maqashid syariah
maqashid syariah

Maqashid Syariah: Pengertian, Macam-Macamnya, Kuliyah ‘Ammah, Khassah dan Juz’i

Posted on

Iqipedia.com – Syari’at dalam islam ini memiliki tujuan-tujuan tertentu. Tujuan-tujuan syari’at ini oleh ulama’ di rumuskan dengan terminologi maqashid syariah. Secara umum maqashid syariah memimiliki tujuan pertama,  mewujudkan manfaat, kebaikan dan kesenangan untuk manusia yang disebut dengan istilah jalb al-manafi’. Manfaat ini bisa dirasakan secara langsung saat itu juga atau tidak langsung pada waktu yang akan datang. Kedua, Menghindari atau mencegah kerusakan dan keburukan yang sering diistilahkan dengan dar’u al-mafasid. Maqashid syariah ini dalam Islam di anggap suatu yang signifikan sehingga perlu untuk di bahas. Berikut ini pembahasannya.

Pengertian Maqashid Syariah

Maqashid syariah berasal dari bahasa arab yang terdiri dari dua kata, yaitu maqasid  dan al-Syari’ah. Maqasid adalah jama’ dari kata maqsad, yang berarti menuju suatu arah,  tujuan, tengah-tengah antara berlebih-lebihan dan kekurangan. Sedangkan kata syari’ah, secara bahasa berarti jalan menuju air. Sedangakan artinya  syari’ah secara terminologi yaitu perintah dan larangan Tuhan yang berhungan dengan tingkah laku manusia.

Maqashid syariah secara istilah dapat di temukan dari beberapa pendapat ulama’ ushul berikut ini:

Pertama menurut al-Syathibi. Ia menjelaskan bawa maqashid syariah adalah :

تحقيق مصالح العباد في الدرارين التي وضعت الشريعة من اجلها

Artinya: “Merealisasikan kemaslahatan-kemaslahatan untuk manusia di dunia dan akhirat, di mana syariat memang dibuat untuk hal tersebut”.

Dari perndapat al-Syathibi, dapat di pahami bahwa aqashid syariah memiliki tujuan untuk memeberi kemaslahatan untuk  manusia di dunia dan akhirat. Karena foktor-faktor ini syari’at di buat. Jadi, syari’at yang terdapat di muka bumi ini semuanya mengandung kemaslahatan untuk manusia, walau seakan-seakan itu memberi madarot atau menyengsarakan. Misalnya, hukum kewajiban zakat. Hukum kewajiban zakat di buat untuk tujuan memberi harta kepada orang miskin.

Pos Terkait:  Hakikat dan Majaz, Pengertian, Macam-Macam dan Contohnya

Kedua menurut Ibnu ‘Asyur, (seorang ulama’ yang  yang di gelari sebagai bapak maqashid syariah kontemporer) maqashid syariah adalah:

المعاني والحكم الملفوظة للشارع في جميع الاحوال التشريع اومعظمها بحيث لا تختص ملاحظتها بالكون في نوع خاص من احكام الشريعة فيدخل في هذا اوصاف الشريعة  وغايتها العامة والمعاني التي لايخلوا التشريع من ملاحظتها ويدخل في هذا ايضا معان من الحكم ليست ملفوظة في سائر أنواع  الاحكام ولكنها ملفوظة في أنواع كثيرة منها

Artinya: “ Maqashid syariah adalah makna-makna dan hikmah-hikmah yang di pelihara oleh syari’ dalam setiap hukum-hukum syariat. Makna-makna dan hikmah-hikmah ini tidak terterntu pada hukum-hukum syariat tertentu, sehingga hal ini mengakomodir segala sifat, tujuan umum dan makna syariat yang terkandung dalam hukum serta masuk pula makna-makna hukumya yang tidak diperhatikan secara keseluruhan tetapi dijaga dalam banyak bentuk hukum”.

Pendapat Ibnu ‘Asyur ini memberi penjelasan bahwa maqashid syariah adalah makna-makna dan hikmah-hikmah yang terdapat dalam hukum-hukum syari’at. Hal-hal tersebut mencakup juga sifat-sifat syari’at,  tujuan syari’at yang bersifat menyeluruh. Sifat-sifat yang menyeluruh tersebut adalah ketubuhan primer manusia (al-Dharuriyah), yang terdapat dalam lima aspek kebutuah manusia, yaitu meliputi, agama, kesehatan, pendidikan, keluarga dan ekonomi. Ketubuhan primer manusia dalam lima hal tersebut harus di jamin oleh hukum-hukum produk syar’iat. Oleh karena itu jika terdapat hal-hal yang dapat menghilangkan hal tersebut maka harus di hilangkan untuk mencapainya tujuan syari’at.

Pos Terkait:  Doa Sayyidul Istighfar

Baca juga: Tokoh Maqashid Syariah

Macam-Macam Maqashid Syariah

Ahmad Raisuni seorang pakar tafsir maqasidi mengkelompokkan menjadi tiga, yaitu: al-Maqasid al-kulliyah al-‘ammah, al-Maqasid al-Khasshah, dan al-Maqasid al-Juziyah. Berikut penjelasannya :

1. Maqashid Kulliyah  ‘ammah

Maqashid kulliyah ‘ammah (maqashid yang menyeluruh bagi syari’ah) adalah maqashid- maqashid syariah yang harus dijaga dan diperhatikan pada setiap atau mayoritas syariat. Maqashid syariah ini secara garis besar adalah mendatangkan kemaslahatan-kemaslahatan bagi hamba-hamba baik bersifat individu atau jama’ah, fisik atau maknawi, kondisi atau harta, nampak atau  sembunyi, dunia atau akhirat. Kemudian masuk pula kulliyah al-khamsi al-daruriyah, yaitu Hifdh al-Din, Hifdh al-Nafs, Hifdh  al-‘aql, Hifdh al-Nasal, dan Hifdh al-Mal. Kemudian setelah itu cakupan maqasid ammah yaitu menegakkan keadilian, mengurus bumi, menjaga setabilitas dan ketertiban keamanan, membersihkan jiwa, mengeluarkan orang-orang mukallaf dari kekuasaan hawa nafsu dan syahwat menuju kekuasaan syara’ dan akal.

2. Maqashid Khasshah

Maqasid Khasshah adalah maqasid – maqashid syariah yang berada pada ruang lingkup syariat tertentu. Maka hukum-hukum syariat didalam maqasid ini untuk menjaga maqasid ‘ammah dan mengitari disisinya. Seperti ibadah, maqasid-nya adalah mengagungkan Tuhan, menyambung hubungan antara hamba dan Tuhannya, membersih jiwa, asupan hati. Dengan demikian hukum ibadah adalah pondasinya dan illatnya yaitu dengan menyelidiki maqasid ini. Dengan contoh ini di mungkinkan ada perluasan maqasid ini dengan mengakomodir  maqasid – maqasid didalam hukum-hukum keluarga, mu’amalah, ekonomi, donasi, pidana, pemerintahan, tradisi, dan sosial kemasyaratan. Namun terkadang maqasid ini dipersempit dalam ruang lingkup maqasid shalat, zakat, pernikahan, jihad, hukum waris dan hukuman.

Pos Terkait:  Maslahah : Pengertian, Syarat, Macam-Macam, Dharuriyah, Hajiyah, Tahsiniyah
3. Maqashid Juz’i

Maqasid juz’i maqasid-maqashid syariah tertentu pada setiap hukum-hukum permasalahan secara terpisah dan tersidiri. maqasid ini masuk didalah ranah maqasid ‘ammah dan maqasid khasshah. Dan maqasid inilah yang menjadi dasar untuk mengetahui maqasid ‘ammah dan maqasid khasshah dengan cara penelitian dan mengkorelasikan bagian-bagiannya.

Hukum syariat terkadang mempunyai satu maqasid seperti persaksian didalam akad dan sebagian mu’amalah, maqasid adalah untuk mencegah pengingkaran dan perselisihan. Dan terkadang mempunyai mempunyai maqasid seperti ‘iddah dalam talak, maqasid adalah memastikan hamil atau tidak, memberi kesejahteraan dengan memberikan tempat tinggal dan nafkah, sebagai perantara mempermudah perceraian dan mempercepat memutus perceraian atau meneruskannya, dan sebagai kesempatan rujuk dan damai bagi talak roj’i.

Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa maqashid syariah adalah mendatangkan maslahah dan menghindarkan kerusakan yang oleh karenanya syariat di buat. Macam-macam maqashid syariah terdapat tiga yaitu maqashid ‘ammah, maqashid khassah dan maqashid juz’i.

Penulis: Abd. Muqit

Refrensi Maqashid Syariah:

  • Halil Thahir, Ijtihad Maqasidi, ( Yogyakarta: Desember 2015)
  • Ahmad Raisuni, Maqasid al-Maqasid, ( Bairut Libanon :  al-Syabkah al-‘arabiyah lil Abhast wa al-Nasyr, 2010)