ahli ibadah
ahli ibadah

Ahli Ibadah Masuk Neraka, Cuma Gara-Gara Ini

Posted on

 

Ibadah, IQI Pedia.comTidak dapat di pungkiri bahwa Agam islam selalu memerintahkan umatnya agar selalu beribadah kepada Allah Swt. karena Ibadah adalah ajaran Islam yang banyak sekali manfaatnya serta dapat mengangkat derajat manusia di dunia dan akhirat. Orang yang ahli ibadah  akan di muliakan di sisi Allah Swt. dan mendapat derajat yang tinggi.

Sebaliknya jika seseorang tidak beribadah maka ia akan jauh dari Allah Swt. Dan membuat hidupnya akan jatuh dalam kegelapan serta di hantui rasa bersalah dan berdosa kepada Allah Swt. Maka dari itu Agama Islam memerintahtakan umatnya untuk selalu beribadah kepada Allah swt. dan melaksanakan setiap ajaran agamanya. Bahkan dalam Al-Quran di jelaskan bahwa allah tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Nya. Allah berfirman:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Artinya: “tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku ” (QS. Adz-Dzaariyaat: 56)

Tidak hanya itu, orang yang ahli ibadah juga di janjikan pahala yang basar dan akan di masukkan kedalam surga. Justifikasi itu tidak hanya di dapatkan dalam al-Quran dan hadis tetapi juga pandangan masyarakat yang mengagumi dan meyakini bahwa ahli ibadah akan mulia dan masuk kedalam surga.

Ahli Ibadah Yang Masuk Neraka

Namun justifikasi  ayat di atas berbeda dengan hadis Rasulullah Saw. yang mengatakan, orang shalat malam, siang berpuasa dan suka bersedekah, jika menyakiti tetangganya tidak akan masuk surga, hadis ini di kutib dari kitab al-Adab al-Mufrad:

Pos Terkait:  Hikmah Puasa Dapat Menurunkan Kolesterol

قِيلَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَا رَسُولَ اللهِ، إِنَّ فُلَانَةً تَقُومُ اللَّيْلَ وَتَصُومُ النَّهَارَ، وتفعلُ، وتصدقُ، وَتُؤْذِي جِيرَانَهَا بِلِسَانِهَا؟ فَقَالَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَا خَيْرَ فِيهَا، هِيَ من أهل النار

Artinya: Dikatakan pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya fulanah (seorang wanita) rajin mendirikan shalat malam, gemar puasa di siang hari, mengerjakan (kebaikan) dan bersedekah, tapi sering menyakiti tetangganya dengan lisannya.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata: “Tidak ada kebaikan padanya, dia termasuk penghuni neraka.

Lalu para sahabat melanjutkan pertanyaan kepada Rasullulah Saw.

قَالُوا: وَفُلَانَةٌ تُصَلِّي الْمَكْتُوبَةَ، وَتَصَّدَّقُ بِأَثْوَارٍ، وَلَا تُؤْذِي أَحَدًا؟ فَقَالَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: هِيَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ

Artinya: Fulanah (lainnya hanya) mengerjakan shalat wajib, dan bersedekah dengan beberapa potong keju, tapi tidak (pernah) menyakiti seorang pun. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata: Dia adalah penghuni surga”. HR. Bukhori.

Tampak dari penjelasan hadis di atas bahwa menjaga perilaku terhadap tetangga menjadi salah satu kunci masuk surga dan yang menyakiti tetangganya akan masuk neraka. hal ini menjadi tamparan keras bagi para ahli ibadah yang sering menggunjingkan tetangganya dan menyakiti tetangganya. Baik secara lisan, perbuatan, atau bahkan mengambil hak tetangganya.

Pos Terkait:  Kaidah Fiqih Keempat Ad-Dharoru  Yuzal
Alasan Menyekiti Tetangga Masuk Neraka

Islam juga memberi perhatian khusus terhadap etika dalam bertetangga. Lewat Al-Quran-Nya, Islam memerintahkan memprioritaskan berbuat kebajikan kepada tetangganya. Allah berfirman:

وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْجَارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ

Artinya: Berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak ya tim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh. (QS. An-Nisa’: 36)

Ayat di atas memerintahkan, ketika seseorang mau berbuat kebajikan maka tetangga harus di dahulukan setelah orang tua, kerabat, anak yatim, fakir miskin sebelum orang yang lain.

Dalam kitab taisirul kollak di jelaskan, tetangga adalah orang yang rumahnya berdekatan dengan rumahmu sampai 40 rumah dari setiap arah (penjuru).

Selain ayat di atas rasulullah Saw. juga memerintahkan untuk memulyakan tetangganya.

Rasulullah bersabda:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ

Artinya: “Barang siapa beriman kepada Allah SWT dan hari akhir, maka hendaklah dia memuliakan tetangganya” (HR Bukhari Muslim)

Memulyakan tetangga serta tidak menyakitinya menjadi perhatian khusus dalam islam karena tetangga memiliki konteribusi besar dalam kehidupan seseorang. Tetanggalah yang dapat membantu kita ketika susah, menjenguk ketika sakit, menghibur ketika sedih, membantu ketika repot, merawat dan mensholati jenazah kita ketika kita sudah meninggal.

Pos Terkait:  Bulan Ramadhan 2022, Begini Dasar Penetapannya Oleh Pemerintah, NU dan Muhammadiyah

Dalam adagium masyarakat,  tetangga adalah pagar bagi seseorang jika ada yang mau menjahatinya. Orang jahat tidak bisa memasuki rumahnya jika ia memiliki tetangganya. jika si penjahat sudah memasuki rumahnya maka si tetangga pulalah yang menjadi polisi pertama untuk menangkap si penjahat tersebut. Namun ketika ia tidak memiliki tetangga maka si penjahat dengan mudah mencuri dan mengambil harta kita. Serta seseorang tersebut tidak bisa menolak si penjahat karena ia sudah tidak memiliki pagar dan polisi yang selalu menjaga rumahnya dsan membantunya.

Dengan alasan tersebut maka kita akan sangat paham, mengapa agama kita ini mengajari memuliakan dan berbuat baik kepada tetangga serta melarang keras agar tidak menyakitinya, bahkan mengancamnya dengan neraka jika menyakiti tetangganya sesuai hadis di atas.

Demikianlah penejelasan tentang ahli ibadah yang masuk neraka, semoga bermanfaat. Terimakasih.

Penulis: Abd. Muqit