Asy'ariyah
Asy'ariyah

Pokok-Pokok Ajaran Asy’ariyah

Posted on

 Iqipedia.com  Pokok-pokok ajaran Asy’ariah adalah ajaran tauhid yang paling besar dan paling masyhur. Asy’ariah biasa disebut dengan Ahlussunnah Wal Jama’ah. Asy’ariah berkembang di kota Bashrah. Penyebutan Asy’ariyah dinisbatkan pada ulama pertamanya yaitu Abul Hasan Al Asy’ari.

Madzhab Asy’ari bertumpu pada Al-Qur’an dan Al-Hadits. Dalam mensitir ayat Al-Qur’an, kaum Asy’ariyah mengambil makna lahir dari al-Qur’an dan al- Hadits, serta tidak menolak penakwilan karena ada nas-nas terentu yang tidak bisa diambil makna lahirnya.

Madzhab Asy’ari juga tidak menolak akal, namun pada prinsipnya kaum Asy’ari tidak memberi kebebasan penuh kepada otak seperti kaum Mu’tazilah. Naql dan akal saling membutuhkan.

Asy’ariyah memiliki pandangan berbeda dengan mu’tazilah, antara lain:

  1. Tuhan mempunyai sifat, namun tidak dengan cara seperti yang ada pada Artinya harus ditakwilkan lain.
  2. Al –Qur’an itu qadim.
  3. Tuhan dapat dilihat kelak di akhirat, tidak berarti bahwa Allah itu adanya karena diciptakan.
  4. Perbuatan-perbuatan manusia bukan aktualisasi diri manusia, melainkan diciptakan oleh Namun manusia diberi akal untuk memilih.
  5. Keadilan Tuhan terletak pada keyakinan bahwa Tuhan berkuasa mutlak dan berkehendak Apapun yang dilakukan Allah adalah adil.
  6. Mengenai anthropomorfisme, yaitu memiliki atau melakukan sesuatu seperti yang dilakukan makhluk, jangan dibayangkan bagaimananya, melainkan tidak seperti apa
  7. Menolak konsep tentang posisi tengah (manzilah bainal manzilataini), sebab tidak mungkin pada diriseseorang tidak ada iman dan sekaligus tidak ada Harus dibedakan antara iman, kafir, dan perbuatan.
Pokok-pokok ajaran Asy’ariyah
  1. Sifat-sifat Tuhan
Pos Terkait:  Urgensi Edukasi Ilmu Tauhid Dalam Keluarga

Paham kaum Asy’ariyah berlawanan dengan paham Mu’tazilah. Golongan Asy’ariyah berpendapat bahwa Allah itu mempunyai sifat di antaranya, al-‘ilm, al- qudrat, al-sama’ al-bashar, al-hayah, iradah, dan lainnya. Namun semua ini dikatakan la yukayyaf wa la yuhadd (tanpa diketahui bagaimana cara dan batasnya). Kaum Asy’ariyah juga meyakini akan sifat-sifat Allah yang bersifat khabariyah, seperti Allah punya wajah, tangan, kaki, betis dan seterusnya. Dalam hal ini al- Asya’ariyah mengartikannya secara sombolis serta tidak melakukan takyif (menanyakan bagaimana rupa wajah, tangan dan kaki Allah), ta’tsil (menolak bahwa Allah punya wajah, tangan dan kaki ), tamsyil (menyerupakan wajah, tangan dan kaki Allah dengan sesuatu) serta tahrif (menyimpangkan makna wajah, tangan dan kaki Allah dengan makna lainnya). sifat-sifat Allah yang dimaksud yaitu sifat yang sesuai dengan dzat Allah sendiri dan sekali-kali tidak menyerupai sifat-sifat makhluk. Allah melihat tidak seperti makhluk. Begitu pula Allah mendengar tidak seperti makhluk. Bahkan al- Asy’ariyah berpendapat bahwa Allah mempunyai muka, tangan, mata dan sebagainya tanpa ditentukan bagaimananya (bila kaifa).

  1. Kebebasan berkehendak

Al-Asy’ari membedakan antara khaliq dan kasb. Menurutnya, Allah adalah pencipta (khaliq) perbuatan manusia, sedangkan manusia sendiri yang mengupayakannya (muktasib). Hanya Allah-lah yang mampu menciptakan segala sesuatu (termasuk keinginan manusia).

  1. Akal dan Wahyu
Pos Terkait:  Sifat-Sifat Allah: Sifat Wajib, Sifat Muhal dan Sifat Jaiz Allah

Dalam pandangan al-Asya’ariyah semua kewajiban agama manusia hanya dapat diketahui melalui informasi wahyu. Akal menurut al- Asya’ariyah tidak mampu menjadikan sesuatu menjadi wajib dan tak dapat mengetahui bahwa mengerjakan yang baik dan menjauhi yang buruk adalah wajib bagi manusia. Wajib mengenal Allah ditetapkan melalui wahyu hanyalah sebagai alat untuk mengenal, sedangkan yang mewajibkan mengenal Allah ditetapkan melalui wahyu. Bahkan dengan wahyu pulalah untuk dapat mengetahui ganjaran kebaikan dari Tuhan bagi yang berbuat ketaatan, serta ganjaran keburukan bagi yang tidak melakukan ketaatan

  1. Qadimnya Al-Qur’an

Pemikiran kalam al-Asy’ari tentang Kalam Allah (al-Qur’an) ini dibedakannya menjadi dua, Kalam Nafsi yakni firman Allah yang bersifat abstrak tidak berbentuk yang ada pada Zat (Diri) Tuhan, Ia bersifat Qadim dan Azali serta tidak berubah oleh adanya perubahan ruang, waktu dan tempat. Maka al-Qur’an sebagai kalam Tuhan dalam artian ini bukanlah makhluk. Sedangkan kalam Lafzi adalah kalam Allah yang diturunkan kepada para Rasul yang dalam bentuk huruf atau kata-kata yang dapat ditulis, dibaca atau disuarakan oleh makhluk-Nya, yakni berupa al-Qur’an yang dapat dibaca sehari-hari. Maka kalam dalam artian ini bersifat hadis (baru).

  1. Melihat Allah

Al-Asy’ari berpendapat bahwa Allah dapat dilihat di akhirat, tetapi tidak digambarkan. Karena boleh saja itu terjadi bila Allah sendiri yang menyebabkan dapat dilihat sesuai kehendaknya.

  1. Keadilan
Pos Terkait:  TIGA CARA AMPUH MEMPERKUAT UKHUWAH DITENGAH PANDEMI COVID-19

Keadilan dalam pandangan al-Asy’ariyah sebagaimana dikutip as- Syahrastani, adalah menempatkan sesuatu pada tempat yang sebenarnya. Oleh karena alam dan segala yang ada di dalamnya adalah milik Allah, maka Dia dapat berbuat apa saja yang dikehendaki-Nya meskipun dalam pandangan manusia tidak adil. Dengan demikian, jika Allah menambah beban yang telah ada pada manusia, atau menguranginya, dalam pandangan al- Asya’ariyah, Allah tetap adil. Bahkan Dia tetap adil walaupun memasukkan semua orang ke dalam surga atau nerakanya, baik yang jahat maupun yang taat dan banyak amalnya. Dan hal ini tidak memberi kesan bahwa Allah berlaku dzalim pada hamba-Nya, karena yang dinamakan dzalim ialah mempergunakan sesuatu yang bukan haknya atau meletakkkan sesuatu bukan pada temaptnya.

  1. Kedudukan orang yang berbuat dosa

Al-Asy’ari mengatakan bahwa orang mukmin yang mengesakan Tuhan tetapi fasik, terserah kepada Tuhan, apakah akan diampuni-Nya dan langsung masuk syurga atau akan dijatuhi siksa karena kefasikannya, tetapi dimasukkan-Nya kedalam surga. Dalam hal ini, al-Asy’ari berpendapat bahwa mukmin yang berbuat dosa besar adalah mukmin yang fasiq, sebab iman tidak mungkin hilang karena dosa selain kufur.

Demmikian pokok-pokok ajaran Asy’ariyah, semoga bermanfaat.

Baca juga Artikel junal