Umum

Cinta Adalah Kehormatan: Kisah Perjuangan Istri Buya Hamka

×

Cinta Adalah Kehormatan: Kisah Perjuangan Istri Buya Hamka

Share this article

Cinta adalah sebuah kata yang memiliki beragam makna dan pengertian. Namun, bagi istri Buya Hamka, Siti Rahimah, cinta adalah sebuah kehormatan yang harus dijaga selama hidupnya. Ia adalah sosok perempuan yang tabah dan tangguh dalam menghadapi segala rintangan dan tantangan hidup.

Perjuangan Siti Rahimah

Siti Rahimah lahir pada tahun 1913 di Minangkabau, Sumatera Barat. Ia adalah anak keempat dari enam bersaudara dan tumbuh dalam keluarga yang religius. Sejak kecil, Siti Rahimah telah belajar agama Islam dengan tekun dan rajin. Ia juga dikenal sebagai seorang yang cerdas dan pandai dalam berbahasa Arab.

Pada tahun 1932, Siti Rahimah menikah dengan Buya Hamka, seorang ulama terkenal dan tokoh penting dalam pergerakan Islam di Indonesia. Mereka memiliki delapan orang anak dan hidup bahagia bersama. Namun, kebahagiaan mereka terusik ketika Buya Hamka ditangkap dan dipenjara oleh pemerintah Belanda pada tahun 1941.

Sebagai istri yang setia, Siti Rahimah tidak pernah berhenti berjuang untuk membebaskan suaminya dari penjara. Ia sering mengunjungi Buya Hamka di penjara dan membawa makanan serta surat dari keluarga. Ia juga berusaha mencari tahu informasi terbaru tentang suaminya dari teman-teman dan kenalan.

Pos Terkait:  Sisa Mani Keluar Setelah Mandi, Apakah Harus Mandi Lagi?

Selama Buya Hamka dipenjara, Siti Rahimah harus berjuang sendiri untuk menghidupi keluarga. Ia membuka toko kecil dan menjual makanan serta barang-barang kebutuhan sehari-hari. Meski hidup dalam keterbatasan, Siti Rahimah tetap tegar dan tidak pernah mengeluh.

Cinta Sejati

Siti Rahimah memiliki cinta yang besar dan tulus terhadap suaminya. Ia tidak hanya mencintai Buya Hamka sebagai suami, tetapi juga sebagai seorang ulama dan tokoh perjuangan. Ia selalu mendukung suaminya dalam setiap langkah dan tindakan yang diambilnya.

Cinta Siti Rahimah terhadap Buya Hamka tidak pernah pudar meskipun suaminya telah meninggal dunia pada tahun 1981. Ia masih sering menceritakan kisah-kisah indah bersama suaminya kepada anak-anak dan cucunya. Ia juga terus menjaga warisan intelektual suaminya dengan menerbitkan karya-karya tulisannya.

Cinta sejati yang dimiliki Siti Rahimah terhadap suaminya menjadi inspirasi bagi banyak orang. Ia adalah sosok istri yang setia, tangguh, dan berjuang dengan penuh cinta.

Kesimpulan

Kisah perjuangan Siti Rahimah adalah bukti nyata bahwa cinta adalah sebuah kehormatan yang harus dijaga dengan baik. Ia adalah sosok perempuan yang tangguh dan tabah dalam menghadapi segala rintangan dan tantangan hidup. Cinta sejatinya terhadap suaminya, Buya Hamka, tidak pernah pudar meskipun suaminya telah meninggal dunia. Kisah ini menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk mencintai dengan tulus dan setia.

Pos Terkait:  Kisah Nabi Yusuf Ketika Mendapatkan Tugas Kenabian