siwak
siwak

Siwak, Tata cara, Keutamaan, khasiat siwak serta doanya

Posted on

Iqipedia.com_Bersiwak hukumnya sunnah dalam keadaan apasaja, terlebih ketika akan berwudu’ dan hendak melakukan shalat, siwak sendiri itu mempunya dua makna:

  1. Suatu aktifitas
  2. Alat yang digunakan untuk bersiwak seperti kayu dan hal-hal yang kasar seperti kain dsb.., yang diperbolehkan oleh syariat.

Dalam redaksi yang lain dijelaskan siwak adalah nama untuk dahan atau akar pohon yang digunakan untuk bersiwak. Oleh karena itu semua dahan atau akar pohon apa saja boleh kita gunakan untuk bersiwak jika memenuhi persyaratannya, yaitu :

  1.  Harus lembut, sehingga batang atau akar kayu yang keras tidak boleh digunakan untuk bersiwak karena bisa merusak gusi dan email gigi.
  2. Bisa membersihkan dan berserat serta bersifat basah, sehingga akar atau batang yang tidak ada seratnya tidak bisa digunakan untuk bersiwak.
  3. Seratnya tersebut tidak berjatuhan ketika digunakan untuk bersiwak sehingga bisa mengotori mulut. [Syarhul Mumti’ 1/118
Sikat Gigi samahalnya Bersiwak

Jadi biasa kita fahami dari makna dan syarat sesuatu yang biasa dijadikan siwak bahwasanya sikat gigi termasuk bagian dari siwak, kerena telah memenuhi sayarat diatas atau kita tinjau dari segi manfaat antara siwak dan sikat gigi tidak jauh lebih diantaranya:

1.  Mencegah gigi berlubang dan merawat kekuatan gigi

Siwak dipercaya dapat mencegah gigi berlubang. Manfaat ini bisa diperoleh berkat essential oil yang terkandung di dalam siwak, dan cara penggunaannya yang harus dikunyah terlebih dulu sehingga meningkatkan produksi air liur dalam mulut.

Air liur yang dihasilkan ini dapat membantu menjaga keseimbangan pH di rongga mulut. Dengan begitu, pertumbuhan bakteri penyebab gigi berlubang dapat ditekan.

Selain itu, siwak juga bisa menghambat pengeroposan gigi, sehingga turut menjaga kekuatan gigi.

2.  Mencegah bau mulut dan menyegarkan napas

Selain mencegah gigi berlubang, bersiwak juga bermanfaat untuk menghilangkan bau mulut. Ini karena batang atau ranting siwak mengandung zat antibakteri alami yang dapat menghambat pertumbuhan kuman penyebab bau mulut.

Pos Terkait:  Antara Sholat Tarawih dan Sholat Ba'diyah Isya'

Umumnya, produk perawatan yang menggunakan bahan dasar siwak akan dikombinasikan dengan daun mint untuk membantu menyegarkan napas.

3. Mencegah terbentuknya plak gigi

Plak gigi dapat dengan mudah terbentuk bila Anda malas menyikat gigi setelah makan. Sisa makanan yang masih menempel di permukaan dan sela-sela gigi akan menumpuk dan membentuk plak. Plak dapat diubah oleh bakteri di dalam mulut menjadi asam yang dapat merusak gigi.

Untuk menghindari hal tersebut, Anda bisa membersihkan gigi dengan siwak. Kandungan silika dalam siwak mampu mencegah pembentukan plak gigi. Bukan hanya itu, silika dalam siwak juga efektif untuk menghilangkan noda kuning di gigi.

4. Melindungi gusi

Manfaat lain yang bisa Anda peroleh dari rutin membersihkan gigi dengan siwak adalah melindungi gusi. Pasalnya, siwak mampu mencegah pembentukan plak dan pertumbuhan bakteri di antara sela gigi dan gusi sehingga mengurangi risiko terjadinya radang gusi (gingivitis).

Bersiwak hukumnya sunnah dalam keadaan apasaja, terlebih ketika akan berwudu’ dan hendak melakukan shalat, sebagai mana yang telah di jelaskan dalam sabdah nabi:

لَوْلاَ أَنْ أَشُقَّ عَلىَ أُمَّتِي لأَمَرْتُهُمْ باِلسِّوَاكِ عِنْدَ كُلِّ صَّلاَةٍ

“Kalau bukan karena akan memberatkan umatku maka akan kuperintahkan mereka untuk bersiwak setiap akan shalat“. [Hadits riwayat Bukhari dan Muslim, Irwaul Ghalil no 70]

لَوْلاَ أَنْ أَشُقَّ عَلىَ أُمَّتِي لأَمَرْتُهُمْ باِلسِّوَاكِ عِنْدَ كُلِّ وُضُوْءٍ

“Kalau bukan karena akan memberatkan umatku maka akan kuperintahkan mereka untuk bersiwak setiap akan wudlu“. [Hadits riwayat Bukhari dan Muslim, Irwaul Ghalil no 70]

Dan makruh hukumnya setelah terklincirnya matahari( ba’da zawal ) bagi orang yang melaksanakan ibadah puasa baik itu puasa fardu ataupun sunnah sebagaimana penjalasan ulama’ dalam kitab /fathul qotib/ hl 30 /bab siwak yaitu:

السواك مستحب في كل حال إلا بعد الزوال للصائم

Bersiwak itu disunnahkan disetiap keaadan ( tidak makruh ) kecuali setelah tergelincirnya matahari bagi orang yang melaksanakan ibadah puasa, maka hukumnya makruh.

Dalam kitab fathul qorib dijelaskan bahwa ada tiga keadaan yang mana ketika orang besiwak pada waktu itu sangat di anjurka atau sangat di sunnahkan yaitu:

  1. Ketika bau mulut seseorang berubah tidak enak, baik disitu karena lamanya diam seperti mulutnya orang yang berpuasa atau karena makan makanan yang menimbulkan bau mulut tidak sedap seperti makan bawang putih dsb.
  2. Ketika bagun tidur
  3. Ketika hendak melaksakan sholat ( baik itu shalat fardu atau sunnah).
Pos Terkait:  Moderasi Beragama : Pengertian, Karakteristik dan Prinsip-Prinsipnya

Selain tiga diatas sebenarnya banyak anjuran untuk besiwak, dalam redaksi kitab lain di jelaskan di antranya ketika hendak baca al-qur’an, gigi mulai menguning dsb.

Tata Cara bersiwak

Hendaklah bersiwak dengan menggosok bagian kanan gigi, setelah itu bagian yang kiri. Hal ini sesuai dengan hadits ‘Aisyah.

كَانَ رَسُوْلُ اللهِ يُعْجِبُهُ التَّيَمُّنُ فِيْ تَنَعُّلِهِ وَتَرَجُّلِهِ وَطُهُوْرِهِ وَفِيْ شَاْنِهِ كُلِّهِ

“Adalah menyenangkan Rasulullah untuk memulai dengan yang kanan ketika memakai sendal, menyisir rambut, ketika bersuci, dan dalam semua keadaan” [Hadits riwayat Bukhari dan Muslim]

Dan siwak termasuk dari bersuci. Namun para ulama berselisih tentang mana yang lebih afdhal, apakah memegang siwak dengan menggunakan tangan kanan atau dengan tangan kiri?.

Sebagian ulama berpendapat bahwa yang lebih afdhal adalah dengan tangan kanan. Karena bersiwak adalah sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , dan sunnah adalah ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak layak dilaksanakan dengan yang kiri.

Sebagian ulama yang lain (diantaranya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah) menganggap yang lebih afdhal adalah dengan tangan kiri. Karena bersiwak adalah termasuk membersihkan kotoran sebagaimana beristinja’ dan beristijmar. Oleh karena itu lebih baik menggunakan tangan kiri.

Sebagian ulama yang lainnya (yaitu sebagia para ulama dari madzhab Maliki) memerinci. Jika niat bersiwak untuk membersihkan kotoran maka yang lebih afdhal menggunakan tangan kiri, namun jika niatnya hanya sekedar melaksanakan sunnah (walaupun gigi dalam keadaan bersih-pent) seperti bersiwak ketika wudlu atau ketika akan sholat maka lebih baik menggunakan tangan kanan. Namun tentang masalah ini perkaranya luas (bebas) karena tidak adanya dalil yang jelas yang menunjukan akan hal ini. [Syarhul Mumti’ 1/126-12]

Pos Terkait:  Hubungan Malaikat dengan Tuhan, Manusia, dan Tugasnya

Dalam kitab fathul qorib di jelaskan juga mengenai tata cara bersiwak dan menurut admin sendiri lebih simpel dan lebih mudah yaitu:

أن يستاك بيمينه، وان يبدأ بالجانب الأيمن من فمه، وأن يمر علي سقف حلقه امررا لطيفا ، وعلى كرسي أدرسه

Siwak di pegang dengan tangan yang kanan. Kemudian melakukan bersiwak di mulai dari arah mulut bagian kanan sempai ke kiri dengan pelan dan dilanjutkan ke arah lagit-lagit tenggorokan dengan pelan kemudion gusi.

 

Khasiat dan Keutamaan bersiwak

Bersiwak pada asalnya suatu abidah yang sangat dianjurkan oleh nabi Muhammad Saw.
Bahkan nabi sendiri bersabda:

لولا أن أشق على أمتى لأَمَرْتُهُمْ باِلسِّوَاكِ

jika bersiwak itu tidak menyulitkan terhadap ummatku maka saya wakibkan mereka untuk bersiwak, karena dalam bersiwak itu banyak hasiyatnya di antranya:

  1. ‌dapat membersihkan mulut.
  2. ‌dapat memutihkan gigi
  3. ‌dapat mengharumkan mulut
  4. ‌dapat menguatkan gusi
  5. ‌dapat menambah jefasihan dalam berbicara
  6. ‌dapat menambah kecerdasan
  7. ‌dapat menghilangkan basah-basah di mulut ketika akan mati
  8. ‌dapat mempertajam penglihatan
  9. ‌dapat menegakkan punggu
  10. ‌dapat melipat gandakan pahala
  11. ‌mendapatkan ridho allah
  12. ‌ditakuti musuh
  13. ‌dijauhkan dari syetan
  14. ‌membantu mengingatkan membaca syahadat di saat ajal tiba.
اَللَّهُمَّ بَيِّضْ بِهِ أَسْنَانِيْ وَشُدَّ بِهِ لِثَّتِيْ وَثَبِّتْ بِهِ لَهَاتِي وَأَفْصِحْ بِهِ لِسَانِيْ وَبَارِكْ لِيْ فِيْهِ وَأَثِبْنِيْ عَلَيْهِ يَآ أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Artinya: “Ya Allah putihkan gigiku dan kuatkan gusiku, serta kuatkan lahatku (daging yang tumbuh di atas langit-langit mulut) dan fasihkan lidahku dengan siwak itu serta berkatilah siwak tersebut dan berilah pahala aku karenanya, wahai dzat paling mengasihi diantara para pengasih.”

 

Niat Siwak

نويت الإستياك سنة لله تعالى

Saya nia bersiwak sunnah karena Alla Saw.