Pendahuluan
Shalat Jumat merupakan salah satu ibadah yang sangat penting dalam agama Islam. Ibadah ini memiliki sejarah dan dalil yang kuat dalam disyariatkannya. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap mengenai sejarah dan dalil disyariatkannya shalat Jumat.
Sejarah Shalat Jumat
Shalat Jumat pertama kali diperintahkan oleh Nabi Muhammad SAW pada tahun ke-2 Hijriah, setelah hijrah beliau ke Madinah. Pada awalnya, umat Muslim masih melaksanakan shalat berjamaah di rumah-rumah atau di tempat yang mereka sepakati. Namun, karena semakin banyaknya umat Islam di Madinah, Nabi Muhammad SAW memutuskan untuk menyelenggarakan shalat Jumat secara teratur di masjid.
Masjid Quba menjadi tempat pertama kali penyelenggaraan shalat Jumat di Madinah. Setelah itu, Nabi Muhammad SAW memerintahkan pembangunan masjid yang lebih besar, yaitu Masjid Nabawi. Masjid ini menjadi tempat tetap dalam penyelenggaraan shalat Jumat.
Dalil Disyariatkannya Shalat Jumat
Dalil disyariatkannya shalat Jumat terdapat dalam Al-Quran dan juga hadis-hadis Nabi Muhammad SAW. Salah satu dalil yang kuat terdapat dalam Surat Al-Jumu’ah ayat 9, yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkan jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Shalat Jumat wajib bagi setiap muslim dewasa, laki-laki, berakal, dan tidak ada halangan yang membolehkannya.”
Dari dalil-dalil tersebut, dapat disimpulkan bahwa shalat Jumat adalah ibadah wajib bagi umat Muslim yang telah baligh dan tidak ada halangan yang membolehkannya.
Keutamaan Shalat Jumat
Shalat Jumat memiliki banyak keutamaan yang dijelaskan dalam hadis-hadis Nabi. Beberapa keutamaan shalat Jumat antara lain:
1. Pahala yang besar: Shalat Jumat memiliki pahala yang besar. Dalam hadis riwayat Muslim, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barangsiapa yang mandi pada hari Jumat, kemudian pergi ke masjid dengan berjalan kaki, kemudian shalat Jumat, maka untuknya pahala seperti pahala seorang yang berpuasa setahun dan shalat malam setahun.”
2. Menghapus dosa: Shalat Jumat juga memiliki keutamaan dalam menghapus dosa-dosa yang telah dilakukan sejak shalat Jumat sebelumnya hingga shalat Jumat berikutnya. Dalam hadis riwayat Muslim, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barangsiapa yang mandi pada hari Jumat, kemudian pergi ke masjid, lalu dia mendengarkan khutbah dengan tenang dan tidak bermain-main, maka akan diampuni dosa-dosanya antara dua Jumat.”
Tata Cara Pelaksanaan Shalat Jumat
Tata cara pelaksanaan shalat Jumat terdiri dari beberapa langkah:
1. Khutbah pertama: Imam akan memberikan khutbah pertama setelah shalat sunnah rawatib sebanyak dua rakaat.
2. Shalat Jumat: Setelah khutbah pertama selesai, imam dan jamaah akan melaksanakan shalat Jumat. Shalat ini terdiri dari dua khutbah dan dua rakaat shalat.
3. Khutbah kedua: Setelah selesai shalat Jumat, imam akan memberikan khutbah kedua.
4. Shalat sunnah muakkadah: Setelah khutbah kedua selesai, disunnahkan untuk melaksanakan shalat sunnah muakkadah dua rakaat.
Penutup
Shalat Jumat memiliki sejarah dan dalil yang kuat dalam disyariatkannya. Ibadah ini memiliki banyak keutamaan dan memiliki tata cara pelaksanaan yang teratur. Mari kita tingkatkan kecintaan kita terhadap shalat Jumat dan selalu bersemangat dalam menjalankannya. Semoga artikel ini bermanfaat dalam memperkaya pengetahuan kita tentang shalat Jumat.