Pengantar
Salah satu rukun dalam shalat adalah membaca surat Al-Fatihah. Surat ini menjadi doa yang diucapkan oleh setiap muslim dalam setiap rakaat shalat. Namun, terdapat perbedaan dalam pengucapan kata “maaliki yaumiddiin” atau “maliki yaumiddiin” dalam surat tersebut. Artikel ini akan membahas perbedaan tersebut dan pengaruhnya dalam shalat.
Asal Usul Surat Al-Fatihah
Surat Al-Fatihah merupakan surat yang terdapat dalam Al-Qur’an, tepatnya pada juz pertama. Surat ini dianggap sebagai surat pembuka yang penting dalam shalat, karena mengandung doa dan pujian kepada Allah SWT. Al-Fatihah terdiri dari tujuh ayat yang memiliki makna mendalam dan menjadi landasan dalam ibadah shalat.
Perbedaan Pengucapan “maaliki yaumiddiin” dan “maliki yaumiddiin”
Perbedaan dalam pengucapan “maaliki yaumiddiin” dan “maliki yaumiddiin” terletak pada bunyi huruf alif dan lam pada kata “maaliki” atau “maliki”. Beberapa mazhab dalam Islam memiliki perbedaan pendapat mengenai pengucapan yang benar. Di antara mazhab yang membedakan adalah mazhab Syafi’i, Hanafi, dan Maliki.
Pendapat Mazhab Maliki
Mazhab Maliki berpendapat bahwa pengucapan yang benar adalah “maaliki yaumiddiin”. Dalam mazhab ini, huruf lam pada kata “maaliki” diucapkan secara jelas dan terdengar. Pendapat ini didasarkan pada beberapa hadis dan riwayat yang menguatkan pengucapan tersebut. Oleh karena itu, para pengikut mazhab Maliki akan mengucapkan “maaliki yaumiddiin” dalam setiap shalat.
Pendapat Mazhab Syafi’i dan Hanafi
Mazhab Syafi’i dan Hanafi berpendapat bahwa pengucapan yang benar adalah “maliki yaumiddiin”. Dalam mazhab ini, huruf lam pada kata “maliki” diucapkan secara ringan dan hampir tidak terdengar. Pendapat ini juga didasarkan pada beberapa hadis dan riwayat yang menguatkan pengucapan tersebut. Oleh karena itu, para pengikut mazhab Syafi’i dan Hanafi akan mengucapkan “maliki yaumiddiin” dalam setiap shalat.
Pengaruh dalam Shalat
Perbedaan pengucapan “maaliki yaumiddiin” dan “maliki yaumiddiin” dalam shalat tidak mempengaruhi sah atau tidaknya shalat itu sendiri. Kedua pengucapan tersebut diakui keabsahannya oleh masing-masing mazhab. Yang terpenting dalam shalat adalah niat yang ikhlas, khusyuk, dan mengikuti tuntunan Rasulullah SAW.
Kebebasan Memilih
Sebagai umat Islam, kita diberi kebebasan untuk memilih mazhab yang sesuai dengan keyakinan dan pengetahuan kita. Perbedaan dalam pengucapan “maaliki yaumiddiin” dan “maliki yaumiddiin” merupakan perbedaan yang bersifat furu’i (cabang) dalam ibadah shalat. Oleh karena itu, tidak perlu ada perdebatan yang berlarut-larut mengenai hal ini.
Kesimpulan
Surat Al-Fatihah merupakan surat pembuka yang penting dalam shalat. Perbedaan pengucapan “maaliki yaumiddiin” dan “maliki yaumiddiin” terjadi dalam mazhab Maliki, Syafi’i, dan Hanafi. Mazhab Maliki mengucapkan “maaliki yaumiddiin”, sementara mazhab Syafi’i dan Hanafi mengucapkan “maliki yaumiddiin”. Namun, perbedaan ini tidak mempengaruhi sah atau tidaknya shalat. Yang terpenting adalah niat yang ikhlas dan mengikuti tuntunan Rasulullah SAW. Sebagai umat Islam, kita memiliki kebebasan memilih mazhab sesuai dengan keyakinan dan pengetahuan kita.