Pendahuluan
Surat Al-Baqarah adalah surat kedua dalam Al-Qur’an yang terdiri dari 286 ayat. Ayat 22 dari surat ini menyentuh tentang fenomena manusia yang cenderung mengingkari nikmat-nikmat Allah SWT. Dalam tulisan ini, kita akan mencoba memahami tafsir dari ayat tersebut.
Ayat 22 Surat Al-Baqarah
“Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dengan air itu dihasilkan-Nya buah-buahan sebagai rezeki untukmu. Maka janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, sedang kamu mengetahui.”
Makna Ayat
Ayat ini mengingatkan manusia akan nikmat-nikmat Allah SWT yang begitu melimpah. Allah memberikan bumi sebagai tempat tinggal dan menyediakan langit sebagai atap yang melindungi kita dari bahaya luar. Allah juga menurunkan hujan yang menjadi sumber air bagi kehidupan. Dengan air tersebut, Allah menciptakan berbagai macam buah-buahan yang menjadi rezeki bagi manusia.
Namun, manusia cenderung mengingkari nikmat-nikmat ini dengan mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah. Mereka menyembah selain Allah, entah itu berhala, harta, atau kekuasaan. Padahal, manusia seharusnya menyadari bahwa semua nikmat ini berasal dari Allah semata.
Mengapa Manusia Cenderung Kufur?
Ada beberapa faktor yang menjadikan manusia cenderung mengingkari nikmat-nikmat Allah dan mengadakan sekutu-sekutu bagi-Nya. Berikut adalah beberapa faktor tersebut:
1. Ketidaktaatan
Manusia cenderung mengingkari nikmat-nikmat Allah karena mereka tidak taat kepada-Nya. Mereka melanggar perintah-perintah Allah dan lebih memilih untuk mengikuti hawa nafsu dan keinginan duniawi.
2. Kebodohan
Banyak manusia yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang agama dan kebesaran Allah. Mereka tidak memahami dengan baik ajaran Islam dan akhirnya terjerumus dalam kesyirikan.
3. Pengaruh Lingkungan
Lingkungan sosial juga turut mempengaruhi manusia cenderung mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah. Jika sekitar kita banyak yang menyembah selain Allah, maka kita juga rentan terpengaruh dan ikut-ikutan dalam kesyirikan.
4. Kekuatan Duniawi
Manusia cenderung terpikat oleh kekuatan duniawi seperti harta, jabatan, atau popularitas. Mereka lebih memilih untuk menyembah hal-hal tersebut daripada mengingat dan bersyukur kepada Allah yang memberikan segala nikmat tersebut.
Akibat Kufur
Mengingkari nikmat-nikmat Allah dan mengadakan sekutu-sekutu bagi-Nya memiliki konsekuensi yang serius. Beberapa akibat kufur antara lain:
1. Hilangnya Kedamaian
Manusia yang mengingkari nikmat-nikmat Allah cenderung hidup dalam kegelisahan dan kebingungan. Mereka tidak merasakan kedamaian dalam hidupnya karena mereka menjauh dari sumber kebahagiaan sejati, yaitu Allah SWT.
2. Tersesat dalam Kesesatan
Manusia yang menyembah selain Allah akan tersesat dalam kesesatan. Mereka tidak memiliki pegangan yang benar dalam hidupnya dan rentan terjerumus dalam perbuatan yang merugikan diri sendiri dan orang lain.
3. Hukuman di Akhirat
Akibat terberat dari kufur adalah hukuman di akhirat. Allah telah menjanjikan siksa yang pedih bagi mereka yang mengingkari-Nya dan menyembah selain-Nya. Mereka akan menerima balasan yang setimpal dengan perbuatannya di dunia.
Kesimpulan
Ayat 22 Surat Al-Baqarah mengingatkan kita akan pentingnya bersyukur atas nikmat-nikmat Allah dan menjauhi kesyirikan. Manusia cenderung mengingkari nikmat-nikmat ini karena ketidaktaatan, kebodohan, pengaruh lingkungan, dan kekuatan duniawi. Kufur memiliki akibat yang serius, seperti hilangnya kedamaian, tersesat dalam kesesatan, dan hukuman di akhirat. Oleh karena itu, mari kita selalu mengingat dan bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang diberikan-Nya kepada kita.