Ujub Menurut Imam Bisyr Al-Hafi

Posted on

Pengenalan

Ujub adalah salah satu sikap hati yang sering kali terjadi pada manusia. Sikap ini dapat didefinisikan sebagai rasa bangga dan angkuh terhadap diri sendiri karena merasa memiliki kelebihan atau prestasi yang lebih baik dari orang lain. Dalam agama Islam, ujub termasuk dalam salah satu penyakit hati yang harus dijauhi. Imam Bisyr Al-Hafi, seorang ulama terkemuka, memberikan pemahaman yang mendalam tentang ujub dan cara menghadapinya.

Pengertian Ujub

Menurut Imam Bisyr Al-Hafi, ujub adalah sikap sombong dan angkuh yang timbul dalam diri seseorang akibat merasa dirinya lebih baik dari orang lain. Hal ini sering kali terjadi ketika seseorang meraih prestasi atau memiliki kelebihan tertentu. Ujub membuat seseorang lupa diri dan merasa bahwa semua keberhasilan yang diraih semata-mata berasal dari usahanya sendiri, tanpa menyadari bahwa segala pencapaian yang diperoleh adalah anugerah dari Allah SWT.

Penyebab Ujub

Imam Bisyr Al-Hafi menjelaskan bahwa penyebab utama terjadinya ujub adalah kurangnya kesadaran akan keterbatasan diri dan lupa akan kebesaran Allah SWT. Ketika seseorang meraih prestasi atau memiliki kelebihan, ia sering kali terjebak dalam perasaan bangga dan angkuh. Rasa puas dengan diri sendiri mengalahkan rasa syukur kepada Allah yang seharusnya menjadi fokus utama.

Pos Terkait:  Sunan Gresik: Sejarah, Fakta, dan Makamnya

Akibat Ujub

Sikap ujub memiliki dampak negatif yang dapat merusak hubungan dengan Allah SWT dan dengan sesama. Seseorang yang terkena ujub cenderung merasa bahwa dirinya lebih baik dan lebih unggul dari orang lain. Hal ini dapat menyebabkan sikap sombong, meremehkan orang lain, dan tidak mau mengakui kesalahan. Akibatnya, hubungan dengan Allah menjadi terganggu dan hubungan dengan sesama menjadi renggang.

Cara Mengatasi Ujub

Menurut Imam Bisyr Al-Hafi, cara mengatasi ujub adalah dengan meningkatkan kesadaran akan keterbatasan diri dan mengakui bahwa segala keberhasilan yang diraih hanyalah anugerah dari Allah SWT. Selain itu, penting untuk selalu berusaha memperbaiki diri dan tidak meremehkan orang lain. Mengingatkan diri sendiri tentang kebesaran Allah dan bersyukur atas segala nikmat yang diberikan juga dapat membantu mengatasi ujub.

Contoh Ujub dalam Kehidupan Sehari-hari

Imam Bisyr Al-Hafi memberikan contoh-contoh ujub yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, seseorang yang merasa bangga dan angkuh setelah meraih gelar akademik tertinggi, atau seseorang yang merasa lebih baik dari orang lain karena memiliki harta yang melimpah. Ujub juga bisa terjadi pada seseorang yang merasa lebih baik secara fisik karena kecantikan atau kegantengan yang dimiliki.

Pos Terkait:  Masa Lalu Umar bin Khattab dan Sang Ayah

Akhlak Terpuji untuk Mengatasi Ujub

Imam Bisyr Al-Hafi menyebutkan beberapa akhlak terpuji yang dapat membantu mengatasi ujub. Pertama, rendah hati dan selalu mengingat bahwa segala kebaikan yang dimiliki adalah anugerah dari Allah. Kedua, bersyukur atas segala nikmat yang diberikan dan tidak sombong terhadap orang lain. Ketiga, mengakui kekurangan diri dan terus berusaha memperbaiki diri. Keempat, menghindari membandingkan diri dengan orang lain dan menerima kelebihan dan kekurangan diri dengan lapang dada.

Kesimpulan

Ujub adalah sikap sombong dan angkuh yang harus dihindari dalam agama Islam. Imam Bisyr Al-Hafi memberikan pemahaman yang mendalam tentang ujub dan cara menghadapinya. Ujub disebabkan oleh kurangnya kesadaran akan keterbatasan diri dan lupa akan kebesaran Allah SWT. Akibatnya, hubungan dengan Allah dan dengan sesama bisa terganggu. Cara mengatasi ujub adalah dengan meningkatkan kesadaran akan keterbatasan diri, mengakui anugerah Allah, dan selalu berusaha memperbaiki diri. Dalam kehidupan sehari-hari, ujub dapat muncul dalam berbagai bentuk seperti merasa lebih baik karena prestasi akademik atau kekayaan materi. Akhlak terpuji seperti rendah hati, bersyukur, mengakui kekurangan diri, dan tidak membandingkan diri dengan orang lain dapat membantu mengatasi ujub.