Iqipedia.com – Allah swt. di yakini sebagai tuhan seluruh Alam ini, ia adalah yang menciptakan dan mengatur oleh karena itu maka dialah yang hanya layak di jadikan tuhan dan di sembah.
Sifat Allah ini adalah sifat yang sempurna yang di miliki Allah. Sifat Allah Swt. ini melakat dalam dzat-Nya. Pada hakikatnya tidak di jelaskan dan gambarkan oleh manusia. Meski demikian nash Al-Quran dan hadis terdapat beberapa penjelasan yang menjelasan sifat-sifat Allah tersebut tetapi pada hakikatnya tetap hanya Allah yang mengetahui. Sifat-sifat Allah ini meliputi sifat wajib, mustahil dan sifat jaiz sebagaimana yang di jelaskan dlam aartikel ini.
Sifat Wajib dan Muhal Allah Swt.
Allah swt. Memiliki dua puluh sifat wajib, dua puluh sifat mustahil dan satu sifat jaiz. sifa wajib dan muhal Allah tersebut di kelasifikasi menjadi empat macam, yaitu (1) Sifat Nafsiyah; (2) Sifat Salbiyah; (3) Sifat Ma’ani; (4) Sifat ma’nawiyah. Berikut ini penjelasannya:
A. Sifat Nafsiyah
Sifat nafsiyah adalah sifat allah yang melekat pada dzah-Nya. Dan sifat-sifat Allah yang lain bersandar dan kembali kepada sifat nafsiyah ini.
Sifat ini hanya satu yaitu sifat wujud. Maksud dari sifat wujud Allah yaitu Allah Swt. adalah dzat yang wujud, namun wujud Allah Swt. tidak sama dengan makhluk, Dia tidak berbentuk, tidak berjisim, tidak terdiri dari unsur-unsur, dan tidak terbatas oleh waktu. Wujudnya Allah Swt. juga tidak dapat di gambarkan dan di tampakkan
Lawan dari sifat wujud yaitu ‘Adam. Maksudnya mustahil bagi Allah memiliki sifat ‘Adam, yang artinya tidak ada atau tidak wujud.
B. Sifat Salbiyah
Sifat salbiyah adalah sifat-sifat Allah Swt. yang menolak suatu sifat yang tidak layak di sandarkan kepada-Nya. Sifat-sifat tersebut adalah al-Qidam, al-Baqa’, al-Mukhalatuhu lil hawadits, al-Qiyamuhu binafsih dan al-Wahdaniya. Berikut ini penjelasnya:
1. Sifat Al-Qidam
al-Qidam, artinya Maha dahulu. Maksud dari al-Qidam, yaitu Allah Swt. dzat yang maha dahulu, namun dahulunya Allah Swt. tidak di dahului oleh ketiadaan serta tidak di batasi waktu, Dia dahulu tanpa permulaan. Sedangkan lawannya adalah al-Huduts, artinya baru.
2. Sifat al-Baqa’
sifat al-Baqa’, berarti kekal. maksudnya adalah Allah Swt. maha kekal, serta kekal-Nya tidak di batasi dengan waktu dan di akhiri dengan ketiadaan, Dia wujud kekal selamanya. Lawanya adalah fana’, yang berarti binasa.
Dalil sifat al-Qidam dan al-Baqa’ adalah :
هُوَ الْاَوَّلُ وَالْاٰخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ
Artinya : “Dialah Yang Awal, Yang Akhir, Yang Zahir dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu”
3. Sifat Mukhalafatuhu Lil Hawadits
Sifat salbiyah selanjutnya adalah Mukhalafatuhu Lil Hawadits. Maksud dari Mukhalafatuhu Lil Hawadits yaitu Allah Swt. tidak memiliki kesamaan sedikitpun dengan makhluk-Nya, baik dalam dzat, sifat dan perbuatan-Nya. Lawannya adalah mumatsalatuhu lil hawadis. Dalilnya adalah:
لَيْسَ كَمِثْلِهٖ شَيْءٌ ۚوَهُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
Artinya : “Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dan Dia Yang Maha Mendengar, Maha Melihat” ( QS. Al-Syura: 11)
4. Qiyamuhu Binafsih
Sifat Allah Swt. Qiyamuhu binafsih, maksudnya adalah Allah Swt. berdiri sendiri tanpa bantuan selain Allah. Allah berfiman:
اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ اَلْحَيُّ الْقَيُّوْمُ
Artinya : “Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, Yang berdiri sendiri” (QS. Al-Baqarah, 2; 255)
اِنَّ اللّٰهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ
Artinya : “Sungguh, Allah tidak butuh alam (selain Allah)” (QS. Al-Ankabut: 6)
Dalil logika yang menunukkan bahwa Allah berdiri dengan sendirinya yaitu jika Allah Swt. butuh pada makhluk, maka Allah dzat lemah. Jika Allah lemah maka Dia bukan Tuhan, dan itu muhal bagi Allah SWt.
5. Wahdaniyah
Wahdaniyah adalah Allah Swt. Maha Esa. Keesaan Allah ini berbeda dengan makhluk. Allah Maha Esa dalam dzat-Nya, dalam arti Keesaan Allah ini tidak terdiri dari unsur-unsur apapun. Allah Swt juga Maha Esa dalam perbuatannya, dalam arti Allah Swt. dalam berbuat tidak membutuhkan perantara dan bantuan apapun. Dia juga Maha Esa dalam menjadi Tuhan seluruh Alam ini. Meski dalam beberapa agama memiliki tuhan tetapi hakikat itu bukan tuhan, tuhan-tuhan agama tersebut hanyalah ciptaan Allah. Dengan demikian maka tuhan-tuhan tersebut tidaklah tuhan sebenarnya, hal tersebut hanyalah klaim pengikutnya belaka. Dalil kesaan Allah di uraikan dalam surah Al-Ikhlas. Allah berfirman:
قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ ࣖ
Artinya: “Katakanlah (Nabi Muhammad), Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. serta tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya.”
C. Sifat Ma’ani
Sifat adalah sifat-sifat Allah yang wujud dan berdiri dari dzat Allah. Sifat-sifat ini ada tujuh, qudroh, iradah, ilmu, hayat, sama’ bashar, dan kalam. Berikut ini penjelasannya.
1 . Sifat Qudrah
Qudrah, berarti Maha Kuasa. Maksudnya adalah sifat yang berada pada Zat-Nya Allah swt yang Kuasa menjadikan dan menghancurkan setiap yang mungkin sesuai dengan Iradah-Nya. Dalilnya adalah:
وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعْجِزَهُ مِن شَيْءٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَلاَ فِي الأَرْضِ إِنَّهُ كَانَ عَلِيماً قَدِيراً
Artinya : ” tiada sesuatu pun yang dapat melemahkan Allah baik di langit maupun di bumi. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” (al-Fatir: 44).
2. Sifat Iradah
Iradah yang berarti Maha Berkehendak. Maksudnya iradah adalah sifat azali yang berada pada Zat-Nya Allah swt. Dengan sifat ini Allah menentukan sesuatu yang mungkin dan boleh. seperti Allah menentuka bahwa Zaid pintar dan Ziyad bodoh. Dalilnya adalah:
إِنَّمَا قَوْلُنَا لِشَيْءٍ إِذَآ أَرَدْنَاهُ أَن نَّقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
Artinya : ” Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya: “Kun (jadilah)”, maka jadilah ia.” (an-Nahl: 40).
3. Sifat Ilmu
Ilmu, berarti Maha Mengetahui. Maksudnya ilmu adalah sifat Allah yang berada pada Zat-Nya. Dengan sifat ini Allah Maha Mengetahui seluruh sesuatu yang berkaitan dengan yang wajib, mustahil, dan yang boleh tanpa didahului oleh sesuatu yang menutupi ilmu-Nya. Dalilnya adalah:
وَعِندَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لاَ يَعْلَمُهَآ إِلاَّ هُوَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَمَا تَسْقُطُ مِن وَرَقَةٍ إِلاَّ يَعْلَمُهَا وَلاَ حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الأَرْضِ وَلاَ رَطْبٍ وَلاَ يَابِسٍ إِلاَّ فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ
Artinya : “di sisi Allah tersingkap semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia, dan Dia maha mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya, dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu basah atau kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)” [Al An’aam:59]
4. Sifat Hayat
Hayat, yang berarti Maha Hidup.
Hayat adalah sifat yang dahulu yang berdiri pada Zat Allah. Allah adalah dzat yang Maha Hidup, hidupnya Allah kekal dan abadi. Dalilnya adalah:
اللَّهُ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ
Artinya : ” tidak ada Tuhan selain Dia Yang Hidup dan kekal.
5. Sifat Sama‘
Sama`, Maha Mendengar. Sama’ adalah sifat yang berdiri pada Zat-Nya. Allah Maha Mendengar dari seluruh yang ada baik, suara ataupun selainnya. Dalilnya adalah:
قَالَ لاَ تَخَافَآ إِنَّنِي مَعَكُمَآ أَسْمَعُ وَأَرَى
Artinya : “Allah berfirman: Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku bersamamu, Aku Maha mendengar lagi Maha melihat”. (Thaha: 46).
6. Bashor
Bashor, yang berarti maha melihat. Bashor adalah sifat yang qadim yang berdiri pada zat Allah. Allah Maha Melihat segala sesuatu, yang tampak atau tidak tampak, yang jelas, atau yang tersembunyi, dan yang samar-samar. Dalilnya adalah:
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Artinya : “Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (as-Syura: 11).
7. Kalam
Kalam, berarti Maha Berbicara.
Kalam adalah sifat yang qadim yang berdiri pada Zat-Nya. Allah yang Maha berbicara tanpa menggunakan huruf dan suara, tanpa i`rab dan dan bina`. sifat-sifat kalam Allah maha suci dari segala ciptaannya. Dalilnya adalah:
وَكَلَّمَ اللَّهُ مُوسَى تَكْلِيماً
Artinya : ”… Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung”. (An-Nisâ: 164).
D. Sifat Ma`nawiyyah
Adalah sifat-sifat allah yang melakasanakan dari sifat ma’ani, atau realisai dari sifat Ma`ani. seperti Allah memiliki sifat qudrah, kuasa, maka ketika qurah-Nya Allah ini dilaksankan maka menjadi kaunuhu qadiran.
Sifat Ma`nawiyah terdiri dari tujuh sifat :
1 – Kaunuhu Qaadiran, yang artinya Allah Maha Kuasa.
2 – Kaunuhu Muridan, yang artinya Allah Maha Berkehendak.
3 – Kaunuhu `Aliman, yang artinya Allah Maha Mengetahui.
4 – Kaunuhu Hayyan, yang artinya Allah Maha Hidup.
5 – kaunuhu Sami`an, yang artinya Allah Maha Mendengar.
6 – Kaunuhu Bashiran, yang artinya Allah Maha Melihat.
7- kaunuhu Mutakalliman, yang artinya Allah Maha Berbicara.
Sifat Jaiz Allah Swt.
Sifat Allah selanjutnya adalah sifat jaiz. Sifat jaiz Allah ini adalah:
Fi’lu mumkinin au tarkuhu.
Yang Berarti: Boleh bagi Allah untuk melakukan dan meninggalkan hal-hal yang mungkin.
Maksud dari sifat jaiz Allah ini adalah segala sesuatu yang mungkin boleh bagi untuk berbuat dan boleh bagi Allah untuk meninggalkan. Misalnya Allah menjadikan si A kaya dan si B cerdas. Hal ini merupakan sesuatu sah-sah saja bagi Allah untuk melakukan hal tersebut.
Kesimpulan
Dari uraian di atas di tarik kesimpulan bahwa Allah memiliki sifat wajib, muhal dan jaiz. Sifat wajib dan muhal di bagi menjadi empat yaitu, sifal nafsiyah, sifat salbiyah, sifat ma’ani dan sifat nafsiyah. Sedangkan sifat jaiz Allah adalah Fi’lu mumkinin au tarkuhu.
Demikian penjelasan tentang sifat-sifat Allah Swt. beserta dalil-dalilnya, semoga bermanfaat.
Baca juga:
1. Kaidah Fiqih Al Masyaqotu Tajlibu Taisir