Iqipedia.com – Pesantren menjadi tolak ukur yang sangan intensif dalam menciptakan generasi yang berpendidikan dan berbudi pekerti yang baik tidak hanya itu pesantren juga mengajarkan bagaimana cara bersosial yang baik dan bersikap ramah terhadap orang lain sehingga tak heran jika banya sekali tamatan dari pondok pesantren yang akhirnya menjadi tokoh dan figur masyarakat di daerahnya ketika keluar dari pesantren, hal ini memberikan semangat berdakwah dan menyebarkan ajaran islam yang penuh dengan ramah dan toleransi.
Urgensitas pendidikan pesanttren menghadapi tantangan zaman ini sangat jelas apalagi pada masa saat ini tantangan zaman menjadi sangat antusias dengan dibenturkannya beberapa aliran yang kerap kali muncul diberbagai wilayah mulai dari yang ekstrim radikal bahkan liberal.
Aliran ekstrim dikenal dengan aliran yang keras artinya mengajak orang dengan cara yang represif padalah dalam alquran sendiri dijelaskan
ٱدْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلْحِكْمَةِ وَٱلْمَوْعِظَةِ ٱلْحَسَنَةِ ۖ وَجَٰدِلْهُم بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِٱلْمُهْتَدِينَ
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.
Dari ayat diatas menunjukkan bahwa metode yang digunakan dalam berdakwah adalah metoda persuasif bukan dengan cara ekstrim atau bahkan represif karna dalam agama tidak ada unsur paksaan.
Sedangkan aliran radikal dikenal dengan aliran yang memberikan iterpretasi alquran secara tekstual tampa mempelajari ilmu tafsir dan berbagai ilmu lainnya.
Baca Juga:Pendidikan Pesantren Dalam Menangkal Radikalisme dan Ekstrimesme
Demikan juga aliran liberal dengan pemikiran bebasnya yang tidak mengedepankan ajaran ulama’ salaf terdahulu.
Kemunculan aliran – aliran tersebut dikarenakan kurangnya ilmu pengetahuan tentang agama yang hanya belajar lewat media sosial tampa mempelajari ilmu balaghoh mantiq nahwu sorrof dan ilmu ilmu yang lainnya yang hanya dikaji dipesantren – pesantren salaf.
Dengan berbagai macam guncangan dan gempuran aliran, pendidikan pesantren menjadi sangan penting untuk menjaga pikiran anak muda bangsa indonesia dari pengaruh aliran supaya tidak termasuk pada aliran yang bertentangan dengan syariat islam. Sehigga sudah menjadi hal yang wajar bagi orang tua yang mengkhawatirkan anaknya untuk mensekolahkannya diluar tampa adanya pengawasan darinya, kekhawatiran itu menjadi alasan bagi orang tua untuk memasukkan anaknya kepesantren agar dapat menimba ilmu dengan lebih tenang dan aman.
Dalam hadist disebutkan
مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِاْلعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَهَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ باِلعِلْمِ
Barangsiapa yang hendak menginginkan dunia, maka hendaklah ia menguasai ilmu. Barangsiapa menginginkan akhirat, hendaklah ia menguasai ilmu. Dan barang siapa yang menginginkan keduanya (dunia dan akhirat), hendaklah ia menguasai ilmu.” (HR. Ahmad)
Baca Juga: aliran-aliran-modern-dalam-islam
Dari hadist tersebut mengajarkan betapa pentingnya pendidikan dizaman sekarang karna dengan ilmulah orang bisa mengerti mana yang hak dan mana yang batil dan salah satu cara untuk mendapatkannya dengan mengenyam pendidikan pesantren, dimana pendidikan pesantren memberikan kenyamana dalam tholabul ilmi atau mencari ilmu dengan berbagai fasilitas yang diberikan kepada santri mulai dari menyediakan kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder, serta pembagian kelas hingga menyediakan program menggali potensi yang dikemas dengan forum musyawarah (lembaga kajian fikih) untuk menjawab seputar permasalahan yang terjadi dimasyarakat. dari sekian banyaknya program yang disediakan pesantren itu semua dalam rangka mencetak generasi ummat islam yang soleh dan menyebarkan ajaran ajaran rasulullah SAW
Sekian dari kami mengenai artikel Urgensitas Pendidikan Pesanttren Menghadapi Tantangan zaman, jika ada yang salah atau keliru mohon dibenaerkan.
Penulis: Naufal Mamduh
Editor: Moh. Solehuddin
