Umum

Pengertian Jabariyah Tokoh Aliran

×

Pengertian Jabariyah Tokoh Aliran

Share this article

Pendahuluan

Aliran Jabariyah merupakan salah satu aliran dalam ajaran Islam yang sering diperdebatkan oleh para ulama. Tokoh-tokoh aliran Jabariyah memiliki pandangan yang berbeda dari mayoritas umat Islam dalam hal takdir manusia dan kebebasan berkehendak.

Jabariyah dan Takdir Manusia

Menurut aliran Jabariyah, takdir manusia telah ditetapkan oleh Allah sejak awal. Manusia tidak memiliki kebebasan berkehendak, semua yang terjadi dalam hidup manusia telah ditetapkan oleh Allah.

Pandangan Jabariyah tentang Qada dan Qadar

Aliran Jabariyah menganggap bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini telah ditentukan oleh Allah. Termasuk kematian, kelahiran, dan segala hal yang terjadi dalam kehidupan manusia.

Perbedaan Jabariyah dengan Ahli Sunnah Wal Jamaah

Pandangan aliran Jabariyah mengenai takdir dan kebebasan berkehendak sangat berbeda dengan pandangan mayoritas umat Islam. Ahli Sunnah Wal Jamaah, misalnya, menganggap bahwa manusia memiliki kebebasan berkehendak dan bertanggung jawab atas segala tindakan yang dilakukan.

Pos Terkait:  Manfaat Minyak Kesturi untuk Kesehatan dan Kecantikan

Tokoh-tokoh Jabariyah

Beberapa tokoh aliran Jabariyah yang terkenal antara lain Jahm bin Safwan, Abu Muslim al-Isfahani, dan Abu Hashim al-Ja’fari. Ketiganya memiliki pandangan yang sama tentang takdir manusia dan kebebasan berkehendak.

Pandangan Jahm bin Safwan tentang Takdir Manusia

Jahm bin Safwan menganggap bahwa manusia tidak memiliki kebebasan berkehendak karena segala sesuatu telah ditetapkan oleh Allah. Manusia hanya sebagai pelaku yang menjalankan perintah Allah.

Pandangan Abu Muslim al-Isfahani tentang Takdir Manusia

Abu Muslim al-Isfahani memiliki pandangan yang sama dengan Jahm bin Safwan tentang takdir manusia. Ia menganggap bahwa segala sesuatu telah ditetapkan oleh Allah dan manusia hanya sebagai pelaku yang menjalankan perintah Allah.

Pandangan Abu Hashim al-Ja’fari tentang Takdir Manusia

Abu Hashim al-Ja’fari menganggap bahwa manusia memiliki kebebasan berkehendak tetapi Allah tetap menentukan segala sesuatu yang terjadi di dunia. Manusia memiliki kemampuan untuk memilih tetapi Allah sudah mengetahui pilihan yang akan diambil manusia.

Perdebatan tentang Aliran Jabariyah

Pandangan aliran Jabariyah tentang takdir manusia dan kebebasan berkehendak selalu menjadi perdebatan di kalangan umat Islam. Beberapa ulama menganggap pandangan aliran Jabariyah bertentangan dengan ajaran Islam yang sebenarnya.

Perbedaan Aliran Jabariyah dengan Aliran Qadariyah

Aliran Qadariyah memiliki pandangan yang berbeda dengan aliran Jabariyah tentang takdir manusia dan kebebasan berkehendak. Aliran Qadariyah menganggap bahwa manusia memiliki kebebasan berkehendak dan bertanggung jawab atas segala tindakan yang dilakukan.

Pos Terkait:  Inilah Daftar Mahram dan Bukan Mahram dalam Fiqih

Perbedaan Aliran Jabariyah dengan Aliran Mu’tazilah

Aliran Mu’tazilah juga memiliki pandangan yang berbeda dengan aliran Jabariyah tentang takdir manusia dan kebebasan berkehendak. Aliran Mu’tazilah menganggap bahwa manusia memiliki kebebasan berkehendak dan bertanggung jawab atas segala tindakan yang dilakukan.

Penyebaran Aliran Jabariyah

Aliran Jabariyah tersebar di kalangan umat Islam pada abad ke-8 Masehi. Aliran ini terkenal di Irak dan Khorasan. Namun, pada akhirnya aliran ini kalah dalam perdebatan dengan aliran Ahli Sunnah Wal Jamaah.

Pengaruh Aliran Jabariyah pada Ajaran Islam

Pandangan aliran Jabariyah tentang takdir manusia dan kebebasan berkehendak tidak memiliki pengaruh yang besar pada ajaran Islam. Mayoritas umat Islam menganggap bahwa manusia memiliki kebebasan berkehendak dan bertanggung jawab atas segala tindakan yang dilakukan.

Kesimpulan

Aliran Jabariyah merupakan salah satu aliran dalam ajaran Islam yang memiliki pandangan berbeda tentang takdir manusia dan kebebasan berkehendak. Pandangan aliran Jabariyah selalu menjadi perdebatan di kalangan umat Islam. Namun, pandangan ini tidak memiliki pengaruh yang besar pada ajaran Islam yang sebenarnya.