Pendahuluan
Dzikir adalah sebuah amalan yang sangat dianjurkan dalam agama Islam. Dengan berdzikir, kita bisa mengingat Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya. Namun, seringkali muncul pertanyaan, apakah dzikir yang dilakukan dalam hati lebih baik daripada dzikir yang dilakukan dengan lisan? Artikel ini akan membahas mengenai perbedaan antara dzikir dalam hati dan dzikir dengan lisan serta mencari tahu yang mana yang lebih baik.
Dzikir dalam Hati
Dzikir dalam hati adalah dzikir yang dilakukan dalam keheningan batin. Kita mengucapkan kalimat dzikir di dalam hati tanpa mengeluarkannya dengan suara. Dalam Quran Surah Al-A’raf ayat 205, Allah berfirman, “Dan ingatlah Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut dengan tidak berlebih-lebihan.” Dzikir dalam hati memiliki kelebihan dalam menghindari riya’ atau pamer, karena hanya Allah yang mengetahui dzikir kita.
Dzikir dalam hati juga bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja, tanpa memerlukan tempat khusus atau keadaan tertentu. Kita bisa berdzikir dalam hati saat sedang beraktivitas atau bahkan saat beristirahat. Hal ini membuat dzikir dalam hati menjadi praktis dan mudah dijalankan dalam kehidupan sehari-hari.
Dzikir dengan Lisan
Di sisi lain, dzikir dengan lisan adalah dzikir yang dilakukan dengan mengucapkan kalimat dzikir secara keras atau pelan. Dalam banyak hadis, Nabi Muhammad saw. sangat menganjurkan umatnya untuk berdzikir dengan lisan. Contohnya, hadis riwayat Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Janganlah rumah-rumahmu menjadi kuburan, tetapi berzikirlah dengan menyebut nama Allah di dalamnya.”
Dzikir dengan lisan memiliki kelebihan dalam menyampaikan nilai-nilai agama kepada orang lain. Ketika kita berdzikir dengan lisan, orang lain bisa mendengar dan turut merasakan kebaikan yang kita sampaikan. Selain itu, mengucapkan dzikir dengan lisan juga bisa memberikan ketenangan jiwa dan pikiran, serta meningkatkan kekhusyukan dalam beribadah.
Yang Lebih Baik?
Sebenarnya, baik dzikir dalam hati maupun dzikir dengan lisan memiliki kelebihan dan manfaatnya masing-masing. Tidak ada yang bisa dikatakan lebih baik secara mutlak, karena keduanya memiliki nilai-nilai positif yang berbeda. Yang terpenting adalah niat dan kesungguhan kita dalam berdzikir, baik itu dengan lisan maupun dalam hati.
Bagi beberapa orang, dzikir dalam hati mungkin lebih cocok karena lebih pribadi dan dapat dilakukan dengan lebih fleksibel. Mereka bisa berdzikir dalam hati di mana pun dan kapan pun, tanpa tergantung pada keadaan tertentu. Dzikir dalam hati juga membantu menghindari riya’ dan menjaga kesucian hati.
Sementara itu, bagi orang-orang yang suka berinteraksi sosial dan ingin menyebarkan kebaikan, dzikir dengan lisan bisa menjadi pilihan yang lebih baik. Dzikir dengan lisan memungkinkan kita untuk berbagi kebaikan dan memberikan inspirasi kepada orang lain. Orang-orang di sekitar kita dapat merasakan keberkahan dzikir yang kita lantunkan dan ikut merasakan ketenangan jiwa.
Kesimpulan
Dzikir dalam hati dan dzikir dengan lisan keduanya memiliki kelebihan dan manfaatnya masing-masing. Tidak ada yang bisa dikatakan lebih baik secara mutlak, karena keduanya memiliki nilai-nilai positif yang berbeda. Yang terpenting adalah niat dan kesungguhan dalam berdzikir, baik itu dengan lisan maupun dalam hati. Pilihan antara dzikir dalam hati atau dzikir dengan lisan dapat disesuaikan dengan kepribadian dan situasi masing-masing individu. Yang terpenting adalah menjaga kekhusyukan dalam beribadah dan berusaha untuk selalu mengingat Allah dalam setiap langkah kehidupan kita.