Syair Terakhir Abu Nawas: Kisah Kematian Sang Penyair Terkenal

Posted on

Syair terakhir Abu Nawas menjadi legenda di kalangan masyarakat Indonesia. Abu Nawas, seorang penyair terkenal yang hidup pada abad ke-8, dikenal akan karyanya yang penuh dengan humor dan kecerdasan. Namun, di balik itu semua, Abu Nawas juga memiliki kisah kelam yang dialaminya menjelang kematiannya.

Siapa Abu Nawas?

Abu Nawas lahir di kota Ahvaz, Iran pada tahun 756 Masehi. Ia adalah seorang penyair yang terkenal karena karyanya yang cerdas dan penuh kebijaksanaan. Karya-karyanya sering kali mengkritik penguasa, tetapi tetap dihargai karena kecerdasan yang ditunjukkannya dalam menyampaikan pesan-pesan yang terkandung di dalamnya.

Abu Nawas juga dikenal sebagai seseorang yang memiliki kehidupan yang liar dan sering kali melanggar norma-norma sosial. Ia sering kali terlibat dalam pesta-pesta mabuk dan memiliki kebiasaan yang buruk seperti mengambil uang orang lain atau merampas harta benda orang lain.

Syair Terakhir Abu Nawas

Pada suatu hari, Abu Nawas jatuh sakit dan merasakan bahwa ajalnya sudah dekat. Ia kemudian menulis syair terakhirnya yang isinya cukup menyentuh hati:

Pos Terkait:  Ini Daftar 10 Hewan yang Dijanjikan Masuk Surga

“Jika aku mati, janganlah kalian menangisiku. Janganlah kalian meratapi kepergianku. Karena aku tahu, jika aku mati, aku akan kembali ke pangkuan Tuhan Yang Maha Kuasa.”

Syair terakhir Abu Nawas ini menunjukkan bahwa meski ia memiliki kehidupan yang liar dan sering melanggar norma-norma sosial, ia tetap memiliki keyakinan yang kuat terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa.

Kisah Kematian Abu Nawas

Setelah menulis syair terakhirnya, Abu Nawas akhirnya meninggal dunia. Namun, kisah kematian Abu Nawas tidak semudah itu saja. Konon, setelah ia meninggal, jenazahnya dilemparkan ke laut oleh penguasa yang tidak suka dengan kritik-kritik yang dilontarkan oleh Abu Nawas dalam karyanya.

Namun, jenazah Abu Nawas tidak tenggelam. Ia malah terombang-ambing di atas permukaan laut selama beberapa hari. Saat itu, seorang nelayan menemukan jenazah Abu Nawas dan menguburkannya dengan layak.

Pesan Moral dari Syair Terakhir Abu Nawas

Syair terakhir Abu Nawas mengandung pesan moral yang sangat penting bagi kehidupan kita sehari-hari. Pesan tersebut adalah bahwa kita harus tetap memiliki keyakinan yang kuat terhadap Tuhan, meski kita memiliki kehidupan yang tidak sempurna.

Jangan biarkan kehidupan kita yang liar dan melanggar norma-norma sosial menghalangi kita untuk selalu mengingat Tuhan. Seperti yang diungkapkan dalam syair terakhir Abu Nawas, jika kita mati, kita akan kembali ke pangkuan Tuhan Yang Maha Kuasa.

Pos Terkait:  Sunnah Wudhu: Membuat Wudhu dengan Benar Menurut Sunnah

Kesimpulan

Syair terakhir Abu Nawas merupakan kisah tentang kematian seorang penyair terkenal yang memiliki kehidupan yang liar dan sering kali melanggar norma-norma sosial. Syair ini mengandung pesan moral yang sangat penting bagi kehidupan kita sehari-hari, yaitu tetap memiliki keyakinan yang kuat terhadap Tuhan meski kita memiliki kehidupan yang tidak sempurna. Meski Abu Nawas telah meninggal, karyanya akan selalu menjadi inspirasi bagi generasi-generasi selanjutnya.