malam lailatul qodar
malam lailatul qodar

Penetapan 1 Ramadhan 2022, Pilih Rukyatul Hilal Atau Hisab? Begini Sabda Rasulullah Saw.

Posted on

Ramadhan, iqipedia.com – Pada tahun 2022 ini penetapan 1 ramadhan 2022 di Indonesia di mungkinkan berbeda. Muhammadiyah sudah menetapkan puasa ramadhan, yaitu di tetapakan pada hari sabtu tanggal 2 April 2020. Hal ini di tetapkan berdasarkan metode hisab. Sedangkan Ormas lslam lainnya, yaitu NU belum melaksanakan sidang penetapan 1 ramadhan 2022. Hal ini terjadi karena metode yang di di gunakan NU menggunakan metode rukyatul hilal, suatu metode penetapan awal ramadhan dengan melihat hilal atau bulan. Selaras dengan NU, yaitu pemerintah. Pemerintah juga menetapkan awal ramadhan deng sidang rukyatul hilal, yang di lakukan oleh beberapa kantor cabang kemenag.

Penetapan 1 Ramadhan 2022 Dengan Hisab

Metode hisab sendiri adalah metode penetapan melalui perhitungan secara matematis dan astronomis untuk menentukan posisi bulan dalam penentuan  awal bulan pada kalender hijriyah. Metode ini adalah metode penetapan awal bulan yang bersumber dari ilmu falak.

Dalam materi falak yang di ajarkan  di pesantren terdapat 24 metode hisab yang berkembang pada saat ini, namun dari 24 metode hisab tersebut, yang di anggap absah hanya 22 metode saja.  Metode hisab di Indonesia memiliki perkembangan yang di ambil dari beberapa rujukan atau kitab dan sudah menggunakan metode kontemporer.

Pos Terkait:  5 Hal Menyebabkan Puasa Tidak Dapat Pahala

Di Indonesia yang menggunakan metode hisab ini adalah Muhammadiyah. Oragnisasi ini  secara oranisasi konsisten dengan metode ini. Artinya dari tahun ke tahun oramas yang di dirikan oleh kiai Ahmad Dahlan ini, terus menerus menggunakan metode ini dalam setiap tahunnya. Muhammadiyah dalam argumen candaannya, biasanya mengatakan “sholat aja pakek lihat jam, gak lihat bulan. Masak mau puasa harus lihat bulan”.  Artinya kalau mau sholat melihat jam yang di tetapkan berdasarkan hiisab maka awal ramadhan juga  tidak perlu melihat hilal (rukyatul hilal), cukup dengan lihat kalender yang di tetapkan yang berdasarkan hisab.

Penetapan 1 Ramadhan 2022 Dengan rukyatul Hilal

Berbeda dengan muhammadiyah, Ormas Nahdatul Ulama’ atau yang biasa kita kenal dengan NU. Ormas terbesar di Indonesia ini menetapkan awal ramadhan dengan rukyatul hilal. Rukyatul hilal adalah Rukyatul hilal biasanya dilakukan untuk menentukan awal bulan Dzulhijjah, Ramadhan, dan Syawal. para pakar melakukan perhitungan-perhitungan soal ketinggian hilal penghitungan itu llakukan untuk menghindari terjadinya ‘salah lihat’. Sebab, jika tinggi hilal berada di bawah 2 atau 4 derajat, maka kemungkinan obyek yang dilihat bukan hilal, melainkan bintang, lampu kapal, atau obyek lainnya. hilal bisa dilihat dengan ketinggian minimal 2 derajat, elongasi (jarak sudut matahari-bulan) 3 derajat, dan umur minimal 8 jam saat ijtimak.
Tempat melihat ini harus harus tempat-tempat yang tidak ada sesuatu yang menghalangi untuk melihat bulan. pada saat ini metode rukyah sudah di kembangkan dan menggunakan tekhnologi tropong. Jadi umat tidak boleh hanya melihat bulan sesukanya. Kalau umat mau rukyatul hilal harus sesuai kreteia tersebut. Jika tidak, maka rukyaul hilalnya tidak sah. Walaupun Nahdatul ulama’ lebih di kenal menggunaka metode rukyah tetapi juga membenarkan metode hisab dan metode ini juga di ajarkan di pesantren sebagai basis pendidikan NU.

Pos Terkait:  Jualan Takjil Online di Bulan Ramadhan Bikin Omset Nambah
 Penetapan 1 Ramadhan dalam Hadis Baginda Rasulullah Saw.

Permasalahan penetapan awal ramadhan tidak terjadi cuma pada saat ini, hal ini terjadi sejak zaman dahulu sejak islam datang dan berkembang di arab. Pada saat itu umat islam juga sudah mendiskusikan dan berkonsultasi permasalahan awal ramadhan kepada Rasulullah Saw. Dalam konsultasinya Baginda Rasulullah Saw. bersabda:

صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ وَانْسُكُوا لَهَا فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوا ثَلَاثِينَ فَإِنْ شَهِدَ شَاهِدَانِ فَصُومُوا وَأَفْطِرُوا

Artinya: “Berpuasalah kalian jika melihatnya (hilal), berbukalah kalian jika melihatnya (hilal) dan sembelihlah kurban karena melihatnya pula. Jika terjadi mendung maka sempurnakanlah menjadi tiga puluh hari, jika ada dua orang saksi, berpuasa dan berbukalah kalian”

Dalam hadis tersebut, baginda Rasulullah Saw. menyelesaikan permasalhan awal ramadhan dengan melihat hilal. Artinya hadis memiliki kesamaan dengan rukyatul hilal yang di lakukan umat Islam saat ini. Namun yang berbeda adalah metode, sekarang umat Islam sekarang dalam melaksanakan rukyatul hilal sudah menggunakan tekhnologi, yaitu dengan menggunakan teropong.

Demikian penejlasan seputar penetapan awal ramadhan, semoga menambah wawasan saudara-saudara sekalian.

Penulis: Abd. Muqit

Pos Terkait:  Kaidah Fiqih Keempat Ad-Dharoru  Yuzal