Tempat ditenggelamkannya Firaun adalah salah satu misteri besar dalam sejarah dunia. Konon, Firaun beserta pasukannya ditenggelamkan oleh Allah SWT saat mengejar Nabi Musa dan Bani Israel yang melintasi Laut Merah. Namun, mengapa tempat tersebut disebut Laut Merah? Apa yang membuatnya begitu istimewa?
Asal Usul Nama Laut Merah
Menurut sejarah, Laut Merah awalnya dinamakan Yam Suph dalam bahasa Ibrani yang berarti “Laut Alga”. Pada masa pemerintahan Raja Salomo, laut ini dikenal sebagai “Laut Edom” karena terletak di wilayah Edom. Namun, nama Laut Merah pertama kali muncul pada abad ke-6 SM dalam naskah-naskah Yunani dan Romawi kuno.
Ada beberapa teori mengenai asal-usul nama Laut Merah. Salah satunya adalah karena warna airnya yang tampak merah saat matahari terbenam. Warna ini disebabkan oleh adanya mikroorganisme bernama trichodesmium erythraeum yang memiliki pigmen merah.
Namun, ada juga teori lain yang lebih berhubungan dengan sejarah. Laut Merah menjadi terkenal karena perannya dalam sejarah agama Yahudi, khususnya dalam kisah penyeberangan Bani Israel yang dipimpin oleh Nabi Musa.
Penyeberangan Bani Israel
Pada masa pemerintahan Firaun di Mesir, Bani Israel hidup dalam perbudakan yang sangat berat. Namun, Allah SWT memilih Nabi Musa untuk memimpin mereka keluar dari Mesir menuju Tanah Kanaan yang dijanjikan.
Setelah melalui serangkaian mukjizat dan ujian, Nabi Musa dan Bani Israel tiba di tepi Laut Merah. Namun, Firaun dan pasukannya mengejar mereka dari belakang dengan tujuan untuk membunuh dan memperbudak mereka kembali.
Saat Bani Israel berada di tepi Laut Merah, Allah SWT memerintahkan Nabi Musa untuk membelah laut dengan tongkatnya. Laut Merah pun terbelah menjadi dua dan membuka jalan bagi Bani Israel untuk menyeberang.
Sementara itu, Firaun dan pasukannya mengejar mereka ke dalam laut. Namun, saat pasukan Firaun sudah berada di tengah-tengah laut, Allah SWT memerintahkan laut untuk kembali ke posisi semula. Pasukan Firaun dan Firaun sendiri ditenggelamkan oleh air laut yang menutupi mereka.
Lokasi Tempat Ditenggelamkannya Firaun
Meskipun ada banyak spekulasi mengenai lokasi sebenarnya tempat ditenggelamkannya Firaun, tidak ada yang dapat dipastikan dengan pasti. Namun, beberapa ahli sejarah dan arkeolog telah mencoba mencari bukti-bukti yang mendukung kisah ini.
Salah satu teori mengatakan bahwa tempat ini terletak di ujung selatan Semenanjung Sinai, di dekat kota Nuweiba. Beberapa peneliti mengklaim telah menemukan jejak-jejak kerangka manusia dan kuda di dasar laut di sekitar wilayah ini.
Namun, teori ini masih kontroversial dan belum ada bukti yang cukup kuat untuk membuktikan bahwa tempat ini adalah lokasi sebenarnya tempat ditenggelamkannya Firaun.
Mengapa Disebut Laut Merah?
Mengapa tempat ditenggelamkannya Firaun disebut Laut Merah? Ada beberapa teori yang mencoba menjawab pertanyaan ini.
Pertama, ada yang mengatakan bahwa Laut Merah disebut demikian karena warna airnya yang tampak merah saat matahari terbenam. Namun, teori ini tidak sepenuhnya dapat dipercaya karena warna air laut dapat berubah-ubah tergantung pada kondisi cuaca dan lingkungan sekitar.
Teori lain mengatakan bahwa nama Laut Merah berasal dari kata “edom” dalam bahasa Ibrani yang berarti “merah”. Ini berkaitan dengan wilayah Edom yang terletak di sebelah barat laut Laut Merah.
Namun, teori yang paling mungkin adalah bahwa nama Laut Merah berasal dari bahasa Arab al-bahr al-ahmar yang berarti “laut yang merah”. Nama ini kemungkinan berasal dari warna batu dan tanah di sekitar wilayah Laut Merah yang berwarna merah.
Kesimpulan
Tempat ditenggelamkannya Firaun merupakan salah satu misteri besar dalam sejarah dunia. Konon, Firaun beserta pasukannya ditenggelamkan oleh Allah SWT saat mengejar Nabi Musa dan Bani Israel yang melintasi Laut Merah. Namun, hingga saat ini, tidak ada bukti yang cukup kuat untuk membuktikan lokasi sebenarnya tempat ini.
Sejarah Laut Merah sendiri memiliki banyak teori dan spekulasi mengenai asal-usul nama dan warna airnya yang tampak merah. Namun, yang pasti, Laut Merah memainkan peran penting dalam sejarah agama Yahudi, khususnya dalam kisah penyeberangan Bani Israel yang dipimpin oleh Nabi Musa.