Umum

Sifat Riya: Apa Sajakah Ciri-cirinya?

×

Sifat Riya: Apa Sajakah Ciri-cirinya?

Share this article

Di dalam Islam, sifat riya atau berbuat untuk memperoleh pujian dan pengakuan dari orang lain dianggap sebagai dosa besar. Sifat ini sangat dilarang dalam agama Islam karena dapat membawa dampak buruk bagi diri sendiri dan orang lain. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengenal sifat riya dan ciri-cirinya agar dapat menghindarinya.

Apa itu Sifat Riya?

Sifat riya adalah perilaku yang dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan pujian atau pengakuan dari orang lain. Seseorang yang memiliki sifat riya akan berusaha menunjukkan kesempurnaan dirinya di depan orang lain, meskipun sebenarnya ia tidak seperti yang ditunjukkan. Sifat ini biasanya dilakukan untuk meningkatkan citra diri dan mendapatkan keuntungan dari orang lain.

Ciri-ciri Sifat Riya

Berikut adalah beberapa ciri-ciri sifat riya yang perlu diketahui:

1. Tidak Konsisten

Orang yang memiliki sifat riya biasanya tidak konsisten dalam perilakunya. Mereka akan berubah-ubah dalam bertindak tergantung pada orang yang mereka hadapi. Misalnya, ketika berada di depan orang yang dihormati, mereka akan berperilaku dengan sopan dan santun, namun ketika berada di depan orang yang dianggap rendah, mereka menjadi kasar dan tidak sopan.

Pos Terkait:  Foto Pre Wedding di Kartu Undangan Bolehkah: Jawaban dari Pertanyaan yang Sering Diajukan

2. Berlebihan dalam Berbuat Baik

Orang yang memiliki sifat riya cenderung berlebihan dalam berbuat baik. Mereka akan menunjukkan kebaikan dengan cara yang berlebihan dan mencolok agar mendapatkan perhatian dan pujian dari orang lain. Misalnya, mereka akan menyumbangkan uang dengan jumlah yang besar dan membuat tanda kebaikan agar diketahui oleh orang lain.

3. Menjaga Citra Diri

Orang yang memiliki sifat riya akan selalu menjaga citra diri mereka di depan orang lain. Mereka tidak ingin terlihat buruk di mata orang lain, sehingga mereka akan berusaha menutupi kekurangan dan kelemahan yang ada pada dirinya.

4. Tidak Ikhlas dalam Berbuat Baik

Orang yang memiliki sifat riya tidak ikhlas dalam berbuat baik. Mereka melakukan kebaikan bukan karena ingin mendapatkan ridha Allah, melainkan untuk mendapatkan pujian dan pengakuan dari orang lain. Mereka tidak memikirkan kebaikan yang akan diperoleh dari amal yang dilakukan, melainkan hanya memikirkan pujian dan pengakuan dari orang lain.

5. Suka Memperlihatkan Kekayaan

Orang yang memiliki sifat riya sering kali suka memperlihatkan kekayaan mereka di depan orang lain. Mereka akan menunjukkan barang-barang mewah yang dimilikinya, seperti mobil, rumah, atau barang-barang lain yang mewah agar mendapatkan pujian dan pengakuan dari orang lain.

Dampak Buruk dari Sifat Riya

Sifat riya dapat membawa dampak buruk bagi diri sendiri dan orang lain. Berikut adalah beberapa dampak buruk dari sifat riya:

Pos Terkait:  Faktor Penyebab Kemunduran atau Penurunan Kualitas Hidup

1. Tidak Mendapatkan Pahala

Orang yang memiliki sifat riya tidak akan mendapatkan pahala dari amal yang dilakukannya. Karena amal yang dilakukan bukan dilakukan karena ingin mendapatkan ridha Allah, melainkan untuk mendapatkan pujian dan pengakuan dari orang lain.

2. Merusak Hubungan dengan Allah

Sifat riya dapat merusak hubungan seseorang dengan Allah. Karena perilaku yang dilakukan bukan untuk mendapatkan ridha Allah, melainkan untuk mendapatkan pujian dan pengakuan dari orang lain.

3. Merusak Hubungan dengan Orang Lain

Sifat riya dapat merusak hubungan seseorang dengan orang lain. Karena perilaku yang dilakukan bukan untuk kebaikan orang lain, melainkan untuk mendapatkan pujian dan pengakuan dari orang lain.

4. Menimbulkan Perasaan Iri dan Dendam

Sifat riya dapat menimbulkan perasaan iri dan dendam pada orang lain. Karena perilaku yang dilakukan bukan untuk kebaikan orang lain, melainkan untuk mendapatkan pujian dan pengakuan dari orang lain.

5. Tidak Mendapatkan Keberkahan

Orang yang memiliki sifat riya tidak akan mendapatkan keberkahan dari Allah dalam hidupnya. Karena perilaku yang dilakukan bukan untuk mendapatkan ridha Allah, melainkan untuk mendapatkan pujian dan pengakuan dari orang lain.

Bagaimana Menghindari Sifat Riya?

Berikut adalah beberapa cara menghindari sifat riya:

1. Berbuat Baik dengan Ikhlas

Berbuat baik dengan ikhlas adalah cara terbaik untuk menghindari sifat riya. Berbuat baik dengan ikhlas berarti melakukan kebaikan hanya untuk mendapatkan ridha Allah, bukan untuk mendapatkan pujian dan pengakuan dari orang lain.

Pos Terkait:  Sebab Terjadinya Perang Uhud

2. Tidak Memperlihatkan Kekayaan

Tidak memperlihatkan kekayaan di depan orang lain adalah cara lain untuk menghindari sifat riya. Karena memperlihatkan kekayaan hanya akan membuat seseorang menjadi sombong dan ingin mendapatkan pujian dan pengakuan dari orang lain.

3. Bersikap Konsisten

Bersikap konsisten dalam perilaku adalah salah satu cara terbaik untuk menghindari sifat riya. Konsisten dalam perilaku berarti tidak berubah-ubah dalam bertindak tergantung pada orang yang dihadapi.

4. Tidak Berlebihan dalam Berbuat Baik

Tidak berlebihan dalam berbuat baik adalah cara lain untuk menghindari sifat riya. Berbuat baik secara wajar dan tidak berlebihan akan membuat seseorang tidak mencari pujian dan pengakuan dari orang lain.

5. Menghindari Pujian dan Pengakuan

Menghindari pujian dan pengakuan dari orang lain adalah cara terbaik untuk menghindari sifat riya. Karena pujian dan pengakuan hanya akan membuat seseorang menjadi sombong dan tidak ikhlas dalam berbuat baik.

Kesimpulan

Sifat riya adalah perilaku yang dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan pujian atau pengakuan dari orang lain. Sifat ini sangat dilarang dalam agama Islam karena dapat membawa dampak buruk bagi diri sendiri dan orang lain. Ciri-ciri sifat riya antara lain tidak konsisten, berlebihan dalam berbuat baik, menjaga citra diri, tidak ikhlas dalam berbuat baik, dan suka memperlihatkan kekayaan. Menghindari sifat riya dapat dilakukan dengan berbuat baik dengan ikhlas, tidak memperlihatkan kekayaan, bersikap konsisten, tidak berlebihan dalam berbuat baik, dan menghindari pujian dan pengakuan dari orang lain.