Umum

Sejarah Kabah: Asal Usul dan Kehadirannya di Mekah

×

Sejarah Kabah: Asal Usul dan Kehadirannya di Mekah

Share this article

Pendahuluan

Kabah merupakan salah satu tempat suci dalam agama Islam yang terletak di kota Mekah, Arab Saudi. Setiap tahunnya, jutaan umat Muslim dari seluruh dunia datang ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji dan umroh, yang salah satu rukunnya adalah melaksanakan tawaf mengelilingi Kabah. Namun, tahukah Anda sejarah Kabah dan bagaimana asal usulnya?

Asal Usul Kabah

Menurut sejarah, Kabah pertama kali dibangun oleh Nabi Adam dan kemudian dihancurkan oleh banjir besar. Selanjutnya, Kabah dibangun kembali oleh Nabi Ibrahim dan putranya, Nabi Ismail. Pada saat itu, Kabah hanya berupa bangunan sederhana yang terbuat dari batu-batu yang diikat dengan tali.Seiring berjalannya waktu, Kabah mengalami beberapa kali renovasi dan perluasan. Pada masa jahiliyah (sebelum Islam), bangunan Kabah dikelilingi oleh 360 patung dewa-dewi Arab yang dipuja oleh penduduk Mekah. Namun, setelah Nabi Muhammad menerima wahyu dari Allah SWT dan menyebarkan ajaran Islam, patung-patung tersebut dihancurkan dan Kabah dijadikan pusat ibadah bagi umat Muslim.

Pos Terkait:  Keajaiban Bersholawat: Menjaga Kehidupan Spiritual dan Mendapatkan Berbagai Kebaikan dari Allah

Kabah dalam Islam

Dalam ajaran Islam, Kabah dianggap sebagai rumah Allah SWT di bumi dan menjadi kiblat bagi umat Muslim di seluruh dunia. Setiap hari, umat Muslim melakukan shalat lima waktu dengan menghadap ke arah Kabah. Selain itu, tawaf mengelilingi Kabah juga merupakan salah satu rukun ibadah haji dan umroh yang harus dilaksanakan oleh umat Muslim.

Bentuk dan Ukuran Kabah

Kabah memiliki bentuk kubus dengan empat sudut yang menghadap ke empat penjuru mata angin. Ukuran Kabah saat ini sekitar 13,1 meter x 11,2 meter x 15 meter. Dinding luar Kabah terbuat dari batu marmer dan granit yang dihiasi dengan kaligrafi ayat-ayat suci Al-Quran.

Kisah Isra Mi’raj

Kabah juga memiliki kaitan dengan kisah Isra Mi’raj, di mana Nabi Muhammad melakukan perjalanan dari Masjidil Haram (tempat Kabah berada) ke Masjidil Aqsa di Yerusalem dan kemudian naik ke langit untuk bertemu dengan Allah SWT. Kisah ini menjadi salah satu momen penting dalam sejarah Islam dan diabadikan dalam surah Al-Isra di Al-Quran.

Tata Cara Tawaf

Tawaf mengelilingi Kabah dilakukan dengan cara mengelilingi Kabah sebanyak tujuh kali searah jarum jam, dimulai dari sudut Hajar Aswad (batu hitam) dan diakhiri dengan menghadap ke arah makam Ibrahim di samping Kabah. Saat melakukan tawaf, umat Muslim diwajibkan untuk berzikir dan berdoa.

Pos Terkait:  Kisah Nabi Samun, Sang Penakluk Iblis

Kabah dalam Sejarah Islam

Kabah memiliki peran penting dalam sejarah Islam, terutama pada masa awal penyebaran agama Islam. Setelah hijrah dari Mekah ke Madinah, Nabi Muhammad dan para sahabatnya kembali ke Mekah untuk membebaskan Kabah dari penyembah berhala. Setelah berhasil membebaskan Kabah, Nabi Muhammad mengeluarkan deklarasi bahwa Kabah dijadikan tempat suci bagi umat Islam.

Perawatan dan Perbaikan Kabah

Setiap tahunnya, pihak yang bertanggung jawab atas perawatan Kabah melakukan perbaikan dan renovasi untuk menjaga keutuhan dan keamanan bangunan. Pada tahun 2020, Kabah ditutup untuk umum selama beberapa bulan untuk dilakukan perbaikan lantai dan dinding.

Kabah pada Zaman Modern

Dalam perkembangan zaman, Kabah juga mengalami modernisasi untuk memudahkan akses dan kenyamanan bagi para jamaah. Saat ini, area sekitar Kabah dilengkapi dengan fasilitas seperti toilet, tempat wudhu, dan ruang shalat. Selain itu, para jamaah juga bisa menggunakan aplikasi resmi untuk melihat jadwal shalat dan jumlah jamaah yang hadir di Masjidil Haram.

Penutup

Demikianlah sejarah Kabah dan bagaimana asal usulnya. Kabah merupakan salah satu tempat suci bagi umat Islam yang memiliki nilai sejarah dan religius yang tinggi. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang Kabah, serta memperkuat iman dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.

Pos Terkait:  Sosok Rufaidah Perawat Muslimah Pertama yang Dipercaya Nabi Muhammad