Apakah Menghitung Hari Baik-Buruk Termasuk Syirik?

Posted on

Di dalam kehidupan sehari-hari, terkadang kita sering mendengar orang-orang berbicara tentang “hari baik” dan “hari buruk”. Beberapa orang percaya bahwa menghitung hari baik-buruk dapat membantu mereka mengambil keputusan penting dalam hidup mereka, seperti memulai usaha baru, menikah, atau bahkan membeli rumah.

Namun, pertanyaannya adalah apakah menghitung hari baik-buruk ini termasuk dalam tindakan syirik? Syirik sendiri adalah perbuatan menyekutukan Allah dengan sesuatu atau seseorang. Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu melihat dari sudut pandang agama Islam.

Pandangan Agama Islam

Dalam agama Islam, menghitung hari baik-buruk berdasarkan astrologi atau ramalan adalah dilarang. Allah SWT telah menegaskan dalam Al-Quran bahwa hanya Dia yang memiliki pengetahuan tentang masa depan dan hanya Dia yang dapat mengatur segala kejadian di dunia ini.

Surat Al-A’raf ayat 188 menjelaskan, “Katakanlah: ‘Aku tidak berkuasa mendatangkan manfaat dan menolak bahaya terhadap diriku kecuali dengan kehendak Allah. Dan jika aku mengetahui yang ghaib, tentu aku banyak mendapatkan kebaikan dan tidak akan menimpa kejahatan. Aku hanyalah pemberi peringatan dan pembawa berita gembira bagi kaum yang beriman’.”

Pos Terkait:  Doa Bercermin: Mendapatkan Berkah dan Kesejahteraan dengan Menjaga Akhlaq

Hal ini menunjukkan bahwa hanya Allah yang memiliki kekuasaan untuk menentukan nasib kita dan hanya Dia yang mengetahui segala yang tersembunyi. Oleh karena itu, mencoba menghitung hari baik-buruk berdasarkan ramalan atau astrologi adalah bertentangan dengan keyakinan Islam.

Peran Kepercayaan dan Tawakkal

Sebagai umat Islam, kita harus memahami bahwa kehidupan ini adalah ujian dari Allah dan kita harus mengandalkan-Nya dalam setiap aspek kehidupan kita. Allah telah menegaskan dalam Al-Quran bahwa kita harus mempercayai-Nya sepenuhnya dan mengandalkan-Nya dalam setiap keputusan yang kita ambil.

Surat At-Taghabun ayat 11 menyatakan, “Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa yang ada pada diri mereka.”

Oleh karena itu, daripada mencoba menghitung hari baik-buruk, kita sebaiknya fokus pada ketaatan kepada Allah dan berusaha untuk meningkatkan kualitas hidup kita dengan cara yang benar menurut agama. Kita harus mengandalkan Allah dalam mengambil keputusan dan percaya bahwa apa pun yang terjadi adalah hasil dari kehendak-Nya.

Pengaruh Budaya dan Tradisi

Meskipun menghitung hari baik-buruk tidak dianjurkan dalam agama Islam, beberapa budaya dan tradisi di Indonesia masih memegang teguh kepercayaan ini. Beberapa orang mungkin merasa bahwa mengikuti tradisi ini adalah bagian dari identitas mereka dan tidak berdampak buruk.

Pos Terkait:  Inilah Kelompok Huruf Muqathaah yang Jadi Pembuka Surat dalam Alquran

Sebagai umat Islam, kita perlu mengingat bahwa agama harus menjadi panduan utama dalam hidup kita. Jika ada budaya atau tradisi yang bertentangan dengan ajaran Islam, kita harus berani mengubahnya dan mengikuti ajaran agama yang benar.

Kesimpulan

Dalam agama Islam, menghitung hari baik-buruk berdasarkan ramalan atau astrologi adalah bertentangan dengan keyakinan kita sebagai umat Muslim. Allah SWT adalah satu-satunya yang mengetahui masa depan dan hanya Dia yang dapat mengatur segala kejadian.

Sebagai umat Islam, kita harus mempercayai Allah sepenuhnya dan mengandalkan-Nya dalam setiap aspek kehidupan kita. Menghitung hari baik-buruk tidak memberikan manfaat nyata dan justru dapat mengarahkan kita kepada perbuatan syirik.

Oleh karena itu, sebaiknya kita fokus pada ketaatan kepada Allah dan menjalani hidup sesuai dengan ajaran agama. Kita harus mengandalkan Allah dalam mengambil keputusan dan percaya bahwa apa pun yang terjadi adalah hasil dari kehendak-Nya. Budaya dan tradisi yang bertentangan dengan ajaran Islam harus diubah agar kita dapat hidup sesuai dengan keyakinan kita sebagai umat Muslim.

Pos Terkait:  Kandungan Ayat Al Quran dan Hadits