Sejarah Kerajaan Gowa Tallo Sulawesi: Perjalanan Panjang Sebuah Kerajaan

Posted on

Kerajaan Gowa Tallo merupakan salah satu kerajaan besar di Sulawesi Selatan yang memiliki sejarah panjang dan menarik. Kerajaan ini didirikan pada abad ke-16 oleh Tunipalangga, seorang penguasa dari Kerajaan Tallo. Seiring berjalannya waktu, Kerajaan Gowa Tallo mengalami berbagai perubahan dan menjadi salah satu pusat kebudayaan dan perdagangan di wilayah Sulawesi Selatan.

Pengaruh Islam di Kerajaan Gowa Tallo

Pada awalnya, Kerajaan Gowa Tallo menganut agama Hindu dan Buddha. Namun, pada abad ke-16, agama Islam mulai masuk ke wilayah Sulawesi Selatan dan mempengaruhi kehidupan masyarakatnya. Salah satu penguasa Kerajaan Gowa Tallo yang terkenal, Sultan Hasanuddin, memeluk agama Islam dan mendorong pengaruhnya di wilayah kerajaannya.

Dengan masuknya pengaruh Islam, Kerajaan Gowa Tallo mulai mengalami perubahan dalam berbagai aspek kehidupan. Misalnya, dalam bidang seni dan budaya, seni ukir kayu Makassar, seni tenun, dan seni perak semakin berkembang seiring dengan masuknya pengaruh Islam. Selain itu, Kerajaan Gowa Tallo juga menjadi salah satu pusat pembelajaran agama Islam di wilayah Sulawesi Selatan.

Pos Terkait:  Bolehkah Foto Berdua Setelah Khitbah?

Perang Batinri dan Pengaruhnya di Kerajaan Gowa Tallo

Pada abad ke-17, Kerajaan Gowa Tallo mengalami perang dengan Kerajaan Bone yang dikenal sebagai Perang Batinri. Perang ini terjadi karena konflik kepentingan antara kedua kerajaan dalam menguasai wilayah-wilayah di Sulawesi Selatan. Perang Batinri berlangsung selama 19 tahun dan berdampak besar pada Kerajaan Gowa Tallo.

Salah satu dampak besar dari Perang Batinri adalah penurunan kekuasaan Kerajaan Gowa Tallo. Setelah perang berakhir, Kerajaan Gowa Tallo kehilangan wilayah-wilayahnya dan menjadi lebih kecil dari sebelumnya. Selain itu, perang ini juga memicu munculnya konflik internal di Kerajaan Gowa Tallo yang memperburuk keadaan kerajaan ini.

Pengaruh Belanda di Kerajaan Gowa Tallo

Pada abad ke-19, Belanda mulai menjajah wilayah Sulawesi Selatan, termasuk Kerajaan Gowa Tallo. Belanda mengambil alih kekuasaan atas Kerajaan Gowa Tallo dan memerintahnya sebagai wilayah jajahan. Di bawah kekuasaan Belanda, Kerajaan Gowa Tallo mengalami berbagai perubahan dalam berbagai aspek kehidupan.

Misalnya, Belanda memperkenalkan sistem pendidikan modern di Kerajaan Gowa Tallo. Selain itu, Belanda juga memperkenalkan sistem pemerintahan yang baru dan memperkuat pengaruhnya di wilayah Sulawesi Selatan. Namun, pengaruh Belanda juga menimbulkan konflik dengan masyarakat di wilayah ini yang merasa kehilangan kebebasannya.

Pos Terkait:  Seperti Apa Dabatul Ard Ini Kata Nabi

Kerajaan Gowa Tallo Setelah Kemerdekaan Indonesia

Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, Kerajaan Gowa Tallo menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sejak itu, Kerajaan Gowa Tallo tidak lagi memiliki kekuasaan politik dan hanya berfungsi sebagai daerah wisata dan kebudayaan. Namun, sejarah panjang dan kekayaan budaya Kerajaan Gowa Tallo tetap memikat banyak wisatawan dari dalam dan luar negeri.

Kesimpulan

Kerajaan Gowa Tallo merupakan salah satu kerajaan besar di Sulawesi Selatan yang memiliki sejarah panjang dan menarik. Kerajaan ini mengalami berbagai perubahan seiring berjalannya waktu, mulai dari pengaruh Islam, Perang Batinri, hingga pengaruh Belanda. Meskipun kini Kerajaan Gowa Tallo hanya menjadi daerah wisata dan kebudayaan, namun kekayaan budaya dan sejarahnya tetap memikat banyak wisatawan dari dalam dan luar negeri.