Pengertian Aliran Asy’ariyah, Tokoh dan Pemikirannya

Posted on

Aliran Asy’ariyah merupakan salah satu aliran dalam teologi Islam yang dianut oleh mayoritas kaum muslimin. Aliran ini didirikan oleh Abu al-Hasan al-Asy’ari pada abad ke-10 Masehi di Basra, Irak. Aliran Asy’ariyah memiliki pandangan yang berbeda dengan aliran Mu’tazilah, yang menganggap bahwa akal manusia lebih tinggi nilainya daripada wahyu.

Tokoh Pemikir Aliran Asy’ariyah

Abu al-Hasan al-Asy’ari adalah tokoh utama dalam aliran Asy’ariyah. Ia dilahirkan pada tahun 874 Masehi di Basra, Irak. Al-Asy’ari memiliki latar belakang keluarga Mu’tazilah, namun kemudian ia meninggalkan aliran tersebut dan beralih ke aliran Asy’ariyah.

Tokoh lain dalam aliran Asy’ariyah adalah Abu Mansur al-Maturidi. Ia merupakan seorang ulama yang hidup pada abad ke-9 Masehi di Samarkand, Uzbekistan. Al-Maturidi adalah murid dari Abu al-Hasan al-Asy’ari dan banyak menyumbangkan karyanya dalam pengembangan aliran Asy’ariyah.

Pemikiran Aliran Asy’ariyah

Aliran Asy’ariyah menekankan bahwa akal manusia tidak mampu mencapai pengetahuan yang benar tentang Tuhan dan hal-hal gaib. Oleh karena itu, aliran ini lebih mengandalkan wahyu sebagai sumber pengetahuan yang benar. Namun, aliran Asy’ariyah juga menolak pandangan Mu’tazilah yang menganggap akal manusia lebih tinggi nilai daripada wahyu.

Pos Terkait:  Macam Shalat Sunah: Panduan Lengkap untuk Menambah Pahala

Aliran Asy’ariyah juga percaya bahwa Tuhan tidak terikat oleh sebab-akibat dan tidak tergantung pada keadaan tertentu. Oleh karena itu, Tuhan dapat melakukan apa saja yang dikehendaki-Nya tanpa terikat oleh hukum alam.

Di samping itu, aliran Asy’ariyah juga mengajarkan bahwa manusia memiliki kebebasan dalam memilih tindakan. Namun, kebebasan tersebut terbatas oleh kehendak Tuhan dan manusia harus bertanggung jawab atas setiap tindakan yang dilakukannya.

Pengaruh Aliran Asy’ariyah

Aliran Asy’ariyah memiliki pengaruh yang besar dalam perkembangan pemikiran Islam. Aliran ini menjadi aliran mayoritas dalam teologi Islam dan sangat berpengaruh dalam pengembangan ilmu kalam.

Di samping itu, aliran Asy’ariyah juga berpengaruh dalam pengembangan fikih Islam. Beberapa ulama fikih Islam seperti Imam Abu Hanifah dan Imam Malik bin Anas mengambil pandangan-pandangan dari aliran Asy’ariyah dalam mengembangkan hukum-hukum Islam.

Kritik Terhadap Aliran Asy’ariyah

Aliran Asy’ariyah juga mendapat kritik dari beberapa kalangan. Salah satu kritik yang sering dilontarkan adalah bahwa aliran ini terlalu banyak mengandalkan wahyu dan tidak memberikan ruang yang cukup bagi akal manusia dalam mencari pengetahuan tentang Tuhan dan alam semesta.

Di samping itu, aliran Asy’ariyah juga dianggap kurang memberikan perhatian pada masalah sosial dan politik dalam Islam. Beberapa kalangan menganggap bahwa aliran ini lebih fokus pada aspek teologi dan kurang memberikan perhatian pada aspek praktis dalam Islam.

Pos Terkait:  Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 20: Mengapa Kehidupan Dunia Dibandingkan dengan Air Hujan yang Menyebabkan Tanaman Tumbuh?

Kesimpulan

Aliran Asy’ariyah merupakan salah satu aliran dalam teologi Islam yang memiliki pandangan yang berbeda dengan aliran Mu’tazilah. Aliran ini menekankan bahwa wahyu adalah sumber pengetahuan yang benar tentang Tuhan dan hal-hal gaib, namun tetap mengakui pentingnya akal manusia dalam mencari pengetahuan. Aliran Asy’ariyah memiliki pengaruh yang besar dalam perkembangan pemikiran Islam, terutama dalam pengembangan ilmu kalam dan fikih Islam. Namun, aliran ini juga mendapat kritik dari beberapa kalangan karena dianggap terlalu mengandalkan wahyu dan kurang memberikan perhatian pada masalah sosial dan politik dalam Islam.