Pancasila

Pengertian Etika Menurut Para Pakar

×

Pengertian Etika Menurut Para Pakar

Share this article
Pendidikan Islam
A. Pengertian Etika  

      Secara bahasa kata ‘etika’ lahir dari bahasa Yunani ethos yang artinya tampak dari suatu kebiasaan. Dalam hal ini yang menjadi perspektif objeknya adalah perbuatan, sikap, atau tindakan manusia. Pengertian etika secara khusus adalah ilmu tentang sikap dan kesusilaan suatu individu dalam lingkungan pergaulannya yang kental akan aturan dan prinsip terkait tingkah laku yang dianggap benar. 

       Sedangkan pengertian etika secara umum adalah aturan, norma, kaidah, ataupun tata cara yang biasa digunakan sebagai pedoman atau asas suatu individu dalam melakukan perbuatan dan tingkah laku. Penerapan norma ini sangat erat kaitannya dengan sifat baik dan buruknya individu di dalam bermasyarakat. 

       Dengan begitu, Etika adalah ilmu yang mempelajari baik dan buruknya serta kewajiban, hak, dan tanggung jawab, baik itu secara sosial maupun moral, pada setiap individu di dalam kehidupan bermasyarakatnya. Atau bisa dikatakan juga bahwa etika mencakup nilai yang berhubungan dengan akhlak individu terkait benar dan salahnya. 

            Adapun banyak jenis etika yang dapat kita jumpai di lingkungan sekitar, misalnya, etika berteman, etika profesi atau kerja, etika dalam rumah tangga, etika dalam melakukan bisnis, dan semacamnya. 

Pos Terkait:  Membangun Argumen Tentang Dinamika Dan Tantangan Pancasila Sebagai Sistem Etika

          Etika tentunya harus dimiliki oleh setiap individu dan sangat dibutuhkan dalam bersosialisasi yang mana hal itu menjadi jembatan agar terciptanya suatu kondisi yang baik di dalam kehidupan bermasyarakat. 

Pengertian Etika Menurut Para Ahli 

Berikut ini adalah penjabaran secara singkat mengenai pengertian etika dari beberapa ahli. 

Etika Menurut Aristoteles 

Aristoteles merupakan seorang filsuf asal Yunani dan murid dari Plato berpendapat dengan membagi etika menjadi 2 pengertian, yakni Terminius Technicus dan Manner and Cutom.                        

merupakan etika sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari  problema tingkah laku atau perbuatan individu (manusia), sedangkan Manner and Cutom merupakan pengkajian etika berkaitan dengan tata cara dan adat yang melekat dalam diri individu, serta terkait dengan baik dan buruknya tingkah laku, perbuatan, ataupun perilaku individu tersebut. 

Etika Menurut  W. J. S. Poerwadarminta 

Wilfridus. J. S Poerwadarminta merupakan salah satu tokoh sastra Indonesia, mengemukakan bahwa etika adalah ilmu pengetahuan terkait perbuatan dan perilaku manusia dilihat dari sisi baik dan sisi buruknya yang ditentukan oleh manusia pula. 

Etika Menurut  Prof. Dr. R. Soegarda Poerbakawatja 

Prof. Dr. R. Soegarda Poerbakawatja merupakan salah satu tokoh pendidikan di Indonesia, memberikan definisi bahwa etika adalah suatu ilmu yang memberikan arahan, acuan, dan juga pijakan pada suatu perilaku atau perbuatan manusia .  

Pos Terkait:  Pancasila sebagai Dasar nilai Pengembangan Ilmu
Etika Menurut  Prof. Robert Salemon 

         Menurut beliau , etika adalah karakter atau kepribadian suatu individu atau hukum sosial yang mengendalikan, mengatur, juga membahas terkait perilaku individu .  

Etika Menurut  H.A Mustafa  

A. Mustafa mengemukakan pengertian etika adalah ilmu yang menelaah suatu tingkah laku atau perbuatan manusia dari segi baik dan buruknya dengan memperhatikan perilaku manusia tersebut sejauh yang diketahui oleh akal pikiran manusia. 

Berikut akan dijabarkan ciri-ciri ataupun karakteristik dari etika. 

1. Etika Bersifat Mutlak atau Absolut 

Etika mempunyai sifat mutlak atau absolut berarti sebuah etika berlaku untuk siapa saja, di mana saja, dan kapan saja. Etika sebagai prinsip yang tidak dapat dinegosiasikan dan tidak pula tergantung dengan dasar moral yang berubah-ubah. 

   Sebagai contoh, membunuh dan merampas hak atau milik orang lain merupakan perbuatan dan tindakan yang tidak bermoral apapun itu alasannya. 

2. Etika Tetap Berlaku Meskipun Tanpa Disaksikan oleh Orang Lain 

Umumnya, etika tetap berlaku meskipun tidak disaksikan oleh siapapun. Hal itu karena etika berkaitan dengan hati nurani dan prinsip hidup manusia yang baik. 

     Sebagai contoh, apabila ada individu yang mencuri meskipun tak diketahui oleh orang lain, tetap saja itu itu merupakan suatu tindakan yang telah melanggar etika dan norma yang berlaku. Sehingga bagaimanapun juga moral dari individu tersebut akan buruk, meski tidak dijerat oleh aparat penegak hukum sekalipun. 

Pos Terkait:  MENANYA ALASAN DIPERLUKAN KAJIAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA

3. Etika Berhubungan dengan Cara Pandang Batin Manusia 

Etika, yakni cara perspektif batin yang berhubungan dengan baik dan buruknya suatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia atau individu. 

Pada hakikat, setiap manusia tentu diajarkan berbagai hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Maka lambat laun manusia akan mengetahui perkara yang baik dan buruk sehingga akan terbentuk dan tertanam di hatinya. 

Hal ini tentunya akan memunculkan perdebatan dalam diri manusia apabila ingin melakukan perbuatan yang buruk atau jahat. 

4. Etika Berhubungan dengan Perbuatan, Perilaku, dan Tingkah Laku Manusia 

Etika sangat erat kaitannya dengan perilaku, perbuatan, dan tingkah laku suatu individu. Dengan begitu, umumnya, etika akan terbentuk secara alami akibat adanya perilaku, perbuatan, dan tingkah laku dari individu tersebut. 

Perilaku dan perbuatan yang buruk dianggap sebagai etika yang buruk, sedangkan perilaku dan perbuatan yang baik maka dianggap sebagai etika yang baik pula. 

Intinya, bagaimanapun juga etika sangat amat berkaitan dengan perilaku dan perbuatan yang dilakukan oleh individu itu sendiri.

Penulis: Zahwa Aprilia Vidia Utami