EdukasiTips Edu

Pendidikan Parenting Sebelum Nikah, Pengertian dan Peran Orang Tua

×

Pendidikan Parenting Sebelum Nikah, Pengertian dan Peran Orang Tua

Share this article
Pendidikan Parenting Sebelum Nikah, Pengertian dan Peran Orang Tua
Pendidikan Parenting Sebelum Nikah, Pengertian dan Peran Orang Tua

Iqipedia.com – Parenting merupakan bagian dari proses mendidik dan mengembangkan potensi anak dengan baik. Parenting adalah awal perkembangan pribadi dan jiwa seorang anak. Parenting yaitu sikap dan perilaku orang tua dalam membina kelangsungan hidup seorang anak dalam pertumbuhan, perkembangan, dan memberikan perlindungan anak secara menyeluruh baik fisik, sosial, maupun mental, serta spiritual yang berkepribadian.

Menurut Darling & Steinberg, 1993 (Ningrum. 2015) gaya pengasuhan atau pola asah didefinisikan sebagai sekumpulan sikap terhadap anak yang dikomunikasikan kepada anak dan menciptakan suasana emosional di mana perilaku-perilaku orang tua diekspresikan. Parenting didefinisikan sebagai sekumpulan sikap terhadap anak yang menumbuhkan suasana emosional yang diekspresikan melalui perilaku-perilaku orang tua.

Anak adalah amanah yang diberikan oleh Allah kepada manusia, kehadiran seorang anak sangat diharapkan oleh keluarga agar dapat menjadi generasi penerus orang tuanya. Pembelajaran kepada anak dimulai sejak usia dini, kondisi keluarga yang harmonis dapat memberikan pengaruh positif pada perkembangan anak. Perkembangan anak dapat dipengaruhi oleh sikap dan cara orang tua dalam mendidik anak-anaknya, keluarga yang positif dapat menjadikan tumbuh kembang anak menjadi positif juga, demikian sebaliknya. Karena, orang tua merupakan cerminan yang dapat dilihat dan ditiru oleh anak-anaknya.

Parenting itu Apa Sih?

Parenting berasal dari bahasa Inggris yang berasal dari kata parent yang berarti orang tua. Sedangkan dalam kamus Oxford, parenting adalah the process of caring for your child or children. Penjelasan oleh Martin Davies tentang parenting yaitu process of promoting and supporting the physical, emotional, social, and the intellectual development of a child from infancy to adulthood. Mendidik atau pendidikan anak dalam Bahasa Arab “Tarbiyah al-Awlad”. Makna dari kata tarbiyah merupakan proses menumbuhkan dan mengembangkan apa yang ada dalam diri anak baik secara fisik, psikis, sosial maupun spirituial. Makna awlad secara etimologi merupakan jamak dari kata waladun yang berarti anak.

Parenting adalah pekerjaan dan keterampilan orang tua dalam mengasuh anak. Menurut Jerome Kagan (dalam Berns, 1997), beliau adalah seorang psikologi perkembangan, yang mendefinisikan pengasuhan sebagai serangkaian keputusan tentang sosialisasi pada anak, yang mencakup apa yang harus dilakukan oleh orang tua agar anak mampu bertanggung jawab dan memberikan konstribusi sebagai anggota masyarakat. Jadi pengasuhan disini adalah bagaimana orang tua harus menjelaskan kepada anak bagaimana anak bisa mempunyai tanggung jawab yang tinggi terhadap semua hal yang dilakukan. Keluarga harus selalu mendukung kegiatan yang dilakukan anak selagi itu merupakan hal yang baik untuk dilakukan.

Peran dan Fungsi Orang Tua dalam Edukasi Parenting

Menurut Djamarah (dalam Rahmi & Yenita, 2017: 40), pendidikan parenting merupakan suatu interaksi antara orang tua dengan anak yang mencakup kebutuhan fisik (makanan, tempat tinggal, pakaian, kesehatan dan lain-lain), kebutuhan psikologis (rasa aman, keselamatan, perlindungan, kasih sayang, cinta, dan lain-lain), pembentukan karakter anak dan juga mengenai sosialisasi norma-norma yang berlaku di masyarakat agar anak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Pos Terkait:  Urgensitas Pendidikan Pesantren Menghadapi Tantangan zaman

Orang tua memiliki kewajiban untuk memenuhi kebutuhan anak, karena orang tua membawa pengaruh besar bagi perkembangan anak-anaknya dalam proses menuju dewasa. Tetapi, di beberapa negara berkembang seperti Indonesia, masih banyak orang tua yang menjalankan pengasuhan pada anak dengan kurang efektif. Hal tersebut diduga disebabkan karena adanya beberapa faktor seperti kesalahan pola asuh, paparan media, ekonomi rendah, pengetahuan yang minim, pengalaman yang kurang, serta usia pernikahan orangtua yang terlalu muda (Rahmi & Yenita, 2017: 40).

Orang tua (dalam hal ini ayah dan ibu) dalam sebuah keluarga sangat dibutuhkan dalam membantu anak untuk memiliki dan mengembangkan dasar-dasar pendidikan nilai. Keluarga yang utuh akan memberikan peluang besar untuk mengembangkan cara-cara yang efektif dalam mengarahkan, membimbing, dan membantu anaknya menyatu dalam suatu makna keluarga dan berinteraksi dengan lingkungan masyarakat.

Menurut Arief Rohman, menjelaskan bahwa keluarga memiliki fungsi sebagai berikut:

  1. Fungsi proteksi, keluarga harus memberikan perlindungan, perawatan, serta menjaga dari setiap gangguan yang dapat mengancam keselamatan anggota keluarganya.
  2. Fungsi rekreasi, keluarga harus memberikan dan menciptakan rasa damai, tentram dan gembira sehingga lingkungan keluarga memberikan sarana hiburan bagi anak.
  3. Fungsi inisiasi, keluarga harus mengenalkan kepada anak tentang hal-hal yang berada disekitar lingkungannya, seperti nama hewan, nama kelurga yang lain, saudara, dan tetanga agar anak mengenal lingkungan sekitarnya.
  4. Fungsi sosialisasi, anak harus diberikan pendidikan mengenai adat istiadat, budaya yang diterapkan di lingkungan yang ditempati agar anak dapat hidup baik dengan masyarakat setempat.
  5. Fungsi edukasi, anak hari diberi pendidikan sejak dini baik yang bersifat pengetahuan maupun yang bersifat budaya. Agar anak bisa tumbuh menjadi anak yang cerdas dan bermoral.

Keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama bagi anak, di mana pendidiknya adalah kedua orang tua mereka. Pendidikan keluarga merupakan pendidikan alamiah yang melekat pada setiap bangunan rumah tangga. Institusi keluarga memiliki peranan penting dalam proses pendidikan anak, karena sebelum anak masuk pada lingkungan sekolah dan masyarakat, ia terlebih dahulu memperoleh pendidikan di lingkungan keluarga.

Kenapa Harus Belajar Parenting?

“Tidak usah belajar teori parenting, sebab sudah menjadi naluri manusia untuk menjadi orang tua pasti menginginkan yang terbaik bagi anak-anak nya”. Mungkin sebagian orang berpikir demikian? Salah kah? Tidak. Belajar parenting apakah salah? Sama sekali Tidak. Jadi harus bagaimana?

Nah, coba ulangi lagi baca pengertian parenting diatas. Dapat kita tarik kesimpulan bahwa belajar parenting itu sangat diperlukan oleh calon orang tua atau para orang tua. Sebab pendidikan parenting bukan soal sepele. Memang antara teori-teori yang ada seputar tips mendidik anak tidaklah mudah dipraktekan, tetapi setidaknya kita ada bahan acuan untuk bekal mendidik anak kita. Manusia itu sudah dianugerahkan naluri keibuan dan kebapakan, tetapi tidak semua orang menyadari bahwa ada suatu hakikat dalam hidup ini terkait kehidupan ini, yang dimana manusia terkadang merasa memiliki seutuhnya apa yang dipunya termasuk anak. Dan banyak pula orang yang berjuang mati-matian menginginkan yang terbaik bagi anak tetapi tidak memberikan hak anak terlebih dahulu, terkadang banyak orang cenderung otoriter terhadap anak.

Pos Terkait:  Tantangan dan Problem Dalam Mendidik Anak

Sesungguhnya tidak ada yang salah dalam memberikan yang terbaik bagi anak, semua orang pasti demikian, begitupun dengan Saya. Hanya saja kita sebagai orang tua harus bertindak lebih bijaksana supaya diantara kedua belah pihak (antara orang tua dan anak) tidak saling bertolak belakang. Menurut saya, sebelum kita mempraktekannya kepada anak, ada hal yang lebih penting, yakni kita harus memahami terlebih dulu kepribadian kita dan pasangan sebab kunci keberhasilan rumah tangga itu terletak pada kesadaran akan karakter kita dan pasangan masing-masing.

Selain itu pula, orang tua dan rumah adalah “sekolah” pertama yang dikenal anak karena orang tualah yang pertama kali mengajari dan membekali anak dengan nilai dan norma sebelum anak belajar pada pendidikan formal sekolah dasar. Membekali diri dengan beragam informasi tentang pendidikan anak adalah sebuah keharusan bagi kedua orang tua agar pola didik dan pola asuh yang mereka terapkan di rumah tepat sasaran dan efisien. Hal itu akan memberikan dampak positif bagi anak, yaitu tumbuh dengan nilai-nilai baik yang telah tertanam kuat pada sanubari dan terbawa hingga dewasa kelak. Secara umum pendidikan parenting dapat kita artikan sebagai sarana untuk mengedukasi orang tua dalam memberikan pendidikan tentang karakter dengan metode yang tepat bagi buah hati kita.

Seberapa Pentingnya Sih Belajar Parenting Sebelum Nikah?

Pernahkah anda dan pasangan sebelum menikah berbincang-bincang mengenai masa depan anak nanti? atauk pernahkah anda dan pasangan berdiskusi membahas metode pendidikan untuk anak nanti? atau justru anda dan pasangan sama sekali tidak pernah diskusi masalah pendidikan anak nanti? atau sebagian orang menganggap bahwa masalah pendidikan anak di bahas nanti saja setelah menikah dan memiliki anak?

Mungkin sebagian orang masih memandang sepele, atau bahkan mereka mengira belajar parenting sebelum menikah itu hal yang tabu dan terlampau jauh. Ahh… ngapain coba belajar parenting, orang nikah aja masih lama atau nanti saja belajar parenting nya kalau udah punya anak. Demikian asumsi sebagian orang.

Ada pepatah yang mengatakan “Sedia Payung Sebelum Hujan”, berarti ada sebaiknya kita mempersiapkan segala sesuatunya sebelum kejadian yang tak diinginkan terjadi. Sama halnya seperti pendidikan parenting. Ada baiknya kita diskusi dengan pasangan tentang konsep mendidik anak nanti, visi dan misi mendidik anak, anak kita akan diarahkan seperti apa demi kebaikan perkembangan nya nanti. Karena komitmen pernikahan bukan masalah ketahanan hubungan kita dengan pasangan, cara menjadi suami atau istri yang baik, tetapi juga tentang persiapan mental kita dalam menyambut dan mendidik buah hati. Atau juga buat anda yang mempunyai pengalaman buruk di keluarga, coba kita belajar parenting yuk supaya nanti ketika kita punya anak jangan sampai pengalaman buruk kita terkait pola asuh dan pendidikan dari keluarga yang kita alami tertular kepada anak.

Pos Terkait:  Lemak Sapi, Pengertian, Manfaat, Kandungan dan Cara Mendapatkannya
Kesimpulan

Parenting adalah pekerjaan dan keterampilan orang tua dalam mengasuh anak. Menurut Jerome Kagan (dalam Berns, 1997), beliau adalah seorang psikologi perkembangan, yang mendefinisikan pengasuhan sebagai serangkaian keputusan tentang sosialisasi pada anak, yang mencakup apa yang harus dilakukan oleh orang tua agar anak mampu bertanggung jawab dan memberikan konstribusi sebagai anggota masyarakat. Jadi pengasuhan disini adalah bagaimana orang tua harus menjelaskan kepada anak bagaimana anak bisa mempunyai tanggung jawab yang tinggi terhadap semua hal yang dilakukan. Keluarga harus selalu mendukung kegiatan yang dilakukan anak selagi itu merupakan hal yang baik untuk dilakukan.

Belajar parenting itu sangat diperlukan oleh calon orang tua atau para orang tua. Sebab pendidikan parenting bukan soal sepele. Memang antara teori-teori yang ada seputar tips mendidik anak tidaklah mudah dipraktekan, tetapi setidaknya kita ada bahan acuan untuk bekal mendidik anak kita. Manusia itu sudah dianugerahkan naluri keibuan dan kebapakan, tetapi tidak semua orang menyadari bahwa ada suatu hakikat dalam hidup ini terkait kehidupan ini, yang dimana manusia terkadang merasa memiliki seutuhnya apa yang dipunya termasuk anak. Dan banyak pula orang yang berjuang mati-matian menginginkan yang terbaik bagi anak tetapi tidak memberikan hak anak terlebih dahulu, terkadang banyak orang cenderung otoriter terhadap anak.

Sebaiknya kita mempersiapkan segala sesuatunya sebelum kejadian yang tak diinginkan terjadi. Sama halnya seperti pendidikan parenting. Ada baiknya kita diskusi dengan pasangan tentang konsep mendidik anak nanti, visi dan misi mendidik anak, anak kita akan diarahkan seperti apa demi kebaikan perkembangan nya nanti. Karena komitmen pernikahan bukan masalah ketahanan hubungan kita dengan pasangan, cara menjadi suami atau istri yang baik, tetapi juga tentang persiapan mental kita dalam menyambut dan mendidik buah hati. Atau juga buat anda yang mempunyai pengalaman buruk di keluarga, coba kita belajar parenting yuk supaya nanti ketika kita punya anak jangan sampai pengalaman buruk kita terkait pola asuh dan pendidikan dari keluarga yang kita alami tertular kepada anak.

Referensi:

  1. Buku Belajar Parenting Sebelum Menikah Why Not?
  2. Buku New Normal Parenting
  3. Jurnal Pendidikan Parenting Pranikah (Khairun Nisa)