Metode Wafa: Belajar dan Menghafal Al-Qur’an
Metode Wafa: Belajar dan Menghafal Al-Qur’an

Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an pada Anak Usia Dini

Posted on

Iqipedia.com_Pentingnya kehidupan awal manusia yang berada pada rentang usia 0-8 tahun karena 80% variabilitas kecerdardasan manusia mengalami perkembangan pada masa sekarang. Anak usia dini berada pada priode emas atau golden age yang hanya terjadi sekali dalam rentang kehidupan. Proses perkembangan dan pertumbuhan dalam segala aspek kehidupan terjadi sangat cepat dan berkembang pesat. Pada masa ini segala upaya baik dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai, keterampilan serta aspek-aspek pertumbuhan dan perkembangan karena anak berada pada tahap penerimaan yang sempurna.

Masa usia dini adalah masa yang tepat untuk memberikan rangsangan atau stimulus terhadap segala aspek pertumbuhan dan perkembangan anak. Salah satu aspek perkembangan yang harus diberi rangsangan sejak dini adalah pekembangan NAM (Nilai Agama dan Moral). Fauziddin dalam Ananda (2017:20) pendidikan nilai moral dan agama perlu dikenalkan sejak usia dini agar anak mampu memfilter masuknya pengaruh budaya luar yang tidak baik dan tidak sesuai dengan karakter pendidikan bangsa sendiri.

Pendidikan nilai agama dan moral pada anak usia dini akan menjadi pondasi yang kokoh dan sangat penting keberadaanya, jika hal ini tertanam sejak dini pada setiap insan merupakan awal yang baik bagi pendidikan anak bangsa untuk mejalani pendidikan selanjutnya. Penanaman nilai-nilai keagamaan sejak usia dini dilalakukan untuk membekali anak agar lebih matang menghadapi permasalahan kehidupan yang nantinya akan anak peroleh saat dewasa.

Selanjutnya tujuan pendidikan moral dan agama menurut Sapendi dalam Nurjayanti, dkk (2020:187) tujuan pendidikan nilai moral dan agama ialah untuk membimbing dan mengembangakan potensi setiap anak agar berkembang optimal sesuai tipe kecerdasannya. Pendidikan nilai agama dan moral yang dimulai sejak usia dini ditujukan untuk dapat mengembagkan potensi dan nilai-nilai keagamaan sesuai dengan kemampuan menerima rangsangan yang diberikan.

Dengan adanya pendidikan dan pembekalan sejak usia dini akan menghambat terjadinya keterlambatan perkembangan yang nantinya dapat berefek saat anak dewasa.Pendidikan dasar Al-Qur’an bagian paling penting dalam penanaman nilai agama dan moral bagi anak usia dini.  Al-Qur’an mengajarkan anak sejak dini agar jiwa anak yang tumbuh diatas fitrah dan cahaya hikmah sehingga terbentuk karakter yang shaleh karena Al-Qur’an salah satu pilar dari pilar-pilar islam. 

PEMBAHASAN

Al-Qur’an kitab suci bagi umat Islam yang diiturunkan secara berkala atau berangsur-angsur pada nabi Muhammad SAW melalui perantara malaekat Jibril. Al-Qur’an diturunkan sebagai petunjuk atau pedoman bagi umat Islam dalam menjalankan kehidupan di dunia dan sebagai bekal menuju kehidupan akhirat. Mengingat bahwa Al-Qur’an merupakan landasan dasar umat Islam dalam menjalankan kehidupan maka pendidikan dasar Al-Qur’an perlu diberikan sejak usia dini. Mengenalkan pembelajaran Al-Qur’an sejak dini tentunya sangat bermanfaat bagi pendidikan anak.

Al-Qur’an adalah sebagai sumber hukum dan keilmuan menjadi kewajiban bagi umat beriman untuk mempelajari dan memahami isi kandungannya. Berbagai ilmu pengetahuan dan hukum serta norma dan nilai-nilai dalam kehidupan yang telah Allah Subhanahu Wa Ta’ala cantumkan di dalammnya seperti terjadinya alam semesta, pembentukan perilaku dan akhlak dari nabi-nabi terdahulu, kisah dan teladan nabi dan rosul, adab-adab dalam segala bentuk kegiatan serta ketentuan hukum lainnya.

Terlebih lagi Al-Qur’an merupakan dasar dalam membentuk pola perilaku dan karakter anak usia dini. Untuk dapat memahami hingga mengamalkan isi kandungan Al-Qur’an dalam menjalani kehidupan sehari-hari tentunya tidak bisa dilakukan secara instan sebab Al-Qur’an bukanlah buku bacaan seperti novel dengan gaya bahasa keseharian kita tetapi Al-Qur’an menggunakan bahasa Arab dan diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia agar lebih mudah dipahami. pembelajaran Al-Qur’an harus dilakukan dari tahap yang sederhana hingga ke kompleks.

Untuk itu akan lebih baik jika dimulai sejai usia dini. Mansyur dalam Lubis dan Ismet (2019:9) mengatakan bahwa perkembangan agama saat usia dini sangat mempengaruhi kehidupan agama anak saat ia dewasa kelak. Pentingnya pendidikan Al-Qur’an dilakukan sejak usia dini mengingat bahwa Al-Qur’an merupakan kitab suci mulia yang merupakan pedoman dan landasan umat yang beriman kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Pos Terkait:  Metode Wafa: Metode Belajar dan Menghafal Al-Qur’an

Salah satu kemuliaan manusia dilihat dari bagaimana ia berinteraksi dengan Al-Qur’an. Al-Qur’an Sebagai pedoman hidup dan rujukan utama dalam menjalankan kehidupan hanya dengan mengamalkan Al-Qur’anlah dapat meraih sukses dunia dan akhirat. Namun pada saat ini masih banyak ditemukan jangankan untuk mengamalkan Al-Qur’an membacanya saja masih banyak yang gagap bahkan belum bisa sama sekali. Hal ini karena rendahnya kesadaran akan pentingnya pembelajaran Al-Qur’an ditanamkan sejak saat usia dini. Karena usia dini merupakan masa subur untuk menanam benih-benih sikap, nilai, minat dan rasa cinta pada Al-Qur’an.

Pembelajaran Al-Qur’an sebagai dasar penanaman karakter religius sudah harus menjadi perhatian bagi semua kalangan demi tercapainya bangsa yang bermartabat.  Melalui penanaman nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an diharapkan dapat menciptakan generasi baru yang beriman, berakhlak mulia, tangguh serta dapat membawa perubahan kearah yang lebih baik.

Pendidikan dan penanaman nilai-nilai Al-Qur’an yang diberikan sejak dini akan lebih tajam dan berbekas dalam diri anak, mengingat masa usia dini merupakan masa yang paling tepat dalam memberikan rangsangan pada setiap aspek pertumbuhan dan perkembangan selama rentang kehidupan. Sebelum mempelajari dan memahami Al-Qur’an lebih dalam maka terlebih dahulu harus mampu membaca dan menuliskannya. Baik di jenjang pendidikan dasar anak usia dini (PAUD) atau pada taman pendidikan Qur’an (TPQ) serta dengan orang tua dirumah dapat berkontribusi dalam pembelajaran dasar-dasar Al-Qur’an agar tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai. Sebagaimana pemberian stimulus terhadap aspek-aspek lainnya pembelajaran baca tulis Al-Qur’an juga harus mendapat perhatian baik itu dari pendidik di sekolah ataupun orang tua di rumah.

Pembelajaran baca tulis Al-Qur’an awal dari pembelajaran Al-Qur’an yang sesungguhnya. Apabila anak sudah dapat mengenal huruf, tanda baca, mampu menulis serta membaca Al-Qur’an selanjutnya akan lebih mudah mengajarkan keterampilan lain dalam pembelajaran Qur’an seperti menghafal dan mengartikannya. Tujuan belajar lebih awal supaya anak usia dini lebih dapat berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendahaan kata serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca. Kemampuan dasar menulis Al-Qur’an juga perlu dikenalkan pada anak. Menulis merupakan kegiatan mengunggkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan pada pembaca melalui bahasa tulis. Kemampuan penguasaan gagasan yang dikemukakan, kemampuan menggunakan unsur-unsur bahasa serta kemapuan menggunakan ejaan dan tanda baca. 

Selanjutnya mengenalkan tanda-tanda baca Ini akan membantu mengajarkan tajwid dan lagu pada tingkat membaca menggunakan irama. Bagi anak usia dini mengucapkan huruf atau kalimat dalam bahasa Arab tentu bukanlah hal yang mudah sebab sangat jauh berbeda dengan bahasa yang digunakan sehari-hari. Bahasa yang digunakan dalam Al-Qur’an adalah bahasa Arab.

Membaca Al-Qur’an yang baik dan benar haruslah sesuai dengan makhraj huruf dan ilmu tajwid. Oleh karena itu sebelum anak diajarkan lebih lanjut tentang makhraj huruf dan kalimat serta kaidah atau tajwid dalam membaca Al-Qur’an terlebih dahulu anak harus dikenalkan dengan huruf dan kata demi kata yang nantinya akan menjadi kalimat. Jika anak sudah mampu mengenali huruf-huruf hijaiyah selanjutnya anak dikenalakan dengan tanda baca. Barulah diajarkan kata demi kata hingga pada akhirnya dapat membaca kalimat.

Jika anak sudah mampu membaca sesuai dengan makraj huruf dan tajwid ini akan memudahkan anak belajar membaca dengan irama pada tahap pembelajaran selanjutnya. Yunus dalam Muhammad (2018:56) mengatakan bahwa tujuan pembelajaran baca tulis Al-Qur’an adalah agar anak dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar (fasih) sesuai dengan ilmu tajwid, serta dapat memperkaya perbendaharaan kata atau kalimat yang indah dan menarik hati.

Membaca Al-Qur’an tidak sama halnya dengan membaca buku, Koran atau majalah. Membaca Al-Qur’an menekankan pada kefasihan dalam pelafalan, artinya harus dibaca dengan baik dan benar karena kesalahan dalam melafalkan bacaannya akan mengandung arti yang berbeda. Tujuan paling dasar pembelajaran baca tulis Al-Qur’an bagi anak usia dini adalah melalukan pembiasan serta menanamkan rasa cinta dalam diri anak. Dalam pembelajaran baca tulis Al-Qur’an pendidik biasanya menggunakan metode.

Metode adalah cara atau langkah yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan.  Dalam pembelajaran baca tulis Al-Qur’an pendidik perlu menggunakan metode pembelajaran agar anak lebih mudah mengerti dan memahaminya. Bagi anak usia dini ada tahap-tahap atau langkah-langkah yang dapat dilakukan agar anak lebih mudah memahami apa yang disampaikan.

Pos Terkait:  Tuntunan dan Niat Zakat Fitrah

Dengan adanya metode yang mudah dipahami anak maka pembelajaranpun akan menjadi lebih menyenangkan. Sejalan dengan itu Lubis (2020:63), penguasaan baca Al-Qur’an dengan metode pembelajaran baca Al-Qur’an sangat penting dalam keberhsilan tujuan pendidikan yang ingin dicapai.

Pada saat sekarang ini metode pembelajaran Al-Qur’an sudah semakin banyak sehingga pendidik bisa memilih metode yang tepat dan paling praktis untukdiajarkan pada anak usia dini seperti lqro’, Al-Barqy, Qiro’aty, Tartil, Yanbu’a, Baghdadiyah dan metode Ummi.  ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana konsep pembelajaran baca tulis Al-Qur’an bagi anak usia dini, bagaimana langkah-langkah pembelajaran Al-Qur’an bagi anak usia dini, serta apa tujuan pembelajaran baca tulis Al-Qur’an bagi anak usia dini.

Selanjutnya ini diharapkan dapat memberikan kontribu si terhadap berbagai pihak. agar nantinya dapat dijadikan sebagi sumber, bahan pertimbangan atau perbadingan serta inovasi dalam memperoleh informasi baru serta dapat bermanfaan bagi semua orang yang berkontribusi dalam bidang ilmu pendidikan.

KESIMPULAN

Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an Anak Usia Dini Anak yang dikenalkan ilmu Al-Qur’an sejak usia dini akan tumbuh menjadi pribadi yang baik dan berkarakter religius. Pembelajaran baca tulis Al-Qur’an sebagai dasar-dasar pembelajaran Al-Qur’an diberikan sejak dini akan menjadikan pembiasaan dan menanamkan rasa cinta dalam diri, hati dan pikiran anak.

Melalui pembelajaran baca tulis Al-Qur’an anak mampu mengenal huruf-huruf hijaiyah, menghafalkan bunyi huruf, membaca kata hingga kalimat dalam bahasa Arab. Dengan bekal ini nantinya akan mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Ketika anak sudah mampu membaca kalimat anak bisa mempraktekkan bacaan Al-Qur’an ayat-ayat pendek maupun panjang dengan tajwid dan artikulasi yang benar susuai kaidah. Akan mudah mempelajari teori-teori dalam ilmu tajwid meskipun hanya dalam bentuk sederhana seperti hukum dasar lam sukun, tanwin, nun sukun, mad dan lain sebagainya.

Melalui pembelajaran baca tulis Al-Qur’an anak dapat menguasai dan mampu memahami sifat-sifat huruf hijaiyah secara dasar, selanjutnya anak juga akan mampu membaca irama dan menghafalkan Al-Qur’an sesuai kaidah yang berlaku. Ketika anak sudah mampu membaca dan menuliskan dengan baik dan benar kemudian anak mulai diajarkan pemahaman tentang isi dan kandungannya. Yang selanjutnya anak tanamkan dan implementasikan dalam kehidupan sehari-hari.  Pembelajaran Al-Qur’an selain berpengaruh pada aspek agama anak juga berpengaruh terhadap pengoptimalan daya pikir, potensi lihat dan dengar serta pemaknaan. Pembelajaran baca tulis Al-Qur’an dapat melatih daya pikir anak sebab bacaan AlQur’an yang berbeda dengan bahasa sehari-hari. 

Huruf-huruf yang berbeda dengan tulisan bahasa Indonesia sehingga anak akan mengasah pikirannya untuk dapat memahami perbedaan dalam pembelajaran baca tulis Al-Qur’an. Mengoptimalkan potensi lihat bahwa pembelajaran baca tulis Al-Qur’an memuat lambang-lambang serta tanda-tanda yang mempunyai arti yang berbeda-beda sehingga mengasah anak untuk teliti.

Pembelajaran AlQur’an juga dapat mengasah potensi dengar karena bunyi-bunyi yang akan anak dengar juga jauh dari pelafalan bahasa sehari-hari. Pada pembelajaran irama anak akan dilatih potensi dengar dengan membedakan antara satu irama dengan yang lainnya yang beberapa terkadang hanya berbeda pada awal pengucapan dan pada akhir ketika berhenti.

Ketika pada masa usia dini anak sudah bisa menguasai dasar-dasar pembelajaran AlQur’an seperti di atas pada tahap pembelajaran selanjutnya akan dilakukan dengan lebih mudah. Dengan adanya pembelajaran Al-Qur’an yang baik dan benar sejak dini akan membentuk perilaku yang baik pula saat dewasa. Shiddieqiy dalam Alucyana (2017:38) AlQur’an disampaikan dari generasi ke generasi baik secara lisan dan tulisan terjaga dari perubahan dan pergantian.

Setiap umat muslim wajib bisa menulis dan membaca Al-Qur’an. Jika pembelajarannya tidak dimulai sejak dini maka akan sulit melakukan pemahaman saat dewasa. Apabila anak sudah mampu mebaca dan menulis Al-Qur’an penanaman nilai-nilai yang terkandung didalamnya pun akan lebih mudah diajarkan dan dipahami anak.

Pos Terkait:  Peranan Tauhid Dalam Kehidupan Sosial Masyarakat

Dengan begitu tujuan dari pembelajaran Al-Qur’an sebagai pedoman hidup akan dapat tercapai. Analisis Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an Anak Usia DiniBerdasarkan konsep baca tulis Al-Qur’an anak usia dini, peneliti menganalisis sebagai berikut: pembelajaran baca tulis Al-Qur’an bagi anak usia dini merupakan pembelajaran dasar (awal) untuk dapat memahami isi dan kandungan serta nilai-nilai yang terdapat dalam Al-Qur’an. 

Dalam pembelajaran baca tulis Al-Qur’an ini pada umumnya pertama-tama anak akan diajarkan menenal huruf-huruf hijaiyah. Ada 30 huruf hijiyah yang akan anak pelajari  Setelah anak . ا ب ت ث ج ح خ د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ع غ ف ق ك ل م ن و ه ال ء ؛ :diantaranya mengenal 30 huruf hijaiyah anak kemudian diajarkan bagaimana cara melafalkan huruf yang baik dan benar serta sesuai dengan makhrajnya. Setelah anak dapat mengetahui dan Metode Iqro, metode ini yang paling popular dan paling banyak digemari dalam pembelajaran baca tulis Al-Qur’an. Srijatun (2017:33) mengatakan bahwa metode Iqro’ merupakan cara cepat membaca Al-Qur’an.

Metode ini bisa dikatakan cukup mudah untuk diajarkan pada anak usia dini. pembelajaran dengan metode Iqro’ diawali dengan penegnalan huruf hijaiyah, pengenalan bunyi atau mahraj dan tanda baca atau harkat. Setelah anak mengenal tahapan tersebut selanjutnya anak akan belajar kata dan kemudian kalimat. Setiap jilid pada buku Iqro dilengkapi dengan panduan atau petunjuk yang membantu anak lebih mudah dalam belajar. Selain metode Iqro’ metode Qiro’aty juga merupakan salah metode yang cukup mudah untuk mempelajari Al-Qur’an. Pembelajaran baca tulis Al-Qur’an perlu ditanamkan sedini mungkin pada anak.

Melihat dan merujuk dewasa ini banyak anak yang belum bisa dikategorikan sebagai pribadi yang berkarakter baik dan sesuai dengan ajaran agama Islam. Tanpa pondasi yang kokoh. maka anak akan mudah terpengaruh oleh budaya asing dan kebiasaan yang jauh dari kata baik. Jika sejak dini anak sudah mulai dibentuk menjadi individu yang berkarakter religius maka anak akan dapat membedakan mana yang baik dan buruk saat dewasa kelak.

Al-Qur’an merupakan peunjuk kehidupan dan tidak akan pernah tergerus oleh zaman. Anak usia dini yang dibekali dengan pendidikan Al-Qur’an diharapkan nantinya akan tumbuh menjadi individu yang berkarakter mulia. Dan salah satu cara untuk memahami Al-Qur’an adalah mampu membaca dan meniliskannya. Di taman kanak-kanak anak dibekali pendidikan Qur’an dengan pembelajaran baca tulis Al-Qur’an. Pendidik di taman kanakkanak mengajarkan Al-Qur’an pada anak dengan berbagai macam metode agar lebih mudah dimengerti dan di pahami serta tidak membosankan bagi anak.

Baca Juga: BACAAN GHORIB DALAM AL–QUR’AN 

Penulis: Raida Izzatun Nafsi

Referensi:

Ananda, Riski. 2017. Implementasi Nilai-Nilai Moral Dan Agama Pada Anak Usia Dini.  Jurnal Pendidikan Usia Dini Volume 7 Edisi 2. Doi: https/doi.org/10.21009/JPUD.072

Diana, Mutiah. 2010. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana

Faizah, Umi. 2017. Pemanfaatan Asesmen Otentik Untuk Menilai Karakter Peserta Didik Melalui Pembalajaran Al-quran pada Lembaga Pendidikan Islam Anak Usia Dini di TK/RA. Proceedings Volume 2 257-272. ISSN: 2548-4516

Fauzan, Ahmad, Hasyim. 2015. Pola Pembinaan Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) Sebagai Uapaya Peningkatan Kemamapuan Membaca Al-Qur’an. Jurnal Ar-Risalah Vol.XV No.1 19-29

Hidayat, Bahril. 2017. Pembelajaran Alquran pada Anak Usia Dini Menurut Psikologi Agama dan Neurosains. Proceedings Volume 2 59-70. ISSN: 2548-4516

Islamiyah, Fajriyatul. Fridani, Lara & Supena, Asep. 2019. Konsep Pendidikan Hafidz Qur’an pada Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Volume 3

Issue 1 30-38. ISSN: 2549-8959

Kertamuda, MifthulAchyar. 2015. Golden Age: Stratergi Sukses Membentuk Karakter Emas pada Anak Sejak Usia Dini. Jakarta: Elex Media

Khaerul & Haramain, Muhammad. 2018. Aplikasi Digital Risalah Ilmu Tajwid Dalm Meningkatkan Kemampuan Baca Al-Qur’an. Jurnal Kuriositas Vol.1 No. 2, 145-157. ISSN: 25541-6480