ISSN: 0126-1648, E-ISSN:2239-2614

2. Igaph Sinaga dan Efori Buulolo Jailamm, “Aplikasi Mobile Pencarian Kata Pada Arti ayat  al-qur’an berbasis android”, 2016,h.

4. Nurul Saipuddin Ahmad, “Kementrian agama aplikasi digital” 6 November 2019.

5. Kementrian Agama, “Kementrian Agama, Visi Misi Kemenag 7 November 2019

6. Aso, Arnie Retno Mariana, Sudiarjo “Aplikasi Pembelajaran Ilmu Tajwid, dan huruf berbasis android. 9 September 2015