Islam Edu

Sifat-Sifat Utusan Allah: Sifat Wajib, Sifat Muhal, Sifat Jaiz dan Dalilnya

×

Sifat-Sifat Utusan Allah: Sifat Wajib, Sifat Muhal, Sifat Jaiz dan Dalilnya

Share this article
Sifat-Sifa Rusul Utusan Allah
Sifat-Sifa Rusul Utusan Allah

Iqipedia.comIman kepada utusan Allah adalah beriman bahwa Allah mengutus utusan-utusan yang di rusul yang berjumlah dua lima untuk memberi peringatan dan kabar gembira. Para utusan ini di bekali mu’jizat sebagi bukti bahwa mereka benar-benar utusan Allah. Selain itu para utusan Allah ini harus memiliki empat sifat wajib dan empat sifat mustahil serta satu sifat jaiz yang boleh di lakukan atau tidak di lakukan.

Sifat wajib rusul adalah sifat-sifat yang harus di miliki oleh para rusul, sifat ini tidak hilang dalam diri rusul karena jika rusul tidak memiliki sifat ini maka ia akan memiliki naqashu yang tidak berhak menjadi rusul.  Sedangkan sifat muhal rusul adalah tidak boleh bagi rusul memiliki sifat-sifat mustahil. Sifat wajib rusul yaitu  shidiq, amanah, fathonah dan tabligh. Sedangkan sifat mustahil ini yaitu Hiyanah, Kazdib, Ghaflah dan Kitman. Berikut ini penjelasan detail dan di sertai dalil-dalilnya.

Sifat Wajib dan Sifat Muhal Utusan Allah 
1. Amanah

Secara bahasa, amanah diartikan sebagai kepercayaan, loyalitas, kejujuran, dan integritas. Kata amanah juga memiliki kesamaan makna dengan iman, aman, dan amin. Seluruh kata tersebut berkaitan dengan kepercayaan.

arti amanah adalah dapat dipercaya dalam mengerjakan urusan. Amanah disebut sebagai sifat dan akhlak utama Rasulullah. Hal ini dijelaskan dalam Al Quran. Allah berfirman:

اِذْ قَالَ لَهُمْ اَخُوْهُمْ نُوْحٌ اَلَا تَتَّقُوْنَ ۚ اِنِّيْ لَكُمْ رَسُوْلٌ اَمِيْنٌ ۙ

“Ketika saudara mereka, Nuh, berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya bagi mereka utusan yang amanah” (QS. Asy’aro’: 6-7).

Hadits riwayat Ahmad juga menjelaskan, iman seseorang tidak sempurna apabila tidak amanah.

لاَ إِيْمَانَ لِمَنْ لاَ أَمَانَةَ لَهُ، وَلاَدِيْنَ لِمَنْ لاَعَهْدَلَهُ

Rasulullah bersabda: “Tidak sempurna iman seseorang yang tidak amanah, dan tidak sempurna agama seseorang yang tidak menunaikan janji.” (HR Ahmad).

 

Lawan sifat amanah adalah khianat, yang berarti muhal bagi rusul untuk menghianati amanah-amanah dari Allah karena rusul adalah pembawa ajaran dan pembimbing ummah jika seorang rusul berkhianat maka rusaklah ajaran-ajaran Allah yang harus di sampaikan kepada umatnya.

Pos Terkait:  Hubungan Antara Ilmu Akhlak Dengan Ilmu Tauhid
2. Shidiq

Sifat wajib siddiq ini dapat diartikan bahwa Rasulullah SAW selalu berkata jujur. Baik dalam menyampaikan wahyu yang datangnya dari Allah SWT atau pun dalam perkatannya sehari-hari, seperti yang dilansir dari buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas VIII dari Kementerian Agama (Kemenag).

Bukti bahwa sifat siddiq dimiliki oleh para Rasul utusan Allah SWT termaktub dalam surat Maryam ayat 50, allah berfirman:

وَوَهَبْنَا لَهُمْ مِنْ رَحْمَتِنَا وَجَعَلْنَا لَهُمْ لِسَانَ صِدْقٍ عَلِيًّا

“Dan Kami anugerahkan kepada mereka sebagian dari rahmat Kami dan Kami jadikan mereka buah tutur yang baik (siddiq) dan mulia.”

Sifat siddiq pada diri rasul menjadi suatu keharusan. Sebab, hal ini menjadi landasan pokok dalam menyampaikan firman Allah SWT. Orang yang pernah berdusta atau pun menyampaikan sesuatu di luar dari kebiasaannya, tidak akan mungkin mendapat kepercayaan dari khalayak ramai.

lawan dari sifat wajib shidk adalah   kazdib yang berarti bohong. Mustahil bagi rusul untuk memiliki sifat kadzib, jika rusul memiliki kazdib maka ajaran yang di sampaikan para utusan Allah akan banyak kebohongan dan hal itu mustahil. Terkait hal ini  dijelaskan dalam firman Allah QS Al Haqqah ayat 44-46 bahwa Allah akan menghukum rasul yang berdusta terkait dengan risalah Allah,

وَلَوْ تَقَوَّلَ عَلَيْنَا بَعْضَ الْأَقَاوِيلِ.  لَأَخَذْنَا مِنْهُ بِالْيَمِينِ.  ثُمَّ لَقَطَعْنَا مِنْهُ الْوَتِينَ

“Dan sekiranya dia (Muhammad) mengada-adakan sebagian perkataan atas (nama) Kami, pasti Kami pegang dia pada tangan kanannya. Kemudian Kami potong pembuluh jantungnya.”

3. Fathonah

Fathonah arti lughawinya adalah cerdas. Fathonah yang di miliki para utusan Allah ini adalah kecerdasan di atas rata-rata kecerdasan yang dimiliki manusia pada umumnya. Dalam kitab murah labid di jelaskan bahwa Allah memberi keilmuan kepada Nabinya di atas keilmuan para ulama’ dan orang awam. Allah berfirman dalam Al-Quran:

يُؤْتِى ٱلْحِكْمَةَ مَن يَشَآءُ ۚ وَمَن يُؤْتَ ٱلْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِىَ خَيْرًا كَثِيرًا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّآ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَٰبِ

“Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).” (QS. Al Baqarah: 269)

Pos Terkait:  Maqashid Syariah: Pengertian, Macam-Macamnya, Kuliyah 'Ammah, Khassah dan Juz'i

Salah satu contohnya ketika terjadi perselisihan di antara kabilah Mekkah dalam peletakan Hajar Aswad di atas Ka’bah. Masing-masing kelompok dari mereka merasa berhak meletakkan batu suci tersebut. Hingga datanglah Rasulullah memberikan jalan tengah di antara mereka. Beliau kemudian meletakkan batu itu di atas sorbannya. Lalu, ia meminta masing-masing perwakilan para kabilah untuk memegang ujung sorbannya. Akhirnya batu tersebut berhasil diletakkan di atas Ka’bah oleh masing-masing kabilah secara adil.

Dalam Al Quran telah dikisahkan keadaan para nabi dan rasul dalam menghadapi orang-orang yang selalu membangkang darinya. Disebutkan pula dalam beberapa ayat yang menjadi hujjah dari Allah SWT seperti dalam QS. Al An’am ayat 83 sebagai berikut:

وَتِلْكَ حُجَّتُنَآ ءَاتَيْنَٰهَآ إِبْرَٰهِيمَ عَلَىٰ قَوْمِهِۦ ۚ نَرْفَعُ دَرَجَٰتٍ مَّن نَّشَآءُ ۗ إِنَّ رَبَّكَ حَكِيمٌ عَلِيمٌ

“Dan itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al An’am: 83)

Lawan dari sifat fathonah adalah baldah. Baladah berarti tidak cerdas. Jika seorang rasul tidak cerdas maka ia pasti akan dipermainkan oleh para musuhnya selain itu ia akan juga tidak cakap dalam menyampaikan ajaran dan mengatur umat, karena tuggas rusul selain menjadi pembimbing umat ia juga menjadi kepala pemerintahan.

4. Tabligh

Arti kata tabligh tidak hanya terbatas pada perbuatan sekadar menyampaikan, di dalamnya terdapat mutu, teknik, dan cara menyampaikan secara efektif. Para nabi dan rasul yang memiliki sifat tabligh, tidak serta merta hanya menyampaikan seuatu kepada umatnya.

Namun, tabligh sendiri juga berarti fasih yang mana artinya para nabi dan rasul menyampaikan perintah Allah SWT dengan bahasa yang fasih dan mudah diterima oleh kaumnya.
Arti kata tabligh tidak hanya terbatas pada perbuatan sekadar menyampaikan, di dalamnya terdapat mutu, teknik, dan dalam cara  menyampaikan ajaran Allah secara efektif. Para nabi dan rasul yang memiliki sifat tabligh, tidak serta merta hanya menyampaikan seuatu kepada umatnya.
Namun, tabligh sendiri juga berarti fasih yang mana artinya para nabi dan rasul menyampaikan perintah Allah SWT dengan bahasa yang fasih dan mudah diterima oleh kaumnya. Kewajiban seorang rusul memiliki sifat wajib tabligh di jelaskan dalam al-Quran berikut ini:

Pos Terkait:  Pengenalan dan Penanaman Tauhid Kepada Anak Usia Dini

يٰٓاَيُّهَا الرَّسُوْلُ بَلِّغْ مَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ مِنْ رَّبِّكَ ۗوَاِنْ لَّمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسٰلَتَهٗ ۗوَاللّٰهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْكٰفِرِيْنَ

 “Wahai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika engkau tidak melakukan (apa yang diperintahkan itu), berarti engkau tidak menyampaikan risalah-Nya. Allah menjaga engkau dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang kafir” (QS. (QS. Maidah: 67).

Lawan dari tabligh adalah kitman. Kitman adalah menyembunyikan ajaran yang harus di sampaikan kepada umat. Jika rusul memiliki sifat ini maka akan tidak sampai ajaran Allah kepada makhluknya.

Siat jaiz Utusan Allah

Selain sifat wajib dan mustahil, Rasul juga memiliki sifat jaiz, yakni sifat yang boleh terjadi pada dilakukan dan boleh juga tidak di lakukan oleh rasul. Sifat jaiz ini hanya ada satu yaitu al-‘aradhul basyariyah yang berarti rusul memiliki sifat-sifat yang sama dengan manusia pada umumnya, yaitu seperti makan, minum, haus, sakit, lapar, sedih, senang, beristri, dan sebagainya. Namun, sifat-sifat kemanusiaan ini tidak mengurangi atau menurunkan derajat seorang rasul.

Sifat jaiz Rasul ini dijelaskan melalui ayat Alquran surat Al-Mu’minun ayat 33 yang berbunyi:

مَاهَٰذَاإِلَّابَشَرٌمِثْلُكُمْ يَأْكُلُ مِمَّاتَأْكُلُونَ مِنْهُ وَيَشْرَبُ مِمَّاتَشْرَبُونَ

 “ (Utusan Allah) ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, dia makan seperti apa yang kamu makan dan dia minum seperti apa yang kamu minum.” (QS. al-Mu’minun: 33)

Meski memiliki sifat yang sama dengan manusia lainnya, namun hal ini tidak mengurangi derajat Rasul di mata Allah SWT.

Demikian penjelasan tentang sifat – sifat utusan Allah semoga bermanfaat.

Penulis: Abd. Muqit

Materi Kuliah Ilmu Tauhid