Alam Barzakh dan Perjalanan Manusia di Akhirat
Kematian Manusia
Kematian adalah suatu keteapan Allah yang tidak bisa kita hindari. Allah sudah membuat waktu-waktu tertentu dan batas umur kehidupan manusia sesuai ketentuannya pada zaman azali dahulu. Dari takdir kita pada zaman azalilah kita akan menemui hari kematian yang tidak bisa di tolak dan di tawar. Allah berfirman dalam al-Quran:
ثُمَّ قَضَىٰ أَجَلًا ۖ وَأَجَلٌ مُّسَمًّى عِندَهُ
Artinya: Allah sudah menentuka ajal kematian manusia di sisi-Nya. Dan hanya Dia yang mengetahuinya.
Kematian ini waktunya di rahasiakan oleh Allah Swt. agar manusia dapat menyiapkan bekal di kehidupan akhirat. Kalau kita merenung sejenak maka akan sadar bahwa kehidupan kita dunia sebenarnya hanyalah keterpaksaan, atau dalam bahasa di sebut takdir. Tidak ada satupun seseorang yang menginginkan lahir di dunia. Manusia lahir di dunia itu semua terjadi karena kehendak Allah Swt. untuk di jadikan kholifah di muka bumi, yaitu mengurus bumi. Dalam konteks realistisnya sebagai kholifah, manusia di beri kewajiban-kewajiban untuk melaksanakan kekhafahaanya di muka bumi. Dengan kewajiban-kewajiban tersebut maka segala urusan di dunia ini dapat selesai dan dapat di penuhi. Seseorang yang dapat melaksanakan kewajibannya maka ia akan mendapatkan pahala, dan pahala inilah yang menjadi bekal manusia di akhirat.
Alam Barzah
Alam barzakh adalah pemisah anatara dunia dan akhirat. Terdapat pula ulama’ yang mengatakan bahwa alam barzakh adalah alam penantian kehidupan akhirat diman ketika manusia meninggal sebelum kiamat tiba seseorang akan di masukkan ke alam barzakh ini. Lalu ia akan menanti kehidupan akhirat di alam barzakh ini. Alam barzakh ini dalam masyarakat lebih populer dengan sebutan alam kubur sedangkan kata alam barzakh sendiri hanya di pakai dalam kebanyak literatur keagamaan saja. Dengan demikian jika masyarakat mengatakan alam kubur yang di maksud adalah alam barzakh.
Pertanyaan Kubur
Setelah manusia meninggal meninggal , di alam kubur manusia akan mengalami beberapa pertanyaan kubur. hal ini di jelaskan Rasulullah SAW.
فَيَأْتِيهِ مَلَكَانِ شَدِيدَا الاِنْتِهَارِ فَيَنْتهِرَانِهِ وَيُجْلِسَانِهِ فَيَقُولاَنِ لَهُ: مَنْ رَبُّكَ؟ مَا دِينُكَ؟ مَنْ نَبِيُّكَ؟
Artinya: “ketika seseorang telah dibaringkan di dalam kubur dan para pengantar telah meninggalkannya, maka dua malaikat, yakni Munkar dan Nakir, segera mendatangi dan menanyakan tentang tiga hal pokok, yakni: siapa tuhannya, apa agamanya dan siapa nabinya.
Namun dalam beberapa riwayat lain, ketiga pertanyaan pokok tersebut diikuti dengan tiga pertanyaan berikutnya, yaitu Man kitabuka? Apa kitabmu? Aina qiblatuka? Di mana kiblatmu?, Man ikhwanuka? Siapa saudaramu? Keenam pertanyaan di atas tampak sepele untuk dijawab. Namun, sebenarnya tidak demikian, hal tersebut walau kelihatan mudah untuk di jawab tetapi sebenarnya hal tersebut tidak mudah untuk menjawabnya. Sebab semua jawaban tersebut bergantung pada amal masing-masing semasa hidupnya. Mereka yang senantiasa melaksanakan shalat lima waktu terlebih yang suka shalat berjamaah di masjid mereka telah memiliki bekal untuk menjawab keenam pertanyaan kubur tersebut.
Syekh Nawawi Banten dalam kitabnya, Syarah Nuruz Zhalam ala Aqidatil Awam menjelaskan bahwa ketika malaikat bertanya kepada ahli kubur, maka manusia yang beriman, Tuhanku adalah Allah yang maha esa, tiada sekutu bagi-Nya, Islam adalah agamaku, Muhammad adalah nabiku, dan beliau adalah Nabi terkhir, ka’bah adalah kiblatku, Orang-orang yyang beariman adalah saudaraku, Al-Qur’an adalah imamku, sunnah rasul adalah jalan hidupku, Aku membaca kitab suci Allah, dan beriman kepadanya. Setelah orang mukmin menjawab semua pertanyaan malaikat tersebut lalu kedua malaikat itu berkata: ‘Kau benar. Tidurlah sebagaimana tidur para pengantin yang tiada dapat membangunkannya kecuali orang yang paling mengasihinya.
Berbeda dengan orang-orang mukmin yaitu orang-orang kafir. ketika malaikat memberi pertanyaan kepadanya mereka tidak dapat menjawabnya. Lalu malaikat pun menyiksanya.
Siksa dan Pahala Kubur
Permasalahan siksa kubur, terdapat dua pendapat tentang adanya siksa kubur dan tidak adanya siksa kubur. Pertama, Ulama’ yang mengatakan bahwa siksa kubur memang wujudnya nyata. Yang kedua ulama’ berpendapat bahwa siksa kubur yang disiksa hanya jiwanya saja, tetapi fisiknya tidak di siksa. Siksaan ini hanya berupa dilihatkannya tempatnya di akhirat kelak, yaitu neraka. Hal ini berlaku kepada orang yang suka berbuat buruk. Sedankan sebaliknya orang yang berbuat baik maka dia akan di lihatkan tempatnya di surga. Dengan demikian maka ia akan merasa senang. Menurut ulama’ yang berpendapat seperti ini mereka beranggapan siksa dan pahala yang nyata hanya ada di akhirat kelak yaitu di surga dan neraka.
Perjalanan Manusia di Akhirat
Setelah kimat tiba maka perjalanan manusia di akhirat akan melalui tahapan-tahapan berikut ini:
1. Yaumul ba’ts
perjalanan manusia di akhirat setelah hari kiamat yang pertama manusia akan dibangkitkan kembali dari kuburannya. Hal ini terjadi ketika sangkakala di tiup untuk kedua kalinya. Sebagaiman firman Allah dalam surah yasin:
وَنُفِخَ فِى ٱلصُّورِ فَإِذَا هُم مِّنَ ٱلْأَجْدَاثِ إِلَىٰ رَبِّهِمْ يَنسِلُونَ
Artinya: Lalu ditiuplah sangkakala (yang kedua kalinya), maka seketika itu mereka keluar dari kuburnya (dalam keadaan hidup), menuju kepada Tuhannya.” (QS. Yasin: 51)
Setelah manusia di bangkitkan kembali, mereka berada dalam keadaan macam-macam. Allah berfirman:
يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ ٱلنَّاسُ أَشْتَاتًا لِّيُرَوْا۟ أَعْمَٰلَهُمْ
Artinya: “Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan yang bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka.” (QS. Al Zalzalah: 6)
2. Padang mahsyar
Perjalanan manusia di akhirat yang berikutnya akan di giring ke padang mahsyar. Padang mahsyar adalah tempat dataran yang sangat luas yang menjadi tempat berkumpul para makhluk mulai pertama hingga makhluk yang terakhir. Tempat tersebut beralaskna pasir yang tidak terlihat tinggi maupun rendah, semuuanya rata. Pada saat itu matahari di dekatkan kepada makhluk sebagaimana sabda Rasulullah SAW.:
تًدْنَى الشَّمْسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنَ الْخَلْقِ حَتَّى تَكُوْنَ مِنْهُمْ كَمِقْدَارِ مِيْلٍ، قَالَ سُلَيْمُ بْنُ عَامِرٍ : فَوَاللهِ، مَا أَدْرِي مَا يَعْنِي بِالْمِيْلِ أَمَسَافَةَ اْلأَرْضِ أَمْ الْمِيْلَ الَّذِي تُكْتَحَلُ بِهِ الْعَيْنُ، قَالَ : فَيَكُوْنُ النَّاسُ عَلَى قَدْرِ أَعْمَالِهِمْ فِي الْعَرَقِ فَمِنْهُمْ منْ يَكُوْنُ إِلَى كَعْبَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَى رُكْبَتَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَى حَقْوَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يُلْجِمُهُ الْعَرَقُ إِلْجَامًا، وَأَشَارَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدِهِ إِلَى فِيْهِ
Artinya: Pada hari kiamat, matahari didekatkan jaraknya terhadap makhluk hingga tinggal sejauh satu mil. -Sulaim bin Amir berkata: ‘Demi Allah, aku tidak tahu apa yang dimaksud dengan mil. Apakah ukuran jarak perjalanan, atau alat yang dipakai untuk bercelak mata?’ Rusulullah SAW bersabda: ‘Sehingga manusia tersiksa dalam keringatnya sesuai dengan kadar amal-amalnya. Di antara mereka ada yang keringatnya sampai kedua mata kakinya. Ada yang sampai kedua lututnya, dan ada yang sampai pinggangnya, serta ada yang tenggelam dalam keringatnya.’ Rasulullah SAW. memberikan isyarat dengan meletakkan tangan ke mulut beliau.
3. Yaumul hisab dan mizan
Kelak setelah di padang mahsyar, manusia akan dipertemukan dengan yaumul hisab. Setiap manusia akan dimintai pertanggung jawabannya oleh Allah SWT atas segala amalan yang pernah dilakukan semasa hidupnya. Di sinilah nasib manuisa akan ditentukan. Jika lebih berat amal baiknya, balasan yang akan diterima berupa surga. Sebaliknya, jika amalan buruk lebih berat, neraka dengan segala azab yang sangat pedih adalah balasannya. Secara bahasa, kata “hisab” (الحساب) berarti menghitung. Sementara yaumul hisab yang di maksud dalam eskatalogi Islam adalah hari perhitungan amal manusia di mana Allah memperlihatkan kepada hamba-Nya tentang amalan-amalan mereka. Allah SWT berfirman:
إِنَّ إِلَيْنَا إِيَابَهُمْ ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا حِسَابَهُمْ
“Sungguh, kepada Kami-lah mereka kembali. Kemudian sesungguhnya (kewajiban) Kami-lah membuat perhitungan atas mereka.” (QS. Al-Ghasyiyah: 25 – 26)
Seluruh amal manusia di akhirat akan ditimbang dalam timbangan amal (mizan). Jika timbangan amal baiknya lebih berat, maka pertanda ia akan selamat. Sebaliknya, jika timbangan amal buruknya yang lebih berat, maka pertana ia akan celaka. Timbangan amal sendiri merupakan timbangan raksasa. Saking besarnya, andai langit dan bumi diletakkan di atasnya, niscaya mampu ditimbangnya. Apalagi hanya sekadar dipakai menimbang amalan hamba. Demikian seperti yang digambarkan dalam hadits riwayat al-Hakim dari Salman. Melalui riwayat ini, Rasulullah saw. bersabda:
يُوضَعُ الْمِيزَانُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَلَوْ وُزِنَتْ أَوْ وُضِعَتْ فِيهِ السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ لَوُضِعَتْ فَتَقُولُ الْمَلَائِكَةُ يَا رَبِّ لِمَنْ يَزِنُ هَذَا؟ فَيَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى لِمَنْ شِئْت مِنْ خَلْقِي فَتَقُولُ الْمَلَائِكَةُ سُبْحَانَك مَا عَبَدْنَاك حَقَّ عِبَادَتِك.
Artinya: Pada hari Kiamat, timbangan amal akan diletakkan. Andai langit dan bumi ditimbang atau diletakkan di atasnya, niscaya akan tertimbang. Kemudian para malaikat bertanya, “Wahai Tuhanku, untuk siapa timbangan ini?” Allah menjawab, “Untuk makhluk-Ku yang Aku kehendaki.” Malaikat pun berkata, “Maha suci Engkau, maka selamanya kami akan menyembah-Mu dengan sebenar-benarnya,” (HR Al-Hakim).
4. Shirotol Mustaqim
Setelah manusia di timbang amalnya maka ia akan di berangkatkan ke sirotol mustaqim. Pada sirotol mustaqim ini jika manusia dapat selamat maka ia akan masuk surge dan jika manusia tidak selamat maka ia maka masuk neraka. Jembatan shirotol mustaqim adalah jalan di akhirat yang dipasangkan di tengah-tengah neraka Jahanam. Jalan ini seperti pedang yang tipis dan sangat tajam. Ia sebuah jembatan yang licin dan mudah menggelincirkan. Di atasnya penuh besi-besi pengait dari api yang siap menyambar, mengait, dan menghempaskan ke neraka. Di antara mereka ada orang yang melintas secepat petir. Dia berhasil selamat dan tak melekat (bergelantung) pada jembatan. Ada pula yang melintas secepat angin. Dia berhasil selamat dan tak melekat di atasnya. Ada pula yang melintas secepat kuda. Ada pula yang melintas seperti orang berlari. Ada pula yang melintas seperti orang berjalan cepat. Ada pula yang berjalan seperti orang berjalan normal. Dan manusia yang terakhir melintas adalah seorang laki-laki yang telah hangus terbakar api dan menghadapi kesulitan di atasnya, kemudian dimasukkan Allah ke dalam surga berkat karunia, kemuliaan, dan rahmat-Nya.
Tiga Gologan Manusia di Akhirat
- Golongan pertama
Golongan manusia yang pertama di sebut Ashhabul maymanah. Ashhabul maymanah adalah golongan manusia yang di beri catatan amalnya dengan tangan kanan. Golongan ini akan di masukkan kedalam surga setelah amalnya di hisab pada yaumul hisab. Di surga ia akan mendapatkan kebahagian dan kemuliaan layaknya orang-orang yang masuk surga lainnya. Golongan ini tidak semerta-merta mereka dapatkan. Semua manusia akan di balas sesuai dengan perbuatannya di dunia. Dalam berbagai literatur keislam di jelaskan bahwa seseorang bisa selamat dari neraka jika perbuatan baiknya di dunia mengungguli amal buruknya.
- Golongan kedua
Golongan kedua di sebut Ashhabul masy amah. Golongan ini adalah manusia yang di beri buku catan amalnya dengan tangan kiri. Golongan ini di akhirat akan di masukkan kedalam neraka, karena perbuatan mereka di dunia lebih banyak yang buruk dari pada yang amal baiknya. Di neraka mereka akan di siksa dengan siksaan yang pedih lagi amat menyakitkan.
- Golongan ketiga
Golongan manusia di akhirat yang ketiga yang di abadikan dalam surah al-Waqi’ah adalah golongan Assabiqunas sabiqun. Assabiqunas sabiqun adalan golongan nmanusia yang di masukkan ke dalam surag tanpa di hisab. tidak hanya itu, mereka juga akan menempati surga yang tertinggi, yaitu surga illiyin. Oleh karena itu, mereka di sebut sebagai golongan manusia yang terbaik di antara golongan manuisia lanya. Syekh nawawi al-Bantani menulis dalam kitabnya moroh labid, bahwa golongan ini adalah segolongan manusia yang pada masa hidupnya terkenal dengan perbuatan-perbuatan amal yang baiknya. Mereka adalah sekelompok orang pilihan terdahulu yang mulai nabi adam hingga nabi muhammmad AS.
Mereka juga sebut assabiqunas sabiqun, karena mereka selalu terlebih dahulu dalm berbuat baik dan di masukkan ke dalam surga terlebih dahulu. Perbedaannya golongan ini dengan golongan yang pertama, yaitu golongan ini masuk terlebih dadahulu tanpa hisab dan menepati surga tertinggi. Sedangkan golongan yang pertama masuk ke dalam surga masih di hisab terlebih dahulu dan tidak menempati surga tertinggi.
Demikian penjelasan tentang alam barzakh dan perjalanan manusia di akhirat. Semoga dapat menambah ilmu dan iman kita, amin…
Baca Juga: Materi Studi Al-Quran