Metode Wafa: Belajar dan Menghafal Al-Qur’an
Metode Wafa: Belajar dan Menghafal Al-Qur’an

Metode Wafa: Metode Belajar dan Menghafal Al-Qur’an

Posted on

Iqipedia – Anak usia dini merupakan masa emas dalam perkembangan anak, sehingga perlu Pendidikan khusus utuk merangsang kecerdasan dan keseimbangan otak. Kecerdasan yang diiliki anak harus terus diasah dengan memberikan pengetahuan dan pembelajaran hal positif. Pembelaajaran tersebut dapat berupa penanaman belajar al-qur’an dengan cara yang mudah dan menarik.

Pembelajaran al-qur’an harus diterapkan pada anak-anak sejak usia dini. Maka dengan pembelajaran yang diterapkan kecerdasan anak akan bekerja dan terbentuk. Kecerdasan menurut Howard Gardner yaitu kemampuan seseorang untuk enyelesaikan masalah yang ditemukan dalam kehidupan nyata.

Dunia Pendidikan merupakan peran yang sangat menentukan perkembangan potensi anak. dan salah satu aspek yang perlu diterapkan yaitu penanaman pendidikan membaca al-qur’an karena al-qur’an termasuk sumber ajaran islam sebagaimana disebutkan dalam Hadits Riwayat Ahmad:

“ Hak anak atas orangtuanya ada tiga: memilihkan nama baik Ketika baru lahir, mengajarkan kitabullah (al-qur’an) Ketika mulai berfikir dan menikahkannya Ketika ia dewasa”.

Belajar merupakan suatu proses untuk memperoleh ilmu pengetahuan, seseorang akan mendapat pahala atas apa yang dipelajarinya dengan mempelajari Al-Qur’an dan mengamalkannya. Al- qur’an merupakan kitab suci umat islam yang membawa manusia menjadi sebaik-baik manusia.

Pembelajaran yang monoton akan membuat anak menjadi tidak memperhatikan, menimbulkan rasa tidak nyaman, dan bahkan tidak suka membaca a-qur’an. Dari metode yang tidak tepat akan membuat anak bosan dan sulit diterima. Sehingga Mempelajari al-qur’an juga membutuhkan metode yang tepat.
Salah satu metode pembelajaran yang berdeda yaitu metode “WAFA” metode ini didirikan oleh K.H Muhammad Shaleh Drehem ketua ikatan Da i Indonesia (IKADI). Metode wafa didirikan pada awal tahun 2012 yang menggunakan otak kanan sebagai system dan metode pembelajaran yang komprehensif,mudah dan menyenangkan

Pos Terkait:  Abu Jahal Suka Bacaan Al-Quran Tapi Mau beriman

Al-Qur’an merupakan pedoman utama bagi seorang muslim dalam menjalani kehidupannya. Maka dianjurkan untuk belajar serta menghafal al-Qu’ran. Teori belajar pada anak usia dini menurutt teori kognitif belajar merupakan proses diperolehkannya pemahaman. Belajar yaitu proses mental yang aktif untuk memperoleh mengajar dan menggunakan pengetahuan.

Teori belajar kognitif menurut Vygotsky perkembangan belajar anak dipengaruhi oleh oang yang ada disekitarnya. Pengetahuan, sikap dan nilai akan muncul setelah melakukan interaksi dengan orang lain. Percakapan yang ditangkap akan mengarahkan perilaku dalam dirinya. selain belajar juga diperlukan metode menghafal. Menghafal al-qur’an yaitu suatu kecakapan memelihara dan menjaga al-Qur’an sebagai wahyu Allah melalui proses meresapi lafadz-lafadz ayat sesuai kaidah membaca al-qur’an.

Menghafal secara Bahasa berasal dari bahasa arab yang berarti memelihara, menjaga. Seseorang yang menghafal biasa disebut penghafal yaitu prang yang menghafal dengan cermat.
Menghafal al-qur’an menurut beberapa ahli:

1. Abdul qoyyum, menghafal yaitu menyampaikan ucapan diluar kepala (tanpa melihat).
2. Syaiful bahri djamarah, suatu kemampuan jiwa untuk memasukkan, menyimpan, dan menimbulkan Kembali hal-hal yang telah lampau
3. Baharudin, menghafal adalah menanamkan asosiasi ke dalam jiwa.

Menghafal al-Qur’an dengan metode WAFA

Metode pembelajaran WAFA adalah metode yang didirikan pada tahun 2012 yang dikembangkan oleh Yayasaan Syafa’atul Qur’an Indonesia (YAQIN) dengan pendiri oleh KH. Muhammad Shaleh Drehem. Metode ini sangat berbeda dengan metode pembelajaran yang lain. Karena metode WAFA bersifat komprehensif,mudah dan menyenangkan. Metode ini mencakup 5T yaitu Tilawah,Tahfidz,Tarjamah,Tafhim, dan Tafsir.

Pos Terkait:  Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an pada Anak Usia Dini

Metode WAFA dilahirkn dengan visi melahirkan ahli al-qur’an sebagai pembangun peradaban masyarakat qur’ani di Indonesia. Dengan ahli yang dimaksud yaitu bagus bacaannya, banyak hafalannya, paham bacaannya, dan akhlaknya baik (tim wafa, 2013). Hingga visi ini memunculkan keseluruhan metode yaitu adanya kurikulum dan tujuan.

Tujuan dari metode wafa yaitu:

1. Meningkatkan kemampuan membaca al- qur’an dengan baik dan benar sesuai tajwid.
2. Dapat menulis arab dengan baik.
3. Dapat memudahkan untuk menghafal al-qur’an.

Kurikulum metode wafa dibagi menjadi tiga aspek yaitu:

1. Membaca

  • Menguasai makharijul huruf (buku wafa jilid 1)
  • Menguasai panjang dua harakat (jilid 2)
  • Bacaan tekan (jilid 3)
  • Bacaan dengung (jilid 4)
  • Bacaan qalqalah (jilid 5)

2. Menulis

  • Menebali huruf tunggal
  • Menulis huruf
  • Menulis sambung
  • Menulis ayat

3. Menghafal

  • Menghafal jus 30 dan 29

Metode wafa memiliki keunikan tersendiri yaitu yang pertama, penggunaan bahasa ibu dalam penyusunannya. Karena penyusunannya membentuk kata yang mirip dengan bahasa ibu contohnya : (ma-ta, sa-ya, ka-ya, ra-da), (a-da, tha-ha, ba-wa, aja-la) dan seterusnya. Hal ini membuat belajar menjadi menarik dan tidak membosankan. Yang kedua yaitu tulisan huruf hijaiyah juga dilengkapi dengan berbagai macam gambar yang sesuai dengan konsep pembahasan. Yang ketiga buku wafa dilengkapi dengan sirah nabi dan sahabat. Dan yang ke empat yaitu buku disajikan dalam bentuk berwarna tidak hanya hitan ataupun putih.

Pos Terkait:  Pengertian Riba, Macam-Macam Riba, Dalil, Hukum dan Sejarahnya
Kesimpulan

Dari pembeljaran diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada anak usia dini harus menggunakan strategi yang mudah dipahami oleh anak-anak. seperti penerapan pembelajaran metode wafa pada saat membaca dan menghafal al-qur’an. Sehingga anak akan mampu membaca al-qur’an dengan mudah dan cepat. Dalam pembelajarannya metode wafa menggunakan fungsi dua fungsi otak sekaligus yaitu otak kanan dan otak kiri jadi dengan begitu pembelajaran akan seimbang.

Metode wafa didirikan oleh K.H Muhammad Shaleh Drehem pada tahun dengan system pembelajaran yang konferhensif,mudah, dan menyenangkan.
Didalam wmetode ini juga memuat buku yang menarik dan tidak membosankan dari penulisannya, pengolahan kata, gambar, dan warna warni tuisan. Selain itu metode ini mempunyai visi, misi dan tujuan sebagaimana agar anak mampu menghafal dan membaca dengan cepat, tepat, baik, dan benar sesuai tajwidnya. Juga diterapkan 5T yaitu: Tilawah,Tahfidz,Tarjamah,Tafhim, dan Tafsir. Sehingga bisa dikatakan bahwa buku pedoman ini sudah memenuhi standar lengkap dan sangat menarik. Pembahasan dan penelitian ini diharapkan dapat menjadi inspirasi dan contoh pengembangan belajar al-qur;an bagi guru pendidik.

Baca juga: 7 Fungsi dan Manfaat Al-Qur’an Dalam Kehidupan Sehari-hari

Penulis: Wahyu Sri Dayanti

Referensi:

  1. Tim wafa, 2013 belajar al qur’an metode otak kanan.
  2. S imroatus dan R siti, “artikel pembelajaran metode wafa” Howars gardner, pengetahuan online http://id.m.wikipedia.org
  3. “tentang wafa” http://wafaindonesia.or.id 2022
  4. Teori belajar dan pembelajaran anak usia dini http://id.scribd.com 2022