Umum

Kisah Kanan Anak Nabi Nuh AS Yang Menolak Iman

×

Kisah Kanan Anak Nabi Nuh AS Yang Menolak Iman

Share this article

Alkisah, Nabi Nuh AS mendapat wahyu dari Allah SWT untuk memperingatkan manusia agar beriman dan berbuat kebaikan. Namun, sayangnya hanya sedikit manusia yang mempercayainya.

Nabi Nuh AS pun berusaha keras untuk menyadarkan anak-anak dan keluarganya agar beriman dan mengikuti ajarannya. Salah satu anaknya yang paling sulit untuk disadarkan adalah putranya yang bernama Kan’an.

Mengenal Lebih Dekat Kan’an

Kan’an merupakan anak tertua dari Nabi Nuh AS. Ia dikenal sebagai anak yang tampan dan cerdas. Namun, sayangnya ia memiliki sifat yang keras kepala dan sombong. Ia merasa bahwa dirinya lebih baik daripada orang lain.

Kan’an juga sangat terikat dengan dunia materi. Ia seringkali melupakan ajaran ayahnya dan lebih memilih untuk mengejar kekayaan dan kekuasaan.

Kan’an Menolak Ajaran Ayahnya

Meskipun sudah diberi pengajaran dan peringatan oleh Nabi Nuh AS, Kan’an tetap enggan untuk beriman dan mengikuti ajarannya. Ia bahkan memilih untuk memusuhi ayahnya dan bersekutu dengan orang-orang kafir.

Kan’an merasa bahwa ajaran ayahnya hanya akan membawa kerugian baginya. Ia lebih memilih untuk mengikuti nafsunya sendiri dan mengejar keuntungan duniawi.

Pos Terkait:  Ayat Al Quran tentang Teman yang Buruk

Kan’an dan Banjir Besar

Saat Allah SWT mengirimkan banjir besar yang menghancurkan seluruh umat manusia, Nabi Nuh AS meminta kepada putra-putranya untuk naik ke atas kapal yang telah dibuatnya untuk menyelamatkan diri.

Namun, Kan’an tetap menolak dan memilih untuk tetap berada di darat. Ia merasa bahwa dirinya lebih kuat dan mampu bertahan hidup tanpa bantuan Allah SWT.

Kan’an Terkena Azab

Akibat keengganan Kan’an untuk beriman dan mengikuti ajaran ayahnya, ia akhirnya terkena azab dari Allah SWT. Ia tenggelam dalam banjir besar yang menghancurkan seluruh umat manusia yang tidak beriman.

Kan’an menyadari kesalahannya terlambat. Ia menyesali ketidaksiapannya untuk beriman dan menolak ajaran ayahnya. Namun, sudah terlambat bagi dirinya untuk bertaubat.

Pelajaran dari Kisah Kan’an

Kisah Kan’an menjadi pelajaran bagi kita semua bahwa keinginan untuk mengejar kekayaan dan kekuasaan duniawi tidak akan membawa kebahagiaan sejati. Kita harus mengikuti ajaran Allah SWT dan menjalani hidup dengan penuh keikhlasan dan ketulusan.

Kita juga harus belajar untuk merendahkan diri dan tidak merasa lebih baik daripada orang lain. Hanya dengan beriman dan berbuat kebaikan kita akan mendapatkan kebahagiaan yang sejati dan keberkahan dari Allah SWT.

Pos Terkait:  Mengapa Allah Menciptakan Manusia sehingga Harus

Kesimpulan

Kisah Kan’an merupakan salah satu kisah dalam Al-Quran yang mengajarkan kita untuk selalu beriman dan mengikuti ajaran Allah SWT. Meskipun hidup di dunia ini penuh dengan godaan dan kesulitan, kita harus tetap memegang teguh iman dan menjalani hidup dengan penuh keikhlasan dan ketulusan.

Jangan terjebak dalam dunia materi yang hanya akan membawa kerugian bagi diri kita sendiri. Belajarlah untuk merendahkan diri dan mengikuti ajaran Allah SWT, sehingga kita akan menjadi manusia yang berbahagia di dunia dan di akhirat.