Ada juga yang mengatakan bahwa Lailatul qadar adalah malam penetapan Allah bagi perjalanan hidup manusia. Diturunkannya Al-Qur’an sebagai penetapan jalan hidup manusia yang harus dilalui, dengan berpaduan pada Al-Qur’an (As-Salam., 2011). Berdasarkan tafsir Al-Munir karya Wahbah Zuhaily (Zuhaili, 2014) menjelaskan bahwa malam lailatul qadar itu ada pada sepuluh terakhir (bulan Ramadhan), Pertandanya ialah cerah dan terang, suhunya tidak panas dan tidak dingin, seakan-akan malam itu terdapat rembulan, setan tidak dapat keluar di malam itu hingga pagi harinya.
Tanda Malam Laitul Qadar
Tanda malam al-Qadar yang diterangkan dalam hadis ialah terbit matahari pada pagi hari dengan bentuk yang putih bersih, bagai bulan purnama, tidak mempunyai sinar yang keras, hanya lembut. Siangnya tidak dirasa panas padahal matahari sangat cerah, terang benderang. Dikatakan juga sebagai tanda bahwa malam al-Qadar itu telah datang, udaranya sangat nyaman, tidak panas dan tidak dingin.
Keutamaan malam lailatul qadar adalah diampuninya seluruh dosa orang yang beribadah pada malam tersebut. Hal ini sesui hadist Rasullulah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari, yang artinya :“Telah menceritakan kepada kami Abu al-Yaman, ia berkata: telah mengkhabarkan kepada kami syu’aib ia berkata : telah menceritakan kepada kami Abu al-Zinad dari al-A’raj dari Abi Hurairah ia berkata: Rasul SAW bersabda: Siapa yang beribadah pada malam qadr dengan penuh keimanan dan perhitungan, maka akan diampuni Allah dosa-dosanya yang telah lalu”.
Hadits tersebut menjelaskan bahwa Allah akan mengampuni dosa hamba- Nya yang telah berlalu, yaitu dengan melakukan shalat dan amalan-amalan lain yang mendekatkannya pada Allah dengan hati yang ikhlas dan mengharapkan ridha Allah, bukan karena riya kepada manusia serta menyakini bahwa semua itu memang benar akan diberikan Allah.
Kesimpulan
Lailatul Qadar terdiri dari dua kata, Laila dan Qadar. Kata lailah adalah malam, menurut ilmu nahwu kata al-lailah yaitu mulai terbenamnya matahari sampai terbitnya fajar shadiq (malam hari) (Shofwan, 2007). Sedangkan kata Al-Qadar merupakan masdar dari lafadz qadartu aqdiru qadaron, yang dikehendaki dengan qadar (ketentuan) adalah suatu yang ditentukan oleh Allah dari urusan-urusan. Kata al-Qadra adalah bentuk mufrod (makna satu), bila huruf tengah dibaca sukun (al-Qodra) merupakan bentuk masdar. Menurut Al-Wahidi al- Qadar secara bahasa bermakna ketentuan, yakni menjadikan sesuatu menyamai dengan yang lain tanpa adanya penambahan dan pengurangan (Razi, 2005). Adapun qadar menurut Al-Qurtubi ialah nilai yang tinggi atau yang mempunyai kedudukan yang tinggi.
Baca Juga: Sejarah Tasawuf dari Masa pembentuakan dan Perkembangannya
Penulis: Nela Ridiyaningsih
Refrensi:
- Fadholi. (2013). Pemanfaatan SuhuUdara dan Kelembapan Udara Dalam
- Persamaan Regresi Untuk Simulasi Prediksi Total Hujan Bulan di PangkalPinang.
- Hamka, B. (2005). Tafsir Al-Azhar. Jakarta: Pustaka Panjimas.
- Kurniati, D. T. (2017). Penerapan Logika Fuzzy Dalam Sistem Prakiraan Cuaca
- Berbasis Mikrokontroler. Sistem Komputer Untan , 119-128.