Umum

Tuntutlah Ilmu Sampai Negeri Cina Benarkah Hadits?

×

Tuntutlah Ilmu Sampai Negeri Cina Benarkah Hadits?

Share this article

Ada sebuah hadits yang sering kita dengar, yaitu “Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina”. Namun, apakah benar hadits tersebut? Ataukah hanya sekadar mitos belaka? Mari kita simak ulasan berikut.

Asal Usul Hadits “Tuntutlah Ilmu Sampai Negeri Cina”

Hadits “Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina” sebenarnya tidak terdapat dalam kitab-kitab hadits yang dikenal secara umum. Ada beberapa riwayat yang mengandung makna yang sama, namun dengan redaksi yang berbeda.

Salah satu riwayat yang sering dikutip adalah dari kitab Sunan Ibnu Majah, yaitu:

“طلب العلم فريضة على كل مسلم، وما جاء في طلب العلم حتى إنه قيل: طلبوا العلم ولو بالصين”

Artinya: “Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim. Dan dalam menuntut ilmu, bahkan dikatakan: Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina”.

Namun, perlu diperhatikan bahwa hadits tersebut bukanlah hadits shahih atau hasan. Artinya, tidak dapat dipastikan kebenarannya secara mutlak.

Makna Hadits “Tuntutlah Ilmu Sampai Negeri Cina”

Makna dari hadits “Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina” sebenarnya adalah ajakan untuk terus belajar dan menuntut ilmu, sampai batas yang tidak terhingga. Dalam konteks sejarah, Cina pada masa itu dianggap sebagai negara yang paling maju dalam bidang keilmuan. Oleh karena itu, ajakan untuk menuntut ilmu sampai ke negeri Cina dianggap sebagai ajakan untuk terus mengembangkan diri dan meningkatkan pengetahuan.

Pos Terkait:  Perilaku Orang yang Menuntut Ilmu

Namun, secara harfiah, ajakan untuk menuntut ilmu sampai ke negeri Cina tidaklah realistis. Terlebih lagi pada masa itu, perjalanan ke negeri Cina membutuhkan waktu yang sangat lama dan sulit dijangkau. Oleh karena itu, hadits tersebut sebaiknya dipahami secara kontekstual dan jangan diartikan secara harfiah.

Pentingnya Menuntut Ilmu

Adapun pentingnya menuntut ilmu, tidak diragukan lagi. Sebagai umat muslim, menuntut ilmu adalah kewajiban yang harus dipenuhi. Hal ini ditegaskan dalam hadits-hadits shahih, seperti:

“طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ”

Artinya: “Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim”.

Dalam Islam, ilmu dipandang sebagai sesuatu yang sangat penting dan mulia. Dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman:

“Dan ucapkanlah: Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku pengetahuan” (QS. Thaahaa: 114)

Menuntut ilmu juga merupakan salah satu jalan menuju kesuksesan, baik di dunia maupun akhirat. Dalam hadits shahih, Rasulullah SAW bersabda:

“مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إلَى الْجَنَّةِ”

Artinya: “Barangsiapa menempuh suatu jalan yang menginginkan untuk memperoleh ilmu, maka Allah akan memudahkan jalannya menuju surga”.

Menuntut Ilmu di Era Digital

Saat ini, menuntut ilmu tidak harus dilakukan secara konvensional. Kita dapat memanfaatkan teknologi untuk belajar secara online atau melalui aplikasi belajar. Terdapat banyak platform belajar online yang menawarkan berbagai macam materi dan pelajaran, yang dapat diakses dengan mudah dan fleksibel.

Pos Terkait:  Song Bora, Muslimah Korea yang Populer di Sosial Media

Dengan memanfaatkan teknologi, kita dapat menuntut ilmu sampai pada batas yang tidak terhingga, tanpa harus pergi jauh-jauh ke negeri Cina. Namun, tentu saja kita harus tetap memperhatikan kualitas dan akurasi sumber belajar yang kita gunakan.

Kesimpulan

Hadits “Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina” memang tidak terdapat dalam kitab-kitab hadits yang dikenal secara umum. Namun, makna dari hadits tersebut sebenarnya adalah ajakan untuk terus belajar dan meningkatkan pengetahuan, sampai pada batas yang tidak terhingga. Sebagai umat muslim, menuntut ilmu adalah kewajiban yang harus dipenuhi. Kita dapat memanfaatkan teknologi untuk menuntut ilmu secara online, tanpa harus pergi jauh-jauh ke negeri Cina. Namun, kita harus tetap memperhatikan kualitas dan akurasi sumber belajar yang kita gunakan.