Iqipedia.com – Syirik adalah menyekutukan Allah dengan selain Allah. Syirik ini adalah perbuatan dosa besar yanIg harus di hindari oleh semua manusia. Lalu bagaimana definisi syirik tersebut dan apa saja macam-macam syirik tersebut?, Artikel ini akan membahasnya.
Definisi Syirik
Makna syirik berarti menyekutukan, bekerja sama atau berserikat. Ibnu Dihaq mendefinisikan makna syirik sebagai berikut:
إضافة الفعل لغير الله سبحانه وتعالى
Artinya: “Menyandarkan perbuatan [secara mandiri] kepada selain Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi”.
Maksudnya adalah menganggap ada perbuatan yang secara mandiri dilakukan oleh selain Allah dan berefek tanpa ada campur tangan Allah sedikit pun sehingga secara penuh perbuatan itu disandarkan kepadanya.
Macam-Macam Syirik
Menurut Ibnu Dihaq bentuk-bentuk syirik mencakup tiga kategori sebagaimana berikut:
Pertama, menyandarkan perbuatan pada bintang-bintang dan bahwasanya bintang-bintang itu berpengaruh pada alam yang di bawahnya; tumbuhan, hewan atau segala materi. Pada masa ini, keyakinan semacam ini ada dalam ilmu zodiak dan astrologi.
Kedua, menyandarkan perbuatan pada benda-benda dan bahwasanya perbuatan itu berikut efeknya adalah sebuah kewajiban yang pasti terjadi dan tak ada kaitannya dengan kehendak Allah. Misalnya, meyakini bahwa api bisa membakar secara mandiri, makanan bisa mengeyangkan secara mandiri, pisau bisa melukai secara mandiri dan seterusnya yang berkaitan dengan sunnatullah (hukum alam). Mandiri di sini maksudnya tanpa terkait kehendak Allah. Di bagian ini banyak orang awam yang melakukan kesalahan fatal. Bila misalnya diyakini bahwa api dapat membakar sesuatu dengan sendirinya tanpa sedikit pun kuasa dan kehendak Allah dalam proses itu, maka dia dianggap kafir.
Namun bila diyakini bahwa api dapat membakar dengan kekuatan membakar yang diberikan oleh Allah pada api itu, maka ini keyakinan yang tidak kufur tetapi bid’ah. Yang tepat adalah meyakini bahwa perbuatan benda beserta efeknya seluruhnya terjadi atas kehendak dan kekuasaan Allah. Kapan pun Allah berkehendak, Ia bisa membuat prosesnya terjadi di luar kebiasaan seperti dalam kisah Nabi Ibrahim yang tak terbakar api dan kisah mukjizat para Nabi lain yang menyelisihi hukum alam. Karena itulah, hukum alam dalam tradisi Islam disebut sebagai sunnatullah yang berarti sekadar kebiasaan Allah menerapkan aturan itu. Bila Allah berkehendak lain, maka sunnatullah itu tak akan terjadi.
Ketiga, menyandarkan perbuatan pada kehendak bebas manusia yang diberikan kekuasaan oleh Allah. Ini adalah akidah Qodariyah di masa lalu dan tanpa sengaja banyak diikuti orang awam di masa kini. Pandangan ini meniscayakan Allah tak tahu apa yang akan terjadi di masa depan bila seorang manusia dengan kehendak bebasnya belum menentukan pilihan. Manusia sepenuhnya dapat memberi manfaat dan kerusakan secara mandiri tanpa bergantung pada kehendak Allah.
Padahal, dalam keyakinan Ahlusunnah wal Jama’ah tak ada perbuatan yang bisa terjadi kecuali dengan izin Allah, termasuk perbuatan manusia dengan kehendak bebasnya. Bila Allah berkehendak terjadi kejadian A, maka manusia tak mungkin mengubahnya menjadi B meskipun berupaya sangat keras.
Demikian penjelasan macam-macam syirik, semoga dapat menambah wawasan saudara.
Terimaksih.