Pancasila

Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Pengembangan Ilmu dan IPTEK

×

Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Pengembangan Ilmu dan IPTEK

Share this article
Macam-Macam Qiro'at Al-Quran dari Segi Kualitas
Macam-Macam Qiro'at Al-Quran dari Segi Kualitas
Esensi Nilai-Nilai Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu dan IPTEK

Pancasila, iqipedia.com – Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Pengembangan Ilmu dan IPTEK adalah hal esensial dan urgen. Esensi atau inti pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu, berkaitan erat dengan bagaimana mengembangkan keilmuan dengan menggunakan pendekatan sila-sila pancasila secara utuh dan menyeluruh dan dengan sistematika yang sesuai dengan urutan sila-sila pancasila. Suatu hal penting yang tidak boleh dilupakan adalah bahwa sila-sila pancasila mulai dari sila ke 2-5, harus dijiwai dan sekaligus sebagai perwujudan nilai sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Hal ini berarti yang utama dan pertama harus dijadikan titik pijak dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi insan indonesia adalah mewujudkan Insan Indonesia yang cerdas, cerdik dan pandai dalam ilmu pengetahuan dan teknologi yang senantiasa dilandasi oleh Iman dan Taqwa terhadap Allah SWT (Tuhan Yang Maha Kuasa). Setinggi-tingginya IPTEK, tidaklah punya arti manakala mengeliminasi makna IMTAQ terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Artinya, kemajuan IPTEK sekaligus harus merupakan penguatan kualitas IMTAQ bagi setiap insan Indonesia.

Pos Terkait:  Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia untuk Masa Depan

Hakikat pancasila sebagai dasar nilai pengembangan IPTEK dikemukakan Prof. Wahyudi Sediawan dalam simposium dan sarasehan Pancasila sebagai Paradigma Ilmu Pengetahuan dan Pembangunan Bangsa, sebagai berikut:

Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa memberikan kesadaran bahwa manusia hidup didunia ibarat sedang menempuh ujian dan hasil ujian akan menentukan kehidupannya yang abadi di akhirat nanti. Salah satu ujiannya adalah manusia diperintahkan melakukan perbuatan untuk kebaikan, bukan untuk membuat kerusakan di bumi.

Sila Kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab memberikan arahan, baik bersifat universal maupun khas terhadap ilmuwan dan ahli teknik di Indonesia. Asas Kemanusiaan menghendaki agar perlakuan terhadap manusia harus sesuai dengan kodratnya sebagai manusia, yaitu memiliki keinginan, seperti kecukupan materi, bersosialisasi, eksistensinya dihargai, mengeluarkan pendapat, berperan nyata dalam lingkungannya, bekerja sesuai kemampuannya yang tertinggi.

Sila Ketiga, Persatuan Indonesia memberikan landasan esensial bagi kelangsungan NKRI. Untuk itu, ilmuwan dan ahli teknik Indonesia perlu menjunjung tinggi atas Persatuan Indonesia ini dalam tugas-tugas profesionalnya yang dikerjakan bersama dengan semangat nasionalisme yang tinggi dapat menghasilkan produktivitas yang lebih optimal.

Sila Keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan memberikan arahan asa kerakyatan, yang mengandung arti bahwa pembentukan negara republik Indonesia ini adalah oleh dan untuk semua rakyat Indonesia. Sila keempat ini juga memberi arahan dalam manajemen keputusan, baik pada tingkat nasional, regional maupun lingkup yang lebih sempit.

Pos Terkait:  Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai Sistem Filsafat

Sila Kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia memberikan arahan agar selalu diusahakan tidak terjadinya jurang kesejahteraan diantara bangsa Indonesia.

Urgensi Nilai-Nilai Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu dan IPTEK

Pentingnya Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu, meliputi hal-hal sebagai berikut:

  1. Perkembangan ilmu dan teknologi di Indonesia dewasa ini tidak berakar pada nilai-nilai budaya bangsa Indonesia sendiri sehingga ilmu pengetahuan yang dikembangkan di Indonesia berorientasi pada Barat (western oriented).
  2. Perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia lebih berorientasi pada kebutuhan pasar sehingga prodi-prodi yang “laku keras” di perguruan tinggi di Indonesia adala prodi-prodi yang terserap oleh pasar (dunia industri).
  3. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia belum melibatkan masyarakat luas sehingga hanya menyejahterakan kelompok elite yang mengembangkan ilmu (scientist oriented).

 

Penulis: Rizka Mukhafidloh

Jurnal Ta’wiluna