Metode Mendidik Anak Dalam Islam
Metode Mendidik Anak Dalam Islam

Metode Mendidik Anak Dalam Islam

Posted on

 

Pendidikan, iqipedia.com – Dalam Islam terdapat beberapa metode yang di tawarkan oleh bebrapa pakar keislaman dalam mendidik anak sebagaimana penjelasan berikut ini:

Pertama Tarbiyah

Tarbiyah sebagai suatu upaya maksimal seseorang atau kelompok dalam mempersiapkan anak didik agar bisa hidup sempurna, bahagia, cinta tanah air, fisik yang kuat, akhlak yang sempurna, lurus dalam berpikir, berperasaan yang halus, terampil dalam bekerja, saling menolong dengan sesama, dapat menggunakan pikirannya dengan baik melalui lisan maupun tulisan, dan mampu hidup mandiri.

Kedua Ta’dib

Ta’dib menurut al-Attas lebih tepat mempunyai pengertian tidak sekedar pengajaran dan hanya untuk manusia. Selain itu kata Ta’dib itu erat hubungannya dengan kondisi ilmu dan Islam yang termasuk dalam sisi pendidikan. Ta’dib lebih mengedepankan pendidikan akhlak ata budi pakerti.

Ketiga Ta’lim

Ta’lim adalah kata yang di ambil dari dari bahasa arab. Ta’lim ini di artikan sebagai pendidikan yang sudah memiliki sistem pengajaran baik berupa pendidikan formal atau non formal. Namun terminologi ini dalam dunia pendidikan nasional kurang di kenal, terminologi ini hanya mudah di dapat dalam dunia pesantren dan pendidikan Islam.

Pos Terkait:  Paradigma Sosiologi : Pengertian dan Analisis
Keempat Mau’idhah

Mauidhah adalah suatu cara mendidik anak dengan memeberi nasehat dan arahan dengan cara yang baik dan lemah lembut serta penuh kesabaran atau degan bahasa lainnya dapat di artikan sebagai pengaran dan bimbingan dengan tutur kata yang baik.

Al-Quran secara tegas menyebutkan bahwa metode yang di gunakan Luqman  dalam mendidik anak adalah dengan metode mauidhah,  sebagaimana firman Allah Swt. berikut ini:

وَإِذۡ قَالَ لُقۡمَٰنُ لِٱبۡنِهِۦ وَهُوَ يَعِظُهُ يَٰبُنَيَّ لَا تُشۡرِكۡ بِٱللَّهِ

“Ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah” (QS. Luqman/ 31:13)

Ayat ini menjelaskan bahwa model pendidikan yang di berikan luqman kepada putranya yaitu dengan menggunakan term ya’idh yang berbentuk fi’il mudhari. Dalam teori sharaf, fi’il mudahari’ memiliki makna zaman hal dan istiqbal (masa sekarang dan masa berikutnya), artinya pendidikan dilakukan terus menurus secara kontinyo.

Ya’idh berasal dari kata wa’adh, menurut Wabah Zuhaili memiliki arti model pendidikan di sampaikan dengan menggunakan struktur bahasa baik disertai degan tutur kata yang lemah lembut yang dapat menyentuh hati serta dilakukan dengan penuh kasih sayang. Sedangkan menurut Ibn ‘Asyur  pendidikan yang di lakukan luqman yaitu dengan menasehati terus menerus yang disertai dengan menakut-nakuti sehingga putranya memeluk agama yang benar.

Pos Terkait:  HUKUM KALIMAT: MABNI DAN MU’ROB

Demikian tulisan singkat tentang Metode Mendidik Anak Dalam Islam, semoga bermanfaat.

Penulis:  Abd. MuqitDosen IAIFA Kediri dan IAIN Ponorogo.

Rerensi:

Mufatihatut Taubah, “Pendidikan Anak Dalam Keluarga Perspektif Islam,” Jurnal Pendidikan Agama Islam

Wabah Zuhaili, Tafsir al-Munir, (Damasykus, Dar al-Fikr al-Mu’ashirah, 1418 H)