Asy'ariyah
Asy'ariyah

Mu’tazilah dan Qadariyah

Posted on

 

Mu’tazilah

Kata Mu’tazilah berasal dari bahasa Arab “i’tazala” artinya memisahkan diri atau menjauhkan diri, maka dengan demikian, kata Mu’tazilah mempunyai arti orang-orang yang memisahkan diri atau menjauhkan diri. Dalam Ilmu Kalam yang dimaksud dengan Mu’tazilah adalah golongan yang dipimpin oleh Washil Ibn “Atha’ (80-131 H/699-748nM), serta para penerusnya. Namun mereka lebih suka menamakan golongannya dengan “Ahlu al ‘Adli wa al-tauhid” (golongan Keadilan dan tauhid). Nama ini diambil dari dua pokok pemikiran mereka, yaitu keadilanAllah dan Keesaan- Nya.

Menurut al-Baghdadi, Washil Ibn ‘Atha’ dan temannya ‘Amr Ibn ‘Ubaid Ibn Bab diusir oleh Hasan al-Basri dari majelisnya karena adanya pertikaian antara mereka mengenai persoalan qadar dan orang yang berdosa besar, lalu keduanya menjauhkan diri dari Hasan al-Barsi dan mereka serta pengikut- pengikutnya disebut kaum Mu’tazilah, karena mereka menjauhkan diri dari faham unat Islam tentang soal orang yang berdosa besar. Menurut mereka orang serupa ini tidak mu’min dan tidak pula kafir. Demikian keterangan al- Baqhdadi tentang pemberian nama kaum Mu’tazilah kepada golongan ini. Mereka disebut Mu’tazilah karena mereka berpendapat bahwa orang berdosa besar bukan mukmin dan bukan pula kafir, akan tetapi mengambil di antara kedua posisi (almanzilah bain al-manzilatain). Baca juga: Takdir menurut Mu’tazilah dan Qadariyah

Pos Terkait:  Sifat-Sifat Allah: Sifat Wajib, Sifat Muhal dan Sifat Jaiz Allah
Qadariyah

Pengertian Qadariyah secara etimologi berasal dari bahasa arab yaitu qodaro yang bermakna kemampuan dan kekuatan. Adapun secara terminologi adalah suatu aliran yang percaya bahwa segala tindakan manusi tidak diintervensi oleh Allah swt. Aliran ini lebih menekankan atas kebebasan dan kekuatan manusia dalam mewujudkan perbuatan- perbuatannya.

Harun Nasution menegaskan bahwa aliran ini berasal dari pengertian bahwa manusia mempunyai kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya dan bukan berasal dari pengertian bahwa manusia terpaksa tunduk pada qodar Tuhan. Sebab itulah aliran ini kemudian dinisbatkan dengan istilah Qadariyah.

Dalam istilah Inggrisnya aliran ini dikenal dengan nama free will dan free act. Mereka mengemukakan dalil-dalil aql dan dalil-dalil naql (al- Qur’an dan Hadis) untuk memperkuat pendirian mereka. Jadi, istilah Qadariyah dinisbatkan kepada mereka bukan karena mereka adalah sebuah aliran yang mengajarkan untuk percaya kepada dalil. Justru sebaliknya aliran Qadariyah adalah aliran yang melakukan pengingkaran terhadap dalil. Penyebab lebih dikenalnya penisbatan dan sebutan Qadariyah bagi aliran pengingkar takdir ini ialah:

  1. Tersebar luasnya paham Asy’ariyah sehingga menjadikan kaum Qadariyah dan Mu’tazilah sebagai minoritas dihadapan kaum Asy’ariyah yang bernotabene sebagai mayoritas.
  2. Adanya tuduhan tentang kesamaan paham Qadariyah dengan penganut agama Majusi, sebab diketahui bahwa kaum Majusi membatasi takdir illahi hanya pada apa yang mereka namakan sebagai kebaikan saja, sedangkan kejahatan berada diluar takdir illahi.
Pos Terkait:  Maqashid Syariah: Pengertian, Macam-Macamnya, Kuliyah 'Ammah, Khassah dan Juz'i

Baca juga Artikel junal