Sejarah, Hukum, dan Praktik Tarawih

Posted on

Pengantar

Tarawih adalah salah satu ibadah yang dilakukan oleh umat Muslim di bulan Ramadhan. Ibadah ini memiliki sejarah yang panjang, hukum yang terkait, dan praktik yang berbeda-beda di berbagai daerah. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang sejarah, hukum, dan praktik tarawih dalam agama Islam.

Sejarah Tarawih

Sejarah tarawih berawal dari masa kehidupan Nabi Muhammad SAW. Ibadah ini pertama kali diperkenalkan pada bulan Ramadhan pada tahun ke-9 Hijriah. Nabi Muhammad SAW memulai tradisi ini dengan melakukan shalat malam bersama para sahabatnya. Awalnya, shalat tarawih dilakukan secara berjamaah di masjid, namun kemudian berkembang menjadi praktik yang dilakukan di rumah-rumah.

Tarawih sendiri berasal dari kata “tarwaha” yang berarti istirahat. Nama ini dipilih karena shalat tarawih dilakukan setelah istirahat sejenak dari shalat Isya’ dan sebelum shalat Shubuh. Ibadah tarawih dilakukan selama bulan Ramadhan, dimulai setelah shalat Isya’ dan berlangsung hingga sebelum shalat Shubuh.

Hukum Tarawih

Secara hukum, tarawih termasuk dalam kategori sunnah muakkadah, yaitu ibadah yang sangat dianjurkan dan dikerjakan secara teratur oleh Nabi Muhammad SAW. Meskipun bukan wajib, tarawih memiliki nilai ibadah yang tinggi dan dianjurkan untuk dilakukan oleh umat Muslim.

Pos Terkait:  Dua Model Galian Kuburan, Manakah yang Lebih Utama?

Para ulama sepakat bahwa tarawih dilakukan dengan melakukan 20 rakaat, yang dibagi menjadi empat kali shalat berjamaah dengan masing-masing empat rakaat dan diakhiri dengan shalat witir satu rakaat. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa tarawih bisa dilakukan dengan jumlah rakaat yang fleksibel, sesuai dengan kebiasaan di daerah masing-masing.

Praktik Tarawih

Praktik tarawih dapat bervariasi di berbagai daerah, tergantung pada tradisi dan budaya setempat. Di beberapa tempat, tarawih dilakukan secara berjamaah di masjid dengan imam yang memimpin shalat. Di tempat lain, tarawih dilakukan di rumah-rumah atau di musholla dengan keluarga atau tetangga.

Selain itu, ada juga praktik tarawih yang dilakukan dengan membaca Al-Quran secara khatam, yaitu menyelesaikan membaca Al-Quran selama bulan Ramadhan. Praktik ini dilakukan di beberapa daerah sebagai bentuk peningkatan ibadah dan penghormatan terhadap kitab suci.

Keutamaan Tarawih

Tarawih memiliki banyak keutamaan bagi umat Muslim. Selain sebagai ibadah yang dianjurkan, tarawih juga memberikan kesempatan untuk memperbanyak amalan dan mendapatkan pahala yang berlipat ganda di bulan Ramadhan. Tarawih juga memperkuat ikatan antara sesama umat Muslim, karena dilakukan secara berjamaah.

Salah satu keutamaan tarawih adalah kesempatan untuk mendengarkan bacaan Al-Quran secara langsung dari seorang imam. Hal ini memungkinkan umat Muslim untuk memperbaiki tartil (tajwid) dan memahami isi Al-Quran dengan lebih baik. Tarawih juga memberikan kesempatan untuk berdoa dan memohon ampunan kepada Allah SWT.

Pos Terkait:  Ayat Al Quran Tentang Musyawarah: Memperkuat Kebersamaan dan Kebijaksanaan

Kesimpulan

Dalam artikel ini, kita telah membahas sejarah, hukum, dan praktik tarawih. Tarawih merupakan ibadah sunnah yang dilakukan selama bulan Ramadhan, memiliki hukum yang dianjurkan, dan praktik yang berbeda di berbagai daerah. Tarawih juga memiliki banyak keutamaan dan memberikan kesempatan untuk memperbanyak amalan dan mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua dalam meningkatkan pemahaman tentang tarawih dalam agama Islam.