Iqipedia.com – Indonesia yang pada dasarnya merupakan negara pancasil menyebabkan menerima agama apa saja yang ada, tapi secara pemerintahan Negara Indonesia hanya mengakui enam agama saja, yaitu Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha dan Konghucu. Tentu saja tempat beribadah dari setiap agama berbeda-beda, namun tidak membuat Masyarakat Indonesia menjadi begitu takut dengan perbedaan. Hal ini dapat dilihat dengan adanya sebuah gereja yang merupakan tempat beribadah Agama Kristen bangunannya bersebalahan dengan masjid yang merupakan tempat beribadah bagi Umat Islam.
Hal ini menandakan bahwa Masyarakat Indonesia merupakan orang-orang yang toleran, walaupun ada sekelompok orang yang kurang suka dengan berbedaan tersebut. Contoh lainnya adalah ketika pembuatan Dasar Negara Indonesia, yaitu Pancasila mengalami perubahan yang sebelumnya berbunyi “Ketuhanan dengan menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” yang kemudian dirubah menjadi “Ketuhanan yang Maha Esa”. Hal ini dikarenakan kemungkinan adanya penolakan dari Papua dan sekitarnya yang mayoritas merupakan Beragama Kristen.
Tapi dalam pembahasan artikel ini penulis akan lebih fokus terhadap adanya Aliran Ekstrimis yang dapat membahayakan keutuhan Bangsa Indonesia, Karena upaya mereka untuk memenuhi keinginan mereka. Bahkan dalam kasus terbaru adanya sekelompok orang yang melakukan pawai yang mempromosikan adanya suatu Ormas atau Organisasi Masyarakat, yaitu Khilafatul Muslimin yang berpotensi membuat kegaduhan publik. Tapi akhirnya para anggota tersebut telah melakukan ikrar setia terhadap Pancasila.
Pengertian Radikalisme
Menurut pendapat Thalib yang dimaksud dengan Radikalisme Islam adalah segala upaya oleh suatu kelompok dengan menggunakan segala bentuk kekerasan dalam mewujudkan keinginan kelompok tersebut, yaitu terbentuknya Negara Islam. Sedangkan dalam pandangan Rahmat yang dimaksud dengan Radikalisme Islam adalah suatu gerakan yang melakukan tindakannya secara keras atau tegas bahkan bisa dibilang tanpa kompromi untuk mencapai tujuan mereka. Kesan tersebut juga muncul karena nama yang mereka gunakan mencerminkan kekerasan dan militer, seperti Jundullah yang mempunyai arti Tentara Allah, Laskar Jihad dan juga FPI (Front Pembela Islam).
Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan, yaitu gerakan yang dilakukan oleh suatu kelompok dengan menggunkan tindakan kekerasan dengan tujuan untuk mencapai target yang mereka inginkan berupa terbentuknya Negara Islam. Walaupun hal ini pasti akan menimbulkannya penolakan dari masyarakat umum yang meresa ketenangan mereka terganggu. Tapi sampai saat ini yang namanya Radikalisme yang mengatasnamakan Dakwah Islam sudah banyak sekali terjadi di Indonesia.
Tapi pergerakan yang mereka lakukan tidak terlalu membahayakan keutuhan Bangsa Indonesia, karena pihak keamanan selalu bertindak dengan cepat ketika ada segala suatu yang berpotensi membuat keutuhan Bangsa Indonesia runtuh. Pastinya ada sekelompok masyarakat yang mempercayai mereka, jika tidak pastinya para pemimpin dari organisasi tidak sampai berani membuat sebuah pergerakan yang besar. Walaupun kebanyakan dari masyarakat tidak suka dengan pergerakan organisasi tersebut.
Faktor Pemicu Radikalisme
Agama merupakan pedoman seseorang dalam menjalani hidup yang diberikan oleh tuhan kepada makhluknya, supaya kehidupan yang mereka jalani sejahtera dan selamat kelak di akhirat. Agama juga merupak faktor yang dapat menyatukan antara satu sama lain, bahkan juga faktor yang memicu suatu konflik antar sesama. Hal ini terjadi karena adanya sebuah doktrin-doktrin yang diajarkan terdapat penyelewengan dari kandungan sesungguhnya agama tersebut. Hal tersebut sudah sering terjadi di Masyarakat karena banyak sekali kejadian-kejadian yang membahayakan dan mengatasnamakan agama.
Seperti yang dijelaskan diatas, agama merupakan faktor pemersatu dan jika salah dalam penyampaian ilmu yang ada didalamnya agama bisa saja menjadi faktor penyebab suatu permasalahan. Hal ini dapat terjadi jika dalam mendalami agama tersebut merujuk pada seseorang yang salah untuk dijadikan guru. Alasan tersebut merupakan salah satu penyebab yang dapat membuat seseorang salah dalam mengamalkan ajaran agamanya. Karena sudah sangat sering terjadi kasus seorang pendakwah yang mengajarkan apa yang mereka yakini dengan cara yang cukup keras. Bahkan pendakwah tersebut sampai diamankan oleh pihak kepolisian. Jika pendakwah tersebut tidak membahayakan keutuhan bangsa pastinya pihak kepolisian tidak sampai menangkap mereka.
Penyebab lainnya yang dapat menyebabkan suatu tindakan radikalisme adalah adanya rasa ketidakadilan sosial, ekonomi atau bahkan dari segi politik. Menurut pendapat dari Turmudi dan Sihbudi yang menyebabkan suatu tindakan radikalisme di Indonesia adalah dipicu karena persoalan yang dialami oleh bangsa itu sendiri dan juga adanya campur tangan dari pihak luar negeri yang mempunyai kepentingan untuk memojokan kehidupan politik Umat Islam. Salah satu konflik yang disebabkan oleh masalah dalam negeri sendiri adalah konflik yang terjadi di Poso pada tahun 1998-2001. Konflk ini terjadi karena ketidakpuasan masyarakat asli dengan kedatangan pendatang yang mayoritas beragama Islam.
Konflik tersebut terjadi karena adanya perpindahan kepemilikan lahan kepada para pendatang yang kemudian membuat para pendatang memperoleh keuntungan finansial. Sedangkan dari kalangan penduduk asli merasa dirugikan dengan kebijakan tersebut. Hal ini ditambah dengan kepentingan politik yaitu, mereka yang merupakan para elit politik yang beragama kristen merasa pengaruh mereka berkurang seiring dengan meningkatnya status sosial dan ekonomi pendatang muslim. Masalah tersebut kemudian membuat mereka yang mempunyai perbedaan suku, etnis dan agama mudah sekali di provokasi.
Berbagai masalah yang terjadi pastinya mempunyai dampak terhadap masayarakat sekitar yang mengalami konflik atau bahkan bisa saja meluas seluruh negeri. Hak tersebut tentu saja dapat terjadi jika organisasi tersebut mempunyai cukup besar anggota yang dapat membuat suatu pergerakan membahayakan untuk negara tersebut. Tapi seperti yang dikatakan diatas pemerintah berindak dengan cepat yang membuat pergerakan mereka tidak sampai terlalu luas dan membahayakan keutuhan Bangsa Indonesia.
Adapun tindakan radikalisme tidak hanya dari Agama Islam saja. Hal tersebut pernah terjadi diberbagai negara, seperti peristiwa pengeboman yang terjadi di Gujarat, India pada tanggal 29 September 2008 yang memakan korban mayoritas beragama Islam. Dalam kejadian tersebut memakan korban jiwa sebanyak 8 orang meninggal dunia dan melukai 80 orang. Menurut otoritas setempat, peristiwa tersebut dilakukan oleh kelompok garis keras dengan berlatar belakang Agama Hindu.
Baca juga: Pendidikan Pesantren Dalam Menangkal Radikalisme dan Ekstrimesme
Radikalisme Pada Era Digital
Pada zaman yang mempunyai perkembangan tekonologi sangat cepat menyebabkan apapun dapat dilakukan hanya berdiam diri di rumah saja. Hal ini juga dapat dilakukan oleh mereka yang ingin menyebarkan pemahaman radikalisme melalui media sosial atau melalui aplikasi berbagi vidio lainnya. Media internet merupakan salah satu cara untuk membuat propaganda, membangun sebuah jaringan, media untuk berkomunikasi antar anggota dan juga untuk mencari anggota baru.
Seperti yang dikatakan diatas, perkembangan teknologi yang semakin cepat merupakan salah satu alasan semakin pesatnya perkembangan organisasi yang berpotensi untuk melakukan tindakan radikalisme. Potensi ini pasti akan semakin besar karena berbagai macam cara untuk menyembunyikan operasi organisasi tersebut dari pihak yang berwenang. Karena kebanyakan organisasi yang diadili oleh pihak berwenang adalah mereka yang sudah melakukan pergerkan secara nyata dan tidak mengetahui bagaimana dan dimana mereka berkomunikasi.
Kesimpulan
Sejak zaman dahulu selalu ada sebuah tindakan yang membahayak suatu bangsa, Hal ini tidak hanya terjadi di Indoensia saja. Contohnya adalah pengeboman yang terjadi di Gujarat India yang menewaskan 8 orang dan melukai 80 orang lainnya. Dalam kasus ini yang membuat tindakan bukan warga muslim yang selalu dikaitkan ketika adanya sebuah peristiwa kriminal yang mempunyai potensi untuk membahayakan suatu bangsa. Tapi kekhawatiran mereka terhadap Islam pastinya mempunyai sebuah alasan. Salah satunya adalah ketika menara kembar yang ada di New York mengalami ledakan dikarenakan empat pesawat yang dikuasai oleh Kelompok Militan Al-Qaeda menabrakkannya ke gedung tersebut. Mungkin ini adalah salah satu alasan ketika sebuah kejadian teroris atau tindakan kriminal lainnya dikaitkan dengan Islam.
Sedangkan di Indonesia sendiri juga cukup banyak kejadian yang menyebabkan kericuan publik karena tindakan mereka cukup membahayakan keutuhan bangsa. Seperti yang penulis katakan diatas, kejadian terbaru adalah pawai yang dilakukan oleh sekelompok orang dan menyebarkan paham mereka. Tapi pada akhirnya semua kejadian tersebut sudah diamankan oleh pihak yang berwenang.
Penulis: Mohammad Tri Edi Saputro
Refrensi:
Yanuarti, Eka. Karolina, Asri dan Sari, Devi Purnama. 2019. Peran Pemerintah Dalam Mencegah Tindakan Radikalisme Melalui Pendidikan Multikultural. (Bengkulu; Jurnal Kependudukan Islam, Vol. 5, No. 2).
Khoir, Anan Bahrul. 2021. Radikalisme Dan Aparatur Sipil Negara: Faktor Penyebab Dan Upaya Pemerintah Menangani Radikalisme Pada Aparatur Sipil Negara Di Indonesia. Jurnal Ilmu Administrasi Vol. 12, no 2.
Damaryanti, Angel. 2010. Radikalisme Pada Komunitas Non-Islam. Jakarta.
Zamzamy, Ahmad. 2019. Menyoal Radikalisme Di Media Digital. Vol 5. No 1. Surabaya.
Natalia, Angga. 2022. Faktor-Faktor Penyebab Radikalisme Dalam Beragama (Kajian Sosiologi Terhadap Pluralisme Agama Di Indonesia). 2016 Joy Andre. Ratusan Anggota Khilafatul Muslimin Di Bekasi Baca Ikrar Setia Pada Pancasila Dan NKRI. (Bekasi: Kompas.com).
Nurjannah. 2013. Faktor Pemicu Munculnya Radikalisme Islam Atas Nama Dakwah. Yogyakarta. Jurnal Dakwah, Vol. XIV, No.2.