Iqipedia.com – Salah satu cara yang digunakan untuk memperkuat argumentasi itu dengan qasam atau sumpah. Uslub qasam banyak terdapat dalam al-Qur’an yang di namai dengan qasam Al-Quran. Adanya kalimat qasam al-Quran bukanlah sebagai bentuk ikut-ikutan terhadap tradisi bangsa Arab ketika itu, tapi untuk menguatkan informasi wahyu yang diturunkan Allah melalui Nabi Muhammad dengan kondisi jiwa bangsa Arab yang berbeda-beda sebagai penerima wahyu. Ada yang memiliki kesiapan jiwa yang jernih serta hati yang suci sehingga dengan mudah mau menerima kebenaran hanya dalam waktu yang singkat.
Namun ada pula yang memiliki jiwa yang tertutup oleh kejahilan dan kegelapan sehingga susah menerima petunjuk dan kebenaran tersebut. Maka orang seperti ini perlu diberikan peringatan dengan kalimat yang keras, sehingga diharapkan dapat berubah dan menerima kebenaran. Maka “sumpah” ini dilakukan sebagai langkah untuk memberikan kesadaran kepada mereka, kesadaran untuk menerima kebenaran yang datangnya dari Allah.
Apakah yang dimaksud dengan qosām al-Quran? Apa saja yang menjadi unsur-unsur sebuah qasam dalam al-Quran? Jenis-jenis qasam apa saja yang terdapat dalam al-Quran? Mengapa qasam itu mesti ada dalam al- Qur’an? Hal-hal inilah yang akan dikaji dalam makalah ini.
Pengertian Qosam Al-Quran
Qosam secara bahasa adalah berasal dari bahasa arab yang berarti sumpah. Adapun qasam menurut istilah adalah mengaitkan jiwa untuk tidak melakukan sesuatu perbuatan, atau untuk mengerjakannya, yang diperkuat dengan sesuatu yang diagungkan bagi orang yang bersumpah, baik secara nyata atau secara keyakinan saja.
Menurut Kāzhim Fatḫī al Rāwī, qasam berarti sesuatu yang dikemukakan untuk menguatkan sesuatu yang dikehendaki oleh yang bersumpah, baik untuk memastikan atau mengingkari sesuatu. Ibnu al Qayyim mengemukakan bahwa qasam merupakan ungkapan yang diberikan untuk penegasan dan penguatan berita jika berita-berita itu disertai dengan kesaksian (syahādah).
Jadi dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan aqsām al-Qurān yaitu sesuatu yang disampaikan untuk menguatkan sebuah berita yang terdapat di dalam al- Qur’an disertai dengan unsur-unsur qasam untuk menghilangkan keraguan dan meyakinkannya tentang kebenaran akan isi kandungan al- Qur’an.
Unsur-Unsur Qasam Al-Quran
Unsur-unsur qasam Al-Quran ada tiga yaitu:
1. Sighat Qasam
Sighat qasam adalah sighat yang digunakan untuk menunjukkan qasam/sumpah, baik dalam bentuk fi῾il maupun huruf seperti ba, ta, dan waw sebagai pengganti fi῾il qasam karena sumpah sering digunakan dalam keseharian.
2. Muqsam bih
Muqsam bih yaitu sesuatu yang dijadikan sumpah oleh Allah swt.
3. Muqsam ‘alaih
Muqsam ‘alaih kadang juga disebut jawab qasam. Muqsam ‘alaih merupakan suatu pernyataan yang datang mengiringi qasam, berfungsi sebagai jawaban dari qasam. Dengan kata lain, pernyataan yang karenanya qasam diucapkan.
Jenis-Jenis Qasam Al-Quran
Qasam al-Quran ada dua jenis bila dilihat dari segi fi’il qasamnya yaitu qosam zhahir dan qasam mudmar:
A. Qasam Al-Quran Zhāhir
Qasam Al-Quran yang zhāhir atau qasam sharīḫ, yaitu qasam yang fi`il qasamnya disebutkan bersama dengan muqsam bihnya. Fādhil al Sāmirānī menjelaskan bahwa qasam zhāhir yaitu qasam yang di dalamnya itu terdapat salah satu dari huruf qasam atau salah satu dari lafadh qasam2.
Contoh: surat al-Qiyāmah ayat 1-3:
لَآ اُقْسِمُ بِيَوْمِ الْقِيٰمَةِۙ وَلَآ اُقْسِمُ بِالنَّفْسِ اللَّوَّامَةِ اَيَحْسَبُ الْاِنْسَانُ اَلَّنْ نَّجْمَعَ عِظَامَهٗ ۗ
“Aku bersumpah demi hari Kiamat. Aku bersumpah demi jiwa yang sangat menyesali (dirinya sendiri). Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang-belulangnya?”
Qasam Al-Quran yang zhāhir atau qasam sharīḫ ini terbagi dua:
- Isti`thāfīy yaitu sumpah yang jawab al qasamnya itu jumlah insyāiyyah (kalimat yang mengandung harapan), dan huruf qasam yang digunakan adalah bā’ dan hanya sedikit dalam uslub qasam. Contohnya surat al An`ām ayat 109 yang berbunyi:
وَاَقْسَمُوْا بِاللّٰهِ جَهْدَ اَيْمَانِهِمْ لَىِٕنْ جَاۤءَتْهُمْ اٰيَةٌ لَّيُؤْمِنُنَّ بِهَاۗ قُلْ اِنَّمَا الْاٰيٰتُ عِنْدَ اللّٰهِ وَمَا يُشْعِرُكُمْ اَنَّهَآ اِذَا جَاۤءَتْ لَا يُؤْمِنُوْنَ
“ Mereka bersumpah dengan (nama) Allah dengan sebenar-benarnya sumpah (bahwa) sungguh jika datang suatu bukti (mukjizat) kepada mereka, pastilah mereka akan beriman kepadanya. Katakanlah, “Sesungguhnya bukti-bukti itu hanya ada pada sisi Allah.” Kamu tidak akan mengira bahwa jika bukti (mukjizat) itu datang, mereka tidak juga akan beriman”
2. Ghairu isti`thāfīy yaitu sumpah yang jawab al qasamnya itu jumlah khabariyyah (kalimat berita), yang jenis ini banyak beredar di kalangan orang Arab dan juga dalam al- Qur’an. Contohnya surat Yāsīn ayat 2-3 yang berbunyi:
وَالْقُرْاٰنِ الْحَكِيْمِۙ اِنَّكَ لَمِنَ الْمُرْسَلِيْنَۙ
“Demi Al-Qur’an yang penuh hikmah, sesungguhnya engkau (Nabi Muhammad) benar-benar salah seorang dari rasul-rasul”
B. Qasam Al-Quran mudhmar
Qasam Al-Quran yang mudhmar (qasam Al-Quran tersembunyi) atau ghairu sharīḫ yaitu qasam yang fi‟il qasam dan muqsam bihnya tidak disebutkan, karena kalimat sebelumnya terlalu panjang. Namun ditunjukkan oleh lām taukīd yang terdapat pada muqsam alaih atau jawāb qasam. Ibnu Hisyām seperti dikutip oleh Al Mukhtār al Salāmī berpendapat bahwa fi’il qasam dan muqsam bih yang dikenal dengan sebutan jumlah al qasam boleh dibuang di tiga tempat yaitu:
1. Apabila berkumpulnya lām dan nūn al taukīd yang bertasydid. Contohnya surat al Naml ayat 21 yang berbunyi:
لَاُعَذِّبَنَّهٗ عَذَابًا شَدِيْدًا اَوْ لَاَا۟ذْبَحَنَّهٗٓ اَوْ لَيَأْتِيَنِّيْ بِسُلْطٰنٍ مُّبِيْنٍ
“Pasti akan kuhukum ia dengan hukuman yang berat atau kusembelih ia, kecuali jika ia datang kepadaku dengan alasan yang jelas.”
2. Apabila lām masuk pada “قد “fi`il. Contoh surat al-Taubah ayat 25 yang berbunyi:
لَقَدْ نَصَرَكُمُ اللّٰهُ فِيْ مَوَاطِنَ كَثِيْرَةٍۙ وَّيَوْمَ حُنَيْنٍۙ اِذْ اَعْجَبَتْكُمْ كَثْرَتُكُمْ فَلَمْ تُغْنِ عَنْكُمْ شَيْـًٔا وَّضَاقَتْ عَلَيْكُمُ الْاَرْضُ بِمَا رَحُبَتْ ثُمَّ وَلَّيْتُمْ مُّدْبِرِيْنَۚ
“Sungguh, Allah benar-benar telah menolong kamu (orang-orang mukmin) di medan peperangan yang banyak dan pada hari (perang) Hunain ketika banyaknya jumlahmu menakjubkanmu (sehingga membuatmu lengah). Maka, jumlah kamu yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikit pun dan bumi yang luas itu terasa sempit bagimu kemudian kamu lari berbalik ke belakang (bercerai-berai)”
3. Apabila lām masuk pada “ان”fi`il. Contoh surat al Ḫasyr ayat 12 yang berbunyi:
لَىِٕنْ اُخْرِجُوْا لَا يَخْرُجُوْنَ مَعَهُمْۚ وَلَىِٕنْ قُوْتِلُوْا لَا يَنْصُرُوْنَهُمْۚ وَلَىِٕنْ نَّصَرُوْهُمْ لَيُوَلُّنَّ الْاَدْبَارَۙ ثُمَّ لَا يُنْصَرُوْنَ
“Jika mereka benar-benar diusir, orang-orang (munafik) itu tidak akan keluar bersama mereka. Jika mereka benar-benar diperangi, orang-orang (munafik) itu tidak akan menolongnya. Kalaupun menolongnya, niscaya orang-orang (munafik) itu akan berpaling (untuk lari) ke belakang, kemudian mereka tidak akan ditolong”
Faedah dan Fungsi Qasam Al-Quran
Qasam Al-Quran memiliki fungsi untuk memperkuat pembicaraan agar dapat diterima atau dipercaya oleh lawan bicara yang terbagi dalam tiga kondisi:
- Mukhāthab atau lawan bicara itu kadang kala pikirannya kosong dari hukum, ia netral, tidak ragu dan tidak pula mengingkari berita yang disampaikan. Mukhāthab di sini tidak ada asumsi apa-apa terhadap mutakallim. Maka pembicaraan yang disampaikan kepadanya itu tidak perlu kepada penguat.
- Mukhāthab atau lawan bicara itu ragu-ragu antara ada atau tidaknya berita yang disampaikan. Maka alangkah baiknya pembicaraan yang disampaikan kepadanya itu disertai dengan penguat untuk menghilangkan keraguan.
- Mukhāthab atau lawan bicara itu mengingkari berita yang didengar. Oleh karena itu berita yang disampaikannya harus disertai dengan penguat sesuai kadar keingkarannya)31. Bila kadar keingkarannya sedikit, cukup dengan satu taukid saja.
Demikian, penjelasan qasam Al-Quran. Terimaksih.
Mungkin anda menyukai ini: