Islam Edu

Tata Cara Puasa Ramadhan: Syarat, Niat, Yang Membatalkan dan Hikmah Puasa

×

Tata Cara Puasa Ramadhan: Syarat, Niat, Yang Membatalkan dan Hikmah Puasa

Share this article
Nama surga
Nama surga

Ramadhan, iqipedia.comTata Cara Puasa Ramadhan adalah tata cara berpuasa ramadhan yang harus di lakukan seorang muslim. Hal ini meliputi niat, syarat-syarat, kewajiban-kewajiban, kesunnahan-kesunnahan dan hal-hal yang membatalkan. Artikel ini akan membahas hal itu semua serta di tambah dengan hikmah yang di peroleh seorang muslim dari melaksnakan ajaran puasa.

Pengertian Puasa

Puasa secara bahasa berarti al-Imsak, yang berarti menahan dari makan, berbicara dan berjalan. Secara istilah puasa adalah menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa dengan niat yang sudah di tentukan syari’at siang hari, yaitu mulai keluarnya fajar hingga tenggelamnya matahari.

Hukum Puasa Ramadhan

Hukum puasa ramadhan adalah wajib bagi setiap umat Islam yang mampu melaksanakan puasa. Kewajiban ini sudah di anggap hukum daruri, suatu hukum yang sudah di ketahui oleh halayak umum. Konsekuensi dari orang yang ingkar terhadap hukum kewajiban puasa ini adalah kufur. Hal ini sudah sangat populer dalam literatur fiqih. Dasar penetapan hukum kewajiban puasa adalah firman Allah:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (QS. Al-Baqoroh: 183)

Dalil Al-Quran ini di kuatkan juga dengan penjelasan dari hadis Rasulullah Saw.:

قَدْ جَاءَكُمْ شَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرٌ مُبَارَكٌ افْتَرَضَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ يُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَتُغَلُّ فِيهِ الشَّيَاطِينُ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ

Pos Terkait:  Panduan Ibadah Saat Covid 19 - Hukum dan Tatacara

Artinya: “Telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah, Allah mewajibkan kalian berpuasa pada bulan ramadhan. Pada bulan ramadhan  pintu-pintu surga di buka dan setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa yang menghalangi dari kebaikannya maka ia benar-benar terhalang “.(HR. Ahmad)

Syarat Wajib Puasa

Dalam Islam yang di wajibkan berpuasa harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut:

  1. Islam
  2. Balingh
  3. Berakal
  4. Kuat Berpuasa
Niat Puasa Ramadhan

Niat dalam berpuasa seseorang mengucapakan dalam hatinya untuk melakukan puasa fardhu puasa bulan ramadhan. Niat ini harus di lakukan pada malam hari, yaitu mulai maghri hingga subuh. Niat puasa ramadhan yang sempurna adalah sebagai berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرضِ رَمضَانِ هَذِهِ السَّنَةِ  لِلَّهِ تَعَالَى

Artinya: “Saya niat puasa pada hari besok untuk melakasanakan kefadhuhan bulan ramadan pada tahun ini, karena Allah ta’ala”

Kewajiban-Kewajiban Dalam Puasa Ramadhan

Seseorang ketika berpuasa harus melakukan kewajiban-kewajiban sebagai berikut:

1. Niat berpuasa fardhu  sebagaimana penjelsan di atas.

2. Menjaga diri dari makan dan minum. Artang yang berpuasa harus menahan diri makan dan minum mulai subuh hingga maghrib. Tetapi jika terjadi kelailaian maka di ampuni jika makan dan minumnya sedikit.

3. Menjaga dari hubungan suami istri. Puasa juga menjaga diri hubungan suami istri baik dengan istrinya atau dengan orang lain yang bukan mahromnya, hal ini juga membatalkan puasa. Namun jika hubungan suami istri di lakukan karena lupa sedang berpuasa, maka di ampuni jika tidak di lanjutkan. Numan  jika ingat  tetap di teruskan maka puasanya batal secara seketika itu.

4. Menjaga dari tidak memuntahkan sesuatu. Puasanya yang batal jika ia menyegaja muntah. tetapi jika muntah dengan sendirinya maka tidak batal.

Pos Terkait:  Cinta Rabi'ah Al-Adawiyah, Sya'ir dan Konsep Mahabbahnya
Kesunnahan-kesunnahan Dalam puasa Ramadhan

Kesunnahan-kesunnahan puasa terdapat tiga hal, yaitu:

1. Segera melakukan puasa ketika sudah matahari tenggelam, sekarang di tandai dengan adzan maghrib.

2. Mengawali buka dengan kurma, jika tidak ada maka cukup dengan air. Terdapat ulama’ yang mengatakan jika berbuka pertama di sunnahkan dengan kurma, jika tidak ada maka dengan minuman yang manis-manis, jika tidak memilikinya baru dengan air putih.

3. Mengakhirkan sahur. Hal ini jika ingin di lakukan maka betul-betul dengan mempertimbangkan waktu subuh, artinya makan sahurnya harus seselai sebelum waktu subuh datang.

4. Meninggalkan  pembicaraan yang buruk, misalnya ngibah, bohong, mencaci, memaki dan lain semacamnya.

Hal-Hal yang Membatalkan Puasa

Seseorang yang berpuasa harus menahan diri hal-hal yang membatalkan puasa berikut ini:

  1. Memasukkan sesuatu kedalam anggota tubuh yang memiliki lubang. hal ini di lakukan dengan sengaja, seperti purut, dua kemaluan, kuping, mulut hidung dan semua hal yang termasuk jauf, yaitu suatu lubang yang tembus kedalam anggota tubuh.
  2. Memasukkan sesuatu kedalam anggota tubuh yang tidak berlubang, misalnya kepala dan anggota tubuh lainnya yang tidak ada bolongannya, artinya seseorang tersebut memasukkan dengan membuat lubang sendiri atau dengan melukai anggota tubuhnya, walaupun hal tersebut berupa obat.
  3. Memasukkan obat kedalam qubul atau duburnya. 
  4. Menyengaja atau beruhasa muntah, hal ini juga membatalkan puasa. Numun dalam hal ini menurut  Syekh Abi Abdillah Muahmmad Bin Qosim yang membatalakan hanyalah yang di sengaja saja. Jika seseorang muntah tetapi tidak sengaja, artinya muntah dengan sendiri maka tidak batal.
  5. Melakukan hubungan intim, walaupun bukan pasangannya, hal ini tetap membatalkan puasa.
  6. Mengeluarkan seperma dengan di sengaja. Berbeda jika keluarnya seperma tidak di sengaja, maka tidak batal misalnya di mimpi basah, hal ini tidak membatalakn puasa.
  7.  Haid. Haid aatau menstruasi termasuk juga hal membatalkan puasa, jika seseorang pada saat sedang mengalami haid maka puasanya batal secara seketika.
  8. Nifas. Nifas adalah darah yang keluar setelah melahirkan.
  9. Gila. Gila juga dapat membatalkan puasa. Alasanya karena seserang yang gila dia tidak memiliki akal, dengan demikian ia sudah tidak punya kewajibannya lagi untuk melaksanakan syari’at termasuk puasa. Wajar saja orang gila tidak terkenak beban syari’at karena hakikat seseorang adalah akalnya, jika seseorang sudah tidak berakal ia sudah bisa mengatur dirinya, ia pada saat itu hanya memiliki suifat hayawaniyahnya, sifat biologisnya saja. Sifat aqliyahnya hilang.
  10. Murtad. Murtad adalah seorang muslim keluar agama Islam, bisa jadi berpindah kedalam agama lain atau melakukan hal yang menyebabkan murtad, sebagaimana yang di jelaskan kitab sullam taufiq.
Pos Terkait:  Ahli Ibadah Masuk Neraka, Cuma Gara-Gara Ini
Hikmah Puasa Ramadhan

Islam sebagai agama yang mendeklerkan dirinya sebagai agama yang membawa rahmat, maka Islam membuktikan hal tersebut di dalam ajarannya yang di bawanya kemaslahatan bagi penganutnya. Puasa ramadhan yang di wajibkan setiap tahunya ini memiliki beberapa hikmah yang akan penulis uraikan berikut ini:

Pertama, orang yang puasa ramadhan di bukakan pintu surga, neraka di kunci darinya dan setan di belenggu darinya sebagaiman sabda Nabi Muhammad Saw.:

إِذَا جَاءَ رَمَضَانَ فُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِيْنَ

“Ketika Ramadhan tiba, dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu-pintu neraka dan setan pun dibelenggu.” (HR Imam Muslim)

Demikian penjelaskan tentang Tata Cara Puasa Ramadhan. Terimakasih.

Penulis: Abd. Muqit