Iqipedia – Bacaan gharib Al-Quran adalah ayat yang terdapat di dalam Al – Qur’an dan beberapa ayat tersebut dibaca secara khusus dan berbeda. Sebagaimana yang telah disebutkan dalam salah satu cabang ilmu Al – Qur’an yaitu ilmu tajwid, bahwasannya mempelajari tajwid hukumnya memang fardlu kifayah dimana jika salah satu orang telah melakukan kewajiban tersebut maka gugur kewajiban bagi yang lain. Namun, umat islam di dalam membaca Al – Qur’an wajib menggunakan tajwid dengan benar walaupun hukum mempelajari tajwid itu fardlu kifayah bukan fardlu ‘ain. Begitu juga dengan ghorib, kita harus membaca ayat – ayat ghorib tersebut dengan benar.
Macam-Macam Bacaan Gharib Al-Quran
Macam-macam bacaan gharib Al-Quran terdapat lima bacaan ghorib. Lima bacaan ghorib tersebut adalah isymam, imalah, naql, tashil, saktah. Lima bcaan tersebut berbeda – beda cara pelafalannya sebagaimana akan kami jelaskan sebagai berikut :
1. Isymam
Bacaan ghorib Al-Quran yang pertama adalah isymam. Isymam yaitu mengerucutkan bibir. Ayat yang mengandung bacaan ghorib berupa isymam ini terdapat di dalam Al – Qur’an Surat Yusuf ayat 11 sebgai berikut :
لَا تَأْ مَنَّا
Cara membaca ayat ghorib yang terdapat dalam Surat Yusuf tersebut yaitu dengan 3 gerakan cepat. Tiga gerakan tersebut yaitu ketika membaca nun tasydid bibir biasa (mringis) lalu dikerucutkan kemudian yang ke tiga atau yang terakhir seperti posisi awal (meringis). Jadi terdapat tiga gerakan cepat dalam membaca nun bertasydid pada ayat tersebut.
2. Imalah
Bacaan ghorib Al-Quran yang kedua adalah imalah. Imalah merupakan salah satu bacaan ghorib yang mungkin sudah sering kita ucapkan, hal tersebut bisa terjadi karena bacaan ghorib berupa imalah ini terdapat dalam do’a bepergian yang sering kita lafalkan, bahkan hampir setiap hari. Bacaan imalah ini terdapat di dalam Al – Qur’an Surat Hud ayat 41. Ayat tersebut sebagai berikut :
مَجْرَا هَا
Jika kita tidak tahu akan bacaan ghorib imalah atau tidak tahu tanda bacaan imalah di dalam Al – Qur’an, bisa jadi kita akan membaca ayat di atas dengan bunyi “bismillahi majroohaa” padahal seharusnya dibaca “bismillahi majrehaa”.
3. Naql
Bacaan ghorib Al-Quran yang ketiga adalah naql. Naql secara bahasa artinya adalah memindah, sedangkan secara istilah yaitu memindahkan harakat yang ada kepada harakat yang sebelumnya. Bacaan ini terdapat di dalam Al – Qur’an Surat Al – Hujurat ayat 11. Bacaan dari ayat tersebut adalah sebagai berikut :
بِئْسَ الْاِسْمُ
Cara membaca ayat tersebut bukan “bi’sal ismu” akan tetapi “bi’salismu”.
4. Tashil
Bacaan ghorib Al-Quran yang keempat adalah tashil. Tashil merupakan salah satu bacaan ghorib yang artinya adalah keringanan atau kemudahan. Kemudahan atau keringan yang dimaksud di sini yaitu berupa keringanan dalam membaca Al – Qur’an Surat Fusshilat ayat 44 dikarenakan sulitnya orang Arab membaca potongan ayat Surat Fusshilat ayat 44 tersebut. Ayat ghorib dalam Surat Fusshilat ayat 44 adalah sebagai berikut :
ءَاْعْجَمِىٌّ
Dalam potongan ayat tersebut terlihat jelas adanya dua hamzah berharokat dan berturut – turut, hal tersebut menurut orang Arab susah untuk dilafalkan kemudian terdapat keringanan yang dinamakan dengan tashil ini. Pelafalannya tidak lagi “a a’jamiyyun” tetapi karena ada keringanan tadi orang Arab bisa melafalkan dengan “aa’jamiyyun”.
Baca juga: Metode Mendidik Anak Dalam Islam
5. Saktah
Bacaan ghorib Al-Quran yang kelima adalah saktah. Saktah jika diartikan secara bahasa yaitu diam atau tidak bergerak. Kemudian, jika dimaknai secara istilah yaitu berhenti sejenak sebelum melanjutkan ke bacaan selanjutnya. Berhenti sejenak yang dimaksud dalam saktah ini adalah berhenti kurang lebih dua ketukan dengan tidak bernafas saat berhenti sejenak. Potongan ayat yang terdapat saktah terdapat di beberapa surat, diantaranya adalah Surat Al – Qiyamah ayat 27, Surat Al – Kahfi ayat 1, dan Surat Yasin ayat 52. Di dalam Al-Qur’an Indonesia biasanya saktah ditandai dengan tulisan arab berupa kata “saktah” yang ditulis kecil di bawah bagian yang dimaksud.
Demikian penjelasan bacaan gharib dalm Al-Quran, semoga bermanfaat.
Terimakasih
Penulis : Nesyim Dzulqurnein