Rasulullah mengajarkan kepada manusia tentang keimanan secara totalitas; dengan hati, lisan, dan perbuatan. Yang memiliki arti bahwa kepercayaan dan keyakinan kepada Allah Swt. harus dibarengi dengan perbuatan-perbuatan yang baik (amal shalih) dalam setiap kesempatan dan di manapun berada. Karena orang hidup di dunia hakikatnya hanya (tempat singgah sementara) untuk menjalankan pengabdian diri sebagai bekal yang baik.
Bekal tersebut menuju kampung akhirat, sehingga tidak ada alasan untuk tidak melakukan hal-hal yang baik (Islam), baik itu kepada diri sendiri maupun kepada orang lain secara ikhlas dan kepatuhan. Apabila seseorang mampu mengintegrasikan (menyeleraskan) seluruh gerak kerja (amal), baik disaat melakukan relasi ketuhanan (hablun minallah) dan relasi kemanusiaan (hablun minannas) secara istiqamah sehingga tercipta jalinan relasional yang harmonis, maka implikasinya seorang hamba akan dapat mengenyam kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Kesimpulan
Iman dan islam merupakan dua unsur yang saling mempengaruhi. Allah telah banyak memberikan sarana, berupakan pikiran, hati, hikmah untuk meneguhkan keimanan seseorang, sarana akal manusia yang kritis bersifat analisis dapat menjelaskan keyakinan dan memperlihatkan pertentangan, dengan jalan bertanya, berdialog membedakan, membersihkan, menyisihkan dan menolak, akhirnya ditemukan hakikat. Oleh karena itu pentingnya mengetahui apa itu iman merupakan hal yang sangat urgent pada saat ini.
Penulis: Hana Salsabila
Refrensi Pengaruh dan Manfaat Iman Bagi Manusia:
- Ulumiddin Ihya, Ilmu dan Keyakinan, (Jakarta: Republika, 2002), h. 259-262.
- Ulumiddin Ihya , Ilmu dan Keyakinan, (Jakarta: Republika, 2002), h. 263.
- Shofaussamawati, “Iman dan Kehidupan Sosial”, Studi Hadis Vol. 2 No. 2, 2016, h. 223-224.
